Semua catatan menunjukkan Reguilon piawai menyerang namun lemah bertahan. Pilihan tidak mudah bagi formasi Mourinho.
Tottenham Hotspur resmi mendatangkan kembali mantan bintangnya di masa lampau, Gareth Bale dari Real Madrid, di samping itu mereka juga merekrut sosok bek kiri yang enerjik, Sergio Reguillon yang juga berasal dari Madrid.
Reguillon merupakan produk akademi Real Madrid yang patut dicontoh pemain muda lainnya. Sejak usia 8 tahun dia telah berada di Real Madrid hingga tahun 2015, kemudian dia bergabung dengan tim Divisi B Segunda, UD Logrones dengan status pinjaman.
18 bulan setelah penampilannya di UD Logrones, bek sayap itu akhirnya diberi kesempatan untuk kembali ke Real Madrid meski masih harus bermain untuk Real Madrid Castilla.
Pada musim 2018/19 Reguilon akhirnya masuk ke tim utama Madrid dengan bermain sebanyak 15 kali yang pada saat ia bersaing dengan Marcelo untuk menempati posisi bek sayap kiri.
Lompatan dari tim yang kesulitan di kasta ketiga sepak bola Spanyol untuk menjadi starter di salah satu klub terbesar Eropa dalam waktu sesingkat itu, mungkin mengejutkan beberapa orang.
Namun mantan rekan setim Reguilon di UD Logrones tidak memiliki keraguan tentang kemana arah kariernya. Miguel Martinez memberi tahu MARCA bahwa, "Ratusan pemain keluar dari Castilla ke Segunda B. Namun, pemain gagal mencapai potensinya karena mereka tidak memiliki keyakinan untuk berhasil, Reguilon berbeda."
Tekad baja Reguilon tersebut membantunya untuk kembali ke pangkuan Madrid, tetapi dengan kepergian Santiago Solari dan kedatangan Zinedine Zidane, ia memiliki peluang yang semakin tipis.
Penandatanganan Ferland Mendy musim panas lalu menjadi penyebab selanjutnya, Reguilon akhirnya dikirim dengan status pinjaman ke Sevilla.
Finis di zona Liga Champions dan kemenangan di Liga Eropa menandai musim yang luar biasa bagi klub Andalusia, demikian pula bagi Reguilon yang tampil menawan sepanjang musim.
Ke depan, Reguilon adalah salah satu full-back paling potensial di Spanyol. Dalam sistem 4-3-3 Lopetegui, full back mengokupasi sisi sayap untuk menciptakan kelebaran, kecuali pemain sayap kiri sudah ditempatkan di luar, maka Reguilon akan melakukan under lapping ke dalam.
Berkat tinggi badan 178 cm membuatnya memiliki kecepatan terutama dalam membawa bola melalui dribbling.
Hanya 8 pemain lain di La Liga yang lebih banyak menguasai bola darinya. Selain itu, dribel suksesnya mencapai 1,43 per 90 menit, sangat mengungguli 0,48 dribel sukses dari bek kiri milik Tottenham, Ben Davies per 90 menit.
Reguilon juga sangat efektif ketika dia mencapai sepertiga lapangan akhir. Operan kunci pemain asal Spanyol itu mencapai 1,47 per 90 menit adalah yang tertinggi ke-5 dari semua bek di La Liga.
Sevilla adalah salah satu tim dengan penguasaan bola terbanyak di liga musim lalu. Seperti yang dapat dilihat dari volume operan kunci yang tinggi per 90 menit, artinya Reguilon memiliki kemampuan melakukan umpan-umpan yang berpotensi menjadi gol meski akurasi operannya hanya 79,7%.
Lopetegui memberikan arahan kepada para full-backnya untuk memberikan lebih banyak umpan silang ke dalam kotak penalti, alhasil Jesus Navas mengumpulkan paling banyak operan ke kotak penalti di liga dengan 193 operan. Meskipun Reguilon hanya berhasil mencetak setengahnya, dia masih menjadi yang paling dominan ke-7 di La Liga.
Reguilon juga menjadi yang paling sukses saat melakukan crossing rendah ke dalam kotak penalti. Faktanya, 3 dari 5 assistnya di semua kompetisi musim lalu terjadi melalui bola-bola rendah yang dikirim dari sisi kiri.
Tapi, pada akhirnya seorang bek akan dinilai berdasarkan kinerja mereka dalam menghentikan lawan, terutama di bawah manajemen Jose Mourinho.
Reguilon mencatatkan 1,18 tekel sukses per 90 menit, mungkin tidak tampak terlalu agresif, tetapi mengingat berapa banyak penguasaan bola yang dimiliki Sevilla musim lalu (58,4%), maka tentu saja para pemain bertahan akan membuat lebih sedikit tekel.
