Dia bukan pelatih sembarangan. Dia pelatih timnas Kosta Rika. Dia mantan pemain timnas Uruguay.
Biasanya, pelatih sepakbola berhenti menangani sebuah klub karena kontraknya habis, gagal memenuhi target, atau berselisih dengan manajemen. Tapi, alasan yang tidak biasa diungkapkan Gustavo Matosas ketika memutuskan mundur dari tim nasional Kosta Rika. Dia mengaku bosan!
Gustavo Cristian Matosas Paidon dilahirkan di Buenos Aires, 27 Mei 1967. Mantan gelandang itu bermain di sejumlah klub Amerika Selatan, Spanyol, China, hingga Meksiko. Meski lahir di Argentina, dia memilih membela tim nasional Uruguay pada 1987-1992 dengan 7 caps dan 1 gol.
Setelah pensiun pada 21, Matosas mengambil lisensi kepelatihan dan dinyatakan lulus dengan sertifikat COMEBOL Pro. Dia lalu terjun menjadi pelatih pada 2002 dengan klub pertama yang ditukangi adalah Villa Espanola di Uruguay.
Debut sebagai pelatih berjalan lancar sehingga Matosas mendapatkan sejumlah tawaran menukangi klub lain. Dia kemudian membesut Plaza Colonia, Rampla Juniors, Danubio, Penarol, Bella Vista, Universidad de San Martin, Queretaro, Leon, Club America, Atlas, Al-Hilal, Cerro Porteno, hingga Estudiantes de La Plata.
Dengan pengalaman segudang melatih klub, Matosas memutuskan menerima tantangan sebagai pelatih tim nasional. Pria berusia 53 tahun itu setuju mengambil tugas sebagai arsitek Kosta Rika sejak 10 Oktober 2018. Hasilnya, dia hanya bertahan hingga 5 September 2019.
Mundurnya Matosas bukan karena hasil yang buruk. Bukan pula masalah gaji atau konfilk dengan pengurus. Dia mundur karena dilanda kebosanan akut. Berbeda dengan klub yang bertemu dan melatih para pemain setiap hari, menjadi nakhoda timnas berarti ada jeda waktu yang cukup lama. Pertandingan antarnegara berselisih 1-2 bulan.
"Saya menyadari bahwa di timnas saya merasa tidak produktif. Meski saya membunuh waktu saya dengan menonton video pertandingan, itu tidak cukup. Bukan pekerjaan itu yang ingin saya lakukan," ujar Matosas saat mengumumkan pengunduran dirinya, dilansir The Guardian.
Matosas mengaku pekerjaan barunya di Kosta Rika tidak sesuai dengan kepribadiannya. "Sulit untuk tidak bertemu pemain saya setiap hari dan untuk melatih mereka. Saya hanya memiliki pemain selama seminggu setiap dua bulan dan itu membunuh saya. Saya tidak tahu itu sangat sulit. Saya pikir saya akan mampu menahannya," ungkap Matosas.
"Saya tidak pernah tahu jika menjadi pelatih timnas itu sangat membosankan. Saya tidak menyesalinya dan saya tidak meninggalkan frustrasi karena saya telah memberikan yang terbaik. Saya tidak akan mengelola timnas. Saya tidak ingin memiliki pemain setiap dua bulan. Pekerjaan ini (melatih timnas) bukan untuk saya," tambah Matosas.
Setelah pergi meninggalkan Kosta Rika, Matosas kembali kepada kebiasaan lamanya. Dia melatih klub asal Meksiko, Atletico San Luis. Di klub itu, Matosas mulai melatih 6 September 2019 dan berakhir 19 November 2019. Dalam periode yang singkat itu, dia hanya menghasilkan 3 kemenangan dari 7 laga.
Saat ini Matosas masih menganggur. Dirinya membuka pintu lebar-lebar kepada klub peminat yang hendak menggunakan jasanya. "Saya sangat mencintai pekerjaan ini, terutama melatih klub. Saya berharap bisa segera kembali ke lapangan dalam waktu dekat," ucap Matosas.
