Semoga bisa jadi pelajaran..
Komite Disiplin Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) resmi menjatuhkan sanksi kepada Indonesia dan Thailand yang beberapa waktu lalu ribut-ribut dalam pertandingan final SEA Games 2023.
Sanksi apakah yang diberikan, siapa saja yang terkena sanksi tersebut dan siapakah yang mendapat sanksi lebih berat?
Komdis AFC telah mengeluarkan putusan pada Kamis (13/7) dini hari WIB. Dalam putusannya AFC bukan saja menghukum pemain, staf pelatih, dan ofisial tetapi juga termasuk Federasi Sepak Bola Thailand (FAT).
Mereka yang menerima sanksi adalah kiper Thailand Soponwit Rakyart, lalu pelatih kiper Prasobchoke Chokemor, Pattarawut Wongsriphuek (ofisial), dan Mayeid Mad-Adam (ofisial).
Empat orang itu dinyatakan melakukan pelanggaran serius terhadap Pasal 47 Kode Disiplin dan Etik AFC dan imbasnya mendapat larangan bersama tim selama enam pertandingan dan denda US$1000 atau sekitar Rp14 juta.
Selain itu tiga pemain Tim Gajah Perang lainnya juga tidak luput dari sanksi karena terlibat dalam keributan yang terjadi. Ketiga pemain itu adalah Chayapipat Supunpasuch, Puracchet Todsanit, dan Thirapak Prueangna.
Ketiganya dihukum larangan bermain selama enam pertandingan. Sanksi yang sama persis juga dijatuhkan kepada asisten pelatih Bamrung Boonprom.
Selain itu AFC juga menjatuhkan hukuman denda US$10.000 atau sekitar Rp149 juta kepada FAT karena melanggar pasal 51.1 Kode Disiplin dan Etik AFC.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Sanksi yang diberikan ke Indonesia tidak lebih parah dari yang didapat Thailand. Sanksi dijatuhkan kepada pemain, staf pelatih, dan ofisial.
Mereka yang mendapat sanksi adalah tiga pemain Timnas Indonesia U-22 yakni Titan Agung, Komang Teguh Trisnanda, dan Muhammad Taufany.
Sementara itu yang lainnya ada asisten pelatih Sahari Gultom dan tiga ofisial yaitu Tegar Diokta Andias, Ahmad Nizar Caesarea Noor, dan Muhni Toid Sarnadi.
Untuk Titan Agung dan Komang Teguh dijatuhi sanksi larangan bermain dalam enam pertandingan plus denda US$1000 atau sekitar Rp14 juta. Sanksi yang sama juga diberikan kepada ofisial Tegar Diokta Andias dan pelatih kiper Sahari Gultom.
Sedangkan Taufany, Ahmad Nizar, dan Muhni disanksi tak bisa bersama Timnas Indonesia U-22 dalam enam pertandingan. Sanksi tersebut didasarkan pada pasal 51 Kode Disiplin dan Etik AFC yang berkaitan dengan keributan dalam pertandingan.
Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk masing-masing kesebelasan.
Sanksi apakah yang diberikan, siapa saja yang terkena sanksi tersebut dan siapakah yang mendapat sanksi lebih berat?
Ketiganya dihukum larangan bermain selama enam pertandingan. Sanksi yang sama persis juga dijatuhkan kepada asisten pelatih Bamrung Boonprom.
Sanksi yang diberikan ke Indonesia tidak lebih parah dari yang didapat Thailand. Sanksi dijatuhkan kepada pemain, staf pelatih, dan ofisial.
Sementara itu yang lainnya ada asisten pelatih Sahari Gultom dan tiga ofisial yaitu Tegar Diokta Andias, Ahmad Nizar Caesarea Noor, dan Muhni Toid Sarnadi.
Untuk Titan Agung dan Komang Teguh dijatuhi sanksi larangan bermain dalam enam pertandingan plus denda US$1000 atau sekitar Rp14 juta. Sanksi yang sama juga diberikan kepada ofisial Tegar Diokta Andias dan pelatih kiper Sahari Gultom.
Sedangkan Taufany, Ahmad Nizar, dan Muhni disanksi tak bisa bersama Timnas Indonesia U-22 dalam enam pertandingan. Sanksi tersebut didasarkan pada pasal 51 Kode Disiplin dan Etik AFC yang berkaitan dengan keributan dalam pertandingan.
Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk masing-masing kesebelasan.