Dalam sistem Lopetegui, Reguilon akan sering mendorong dan menekan bek kanan lawan, atau gelandang kanan, sementara Jesus Navas tetap dalam posisi yang lebih konservatif.
Gaya permainan Reguilon yang beroktan tinggi dapat bermanfaat dalam menekan lawan dengan cepat untuk memenangkan bola kembali.
Reguilon menyelesaikan lebih dari dua kali lipat jumlah tekel dan intersep daripada Navas musim lalu. Meskipun demikian, keinginannya untuk memenangkan bola dapat menyebabkan lawan yang lebih baik memainkan bola di sekitarnya, dan kemudian mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Sevilla.
Hal ini menjadi sorotan utama dimana penyelesaian tekel Reguilón yang biasa-biasa saja, yakni 46% saat menghadapi pemain dribbling atau 4% lebih rendah dari total Navas.
Postur tubuh Reguilon yang tak terlalu tinggi dan terlihat kurang atletis juga berarti bahwa ia dapat didominasi saat duel-duel di udara.
Tingkat keberhasilannya 55% dalam duel udara adalah bukti bahwa ia tak terlalu lemah dalam hal itu meski tak ditunjang postur tubuh yang memadai, tapi ini adalah penurunan yang sangat signifikan daripada Ben Davies yang memenangkan lebih dari 65% duel udara musim lalu.
Menanti Kepiawaian Mourinho
Setiap pemain pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula bagi Reguilon, namun yang akan menentukan di sini adalah bagaimana Jose Mourinho menyiapkan sistem yang terbaik untuknya.
Selama waktunya di Tottenham sejauh ini, Mourinho biasanya menggunakan formasi 4-3-2-1 dengan menggunakan bek sayap kanan untuk mendukung serangan, sementara bek kiri Ben Davies tetap dalam posisi yang lebih defensif untuk membentuk poros tiga bek.
Tampaknya tidak mungkin bahwa Mourinho bersedia mengerahkan dua bek sayap sekaligus untuk aktif menyerang yang artinya baik Reguilon dan Matt Doherty salah satunya harus lebih bermain bertahan.
Kedatangan Reguilon berpotensi bertentangan dengan gaya permainannya yang lebih konservatif, apalagi bek tengah Tottenham tidak cukup cepat untuk menutupi posisi full-back yang naik membantu serangan.
Solusi potensialnya adalah menggunakan Ben Davies sebagai bek tengah ketiga di sistem tiga bek, yang artinya akan menutupi area Reguilon jika sedang dieksploitasi oleh lawan.
Tottenham akan mendapatkan keuntungan dari kelincahan dan kualitas menyerang Reguilon, sementara kelemahannya dalam duel udara dan menjaga pertahanan dapat ditutupi.
Tidak diragukan lagi, kembalinya Gareth Bale ke London utara menarik perhatian media. Tapi, akan naif untuk mengabaikan signifikansi yang dimiliki Sergio Reguilon.
Jika dia bisa menerjemahkan performanya untuk Sevilla ke Liga Premier, maka fans Spurs mungkin akan memuja kaki kiri asal Spanyol itu sepanjang musim ini.
Reguillon merupakan produk akademi Real Madrid yang patut dicontoh pemain muda lainnya. Sejak usia 8 tahun dia telah berada di Real Madrid hingga tahun 2015, kemudian dia bergabung dengan tim Divisi B Segunda, UD Logrones dengan status pinjaman.
BACA FEATURE LAINNYA
15 Klub dengan Total Nilai Pasar Pemain Tertinggi di Dunia
15 Klub dengan Total Nilai Pasar Pemain Tertinggi di Dunia
Tekad baja Reguilon tersebut membantunya untuk kembali ke pangkuan Madrid, tetapi dengan kepergian Santiago Solari dan kedatangan Zinedine Zidane, ia memiliki peluang yang semakin tipis.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Aktivitas Robert Alberts Selain Melatih Persib Bandung, Jadi Youtuber
Kisah Aktivitas Robert Alberts Selain Melatih Persib Bandung, Jadi Youtuber
Finis di zona Liga Champions dan kemenangan di Liga Eropa menandai musim yang luar biasa bagi klub Andalusia, demikian pula bagi Reguilon yang tampil menawan sepanjang musim.
Berkat tinggi badan 178 cm membuatnya memiliki kecepatan terutama dalam membawa bola melalui dribbling.
Reguilon juga sangat efektif ketika dia mencapai sepertiga lapangan akhir. Operan kunci pemain asal Spanyol itu mencapai 1,47 per 90 menit adalah yang tertinggi ke-5 dari semua bek di La Liga.
