Kisah hidup yang sulit ketika kanak-kanak benar-benar membuat Lukaku menjadi pribadi bermental baja.
Siapa bilang Romelu Lukaku hanya memiliki kemampuan bermain sepakbola? Penyerang Inter Milan asal Belgia tersebut ternyata juga sangat mahir dalam bermusik. Dia penggemar rap dan hip hop.

Lukaku mengawali karier di  sepakbola profesional bersama klub elite Belgia, Anderlecht. Dia sempat dinilai sebagai salah satu bakat terbaik Belgia pada masa tersebut. Akibatnya, Chelsea datang dengan proposal menggiurkan pada 2011. Dia bergabung dengan klub bergelimang bintang itu.

Sayang, di musim perdananya, Lukaku gagal bersinar lantaran hanya bermain 12 kali dan tidak mencetak gol. Setelah itu, dia menjalani masa peminjaman bersama West Bromwich Albion dan Everton. Sebagai pemain pinjaman, Lukaku justru tampil membanggakan. Dia lebih berguna dibanding saat bermukim di Chelsea.

Berkat aksi yang bagus, The Toffees akhirnya mempermanenkan status Lukaku. Karier Lukaku pun kembali bagus sampai akhirnya Manchester United tertarik. Tapi, dia hanya bertahan dua musim karena dinilai mandul. Sejak awal musim 2019/2020, Lukaku bermain di Stadio Giuseppe Meazza membela I Nerazzurri.

Saat di MU, Lukaku banyak mendapatkan kritik karena mandul. Untuk menghilangkan stres, dia menjadikan musik sebagai aktivitas sampingan. Hasilnya, sangat memuaskan. Jauh lebih memuaskan dari aksi bersama The Red Devils.

Berkolaborasi dengan rapper dari negara asalnya, The Color Grey, Lukaku merilis lagu berjudul New Levels. Proyek itu disponsori Puma dengan tujuan sosial. Sebab, lirik lagu itu menggambarkan kehidupan Lukaku pada masa kanak-kanak di kampung halamannya di Antwerp.

Antwerp sebenarnya merupakan salah satu kota besar di Belgia. Tapi, Lukaku berasal dari keluarga miskin sehingga hidup menderita. Sejak kecil, dia harus berjuang melawan kemiskinan untuk mengubah hidup agar lebih baik di masa depan. Dalam situasi prihatin, Lukaku justru memiliki melakukan hal positif dengan memilih olahraga.

"Rom adalah contoh terbaik bagi anak muda yang berasal dari latar belakang yang sama (miskin) dan ingin mencapai ambisinya. Dia sangat bertalenta. Tapi, karena saya telah mengenalnya, dia selalu bergegas dan bekerja keras demi mencapai mimpinya. Dia sosok yang pantas dijadikan panutan anak-anak muda masa kini," kata The Color Grey ketika itu, dikutip Sportskeeda.

Saat diluncurkan, kolaborasi Lukaku dengan The Color Grey mendapatkan sambutan meriah penggemar musik hip hop. Mereka membeli CD lagu tersebut dan mengunduh yang ada di format digital.

Karya Lukaku juga sempat mengundang reaksi positif dari rekan-rekan setimnya saat di MU. Salah satunya Jesse Lingard. Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial kala itu, Lingard memparodikan aksi Lukaku saat merekam nyanyiannya di salah satu studio rekaman.

"Itu lagu yang keren. Saya tidak menyangka jika dia bisa menciptakan sebuah lagu yang sangat hebat," kata Lingard.

Kisah hidup yang sulit ketika kanak-kanak benar-benar membuat Lukaku menjadi pribadi bermental baja. Hal itu bisa dilihat dari kariernya sebagai pesepak bola profesional yang penuh jalan berliku. Bahkan, ketika dianggap sukses di Inter, hambatan tetap ada. Salah satunya cedera.

Inter mendapat kabar buruk jelang laga Serie A versus Parma, Sabtu (31/10/2020) malam WIB. Pemain asal Belgia itu cedera paha setelah bermain penuh melawan Shakhtar Donetsk di Liga Champions, Rabu (28/10/2020) dini hari WIB. Ketika itu, skornya imbang tanpa gol.

Saat itu, ketika pertandingan akan berakhir, Lukaku  terjatuh dan merasakan sakit di paha. Inter langsung memeriksa kondisi Lukaku setibanya di Italia. Hasilnya, tim medis meminta Antonio Conte mengistirahatkan Lukaku saat melawan Parma. Jika masih sakit, potensi sang striker absen saat Inter bertemu Real Madrid di Liga Champions juga besar.

"Lukaku menjalani pemindaian di Humanitas Institute di Rozzano menyusul masalah yang timbul saat laga Liga Champions. Ada otot yang bermasalah di paha kirinya. Kondisinya akan terus diawasi setiap hari," bunyi pernyataan resmi tim medis Inter di situs I Nerazzurri.

Absennya, Lukaku melawan Parma dan Madrid tentu saja menjadi kerugian besar. Pasalnya, dia adalah pemain yang paling diunggulkan untuk menjebol jala lawan Inter setiap pekannya. Sejauh ini, dirinya sudah sanggup memproduksi 7 gol dari 6 pertarungan. Benar, Inter hanya mampu bermain 2-2 lawan Parma tanpa Lukaku.