Sebagai pelatih, Matosas sebenarnya memiliki prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bersama Danubio, dia mampu mempersembahkan gelar juara Liga Uruguay 2006/2007. Saat itu, klubnya unggul 2 poin dari Penarol di klasemen akhir.
Sukses Matosas juga terjadi di Liga Meksiko. Bersama Leon, sosok berpostur 180 cm itu menjuarai Divisi II Clausura 2012 sehingga berhak atas tiket promosi ke Liga MX 2013. Di kasta tertinggi kompetisi Negeri Sombrero, Leon langsung bersinar. Mereka menjuarai Apertura 2013 dan Clausura 2014.
Keberhasilan di Leon mengatarkan Matosas melatih klub elite Meksiko, Club America. Tim yang berbasis di Mexico City tersebut diantarkan menjuarai Liga Champions CONCACAF 2014/2015. Saat itu mereka mengalahkan Montreal Impact (Kanada) dengan agregat 5-3 (1-1, 4-2) di laga puncak.
Ketika menjadi pemain, Matosas juga membantu Penarol menjuarai Liga Uruguay 1985 dan 1986, serta Copa Libertadores 1987. Dia juga menjadi anggota La Celeste ketika menjuarai Copa America 1987 lewat kemenangan 1-0 atas Chile di Buenos Aires.
Gustavo Cristian Matosas Paidon dilahirkan di Buenos Aires, 27 Mei 1967. Mantan gelandang itu bermain di sejumlah klub Amerika Selatan, Spanyol, China, hingga Meksiko. Meski lahir di Argentina, dia memilih membela tim nasional Uruguay pada 1987-1992 dengan 7 caps dan 1 gol.
BACA BERITA LAINNYA
Kemenangan Paling Beruntung Manchester United, Penalti Usai Peluit Akhir Wasit
Kemenangan Paling Beruntung Manchester United, Penalti Usai Peluit Akhir Wasit
"Saya menyadari bahwa di timnas saya merasa tidak produktif. Meski saya membunuh waktu saya dengan menonton video pertandingan, itu tidak cukup. Bukan pekerjaan itu yang ingin saya lakukan," ujar Matosas saat mengumumkan pengunduran dirinya, dilansir The Guardian.
BACA FEATURE LAINNYA
Line Up XI Rekrutan Terburuk Chelsea, Terparah Djilobodji dan Baba Rahman
Line Up XI Rekrutan Terburuk Chelsea, Terparah Djilobodji dan Baba Rahman
"Saya tidak pernah tahu jika menjadi pelatih timnas itu sangat membosankan. Saya tidak menyesalinya dan saya tidak meninggalkan frustrasi karena saya telah memberikan yang terbaik. Saya tidak akan mengelola timnas. Saya tidak ingin memiliki pemain setiap dua bulan. Pekerjaan ini (melatih timnas) bukan untuk saya," tambah Matosas.
Saat ini Matosas masih menganggur. Dirinya membuka pintu lebar-lebar kepada klub peminat yang hendak menggunakan jasanya. "Saya sangat mencintai pekerjaan ini, terutama melatih klub. Saya berharap bisa segera kembali ke lapangan dalam waktu dekat," ucap Matosas.
Sukses Matosas juga terjadi di Liga Meksiko. Bersama Leon, sosok berpostur 180 cm itu menjuarai Divisi II Clausura 2012 sehingga berhak atas tiket promosi ke Liga MX 2013. Di kasta tertinggi kompetisi Negeri Sombrero, Leon langsung bersinar. Mereka menjuarai Apertura 2013 dan Clausura 2014.
Keberhasilan di Leon mengatarkan Matosas melatih klub elite Meksiko, Club America. Tim yang berbasis di Mexico City tersebut diantarkan menjuarai Liga Champions CONCACAF 2014/2015. Saat itu mereka mengalahkan Montreal Impact (Kanada) dengan agregat 5-3 (1-1, 4-2) di laga puncak.
Ketika menjadi pemain, Matosas juga membantu Penarol menjuarai Liga Uruguay 1985 dan 1986, serta Copa Libertadores 1987. Dia juga menjadi anggota La Celeste ketika menjuarai Copa America 1987 lewat kemenangan 1-0 atas Chile di Buenos Aires.