Sevilla adalah salah satu tim dengan penguasaan bola terbanyak di liga musim lalu. Seperti yang dapat dilihat dari volume operan kunci yang tinggi per 90 menit, artinya Reguilon memiliki kemampuan melakukan umpan-umpan yang berpotensi menjadi gol meski akurasi operannya hanya 79,7%.
Lopetegui memberikan arahan kepada para full-backnya untuk memberikan lebih banyak umpan silang ke dalam kotak penalti, alhasil Jesus Navas mengumpulkan paling banyak operan ke kotak penalti di liga dengan 193 operan. Meskipun Reguilon hanya berhasil mencetak setengahnya, dia masih menjadi yang paling dominan ke-7 di La Liga.
Reguilon juga menjadi yang paling sukses saat melakukan crossing rendah ke dalam kotak penalti. Faktanya, 3 dari 5 assistnya di semua kompetisi musim lalu terjadi melalui bola-bola rendah yang dikirim dari sisi kiri.
Tapi, pada akhirnya seorang bek akan dinilai berdasarkan kinerja mereka dalam menghentikan lawan, terutama di bawah manajemen Jose Mourinho.
Reguilon mencatatkan 1,18 tekel sukses per 90 menit, mungkin tidak tampak terlalu agresif, tetapi mengingat berapa banyak penguasaan bola yang dimiliki Sevilla musim lalu (58,4%), maka tentu saja para pemain bertahan akan membuat lebih sedikit tekel.
Dalam sistem Lopetegui, Reguilon akan sering mendorong dan menekan bek kanan lawan, atau gelandang kanan, sementara Jesus Navas tetap dalam posisi yang lebih konservatif.
Gaya permainan Reguilon yang beroktan tinggi dapat bermanfaat dalam menekan lawan dengan cepat untuk memenangkan bola kembali.
Reguilon menyelesaikan lebih dari dua kali lipat jumlah tekel dan intersep daripada Navas musim lalu. Meskipun demikian, keinginannya untuk memenangkan bola dapat menyebabkan lawan yang lebih baik memainkan bola di sekitarnya, dan kemudian mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Sevilla.
Hal ini menjadi sorotan utama dimana penyelesaian tekel Reguilón yang biasa-biasa saja, yakni 46% saat menghadapi pemain dribbling atau 4% lebih rendah dari total Navas.
Postur tubuh Reguilon yang tak terlalu tinggi dan terlihat kurang atletis juga berarti bahwa ia dapat didominasi saat duel-duel di udara.
Tingkat keberhasilannya 55% dalam duel udara adalah bukti bahwa ia tak terlalu lemah dalam hal itu meski tak ditunjang postur tubuh yang memadai, tapi ini adalah penurunan yang sangat signifikan daripada Ben Davies yang memenangkan lebih dari 65% duel udara musim lalu.
Menanti Kepiawaian Mourinho
Setiap pemain pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula bagi Reguilon, namun yang akan menentukan di sini adalah bagaimana Jose Mourinho menyiapkan sistem yang terbaik untuknya.
Selama waktunya di Tottenham sejauh ini, Mourinho biasanya menggunakan formasi 4-3-2-1 dengan menggunakan bek sayap kanan untuk mendukung serangan, sementara bek kiri Ben Davies tetap dalam posisi yang lebih defensif untuk membentuk poros tiga bek.
Tampaknya tidak mungkin bahwa Mourinho bersedia mengerahkan dua bek sayap sekaligus untuk aktif menyerang yang artinya baik Reguilon dan Matt Doherty salah satunya harus lebih bermain bertahan.
Kedatangan Reguilon berpotensi bertentangan dengan gaya permainannya yang lebih konservatif, apalagi bek tengah Tottenham tidak cukup cepat untuk menutupi posisi full-back yang naik membantu serangan.
Solusi potensialnya adalah menggunakan Ben Davies sebagai bek tengah ketiga di sistem tiga bek, yang artinya akan menutupi area Reguilon jika sedang dieksploitasi oleh lawan.
Tottenham akan mendapatkan keuntungan dari kelincahan dan kualitas menyerang Reguilon, sementara kelemahannya dalam duel udara dan menjaga pertahanan dapat ditutupi.
Tidak diragukan lagi, kembalinya Gareth Bale ke London utara menarik perhatian media. Tapi, akan naif untuk mengabaikan signifikansi yang dimiliki Sergio Reguilon.
Jika dia bisa menerjemahkan performanya untuk Sevilla ke Liga Premier, maka fans Spurs mungkin akan memuja kaki kiri asal Spanyol itu sepanjang musim ini.