Ketika Jerman bersiap menghadapi adu penalti melawan Argentina, perang dingin Kahn-Lehmann resmi berakhir. Berkat secarik kertas.
Di setiap era, sepakbola Jerman selalu muncul perdebatan mengenai kiper utama tim nasional. Sekarang, Manuel Neuer versus Marc-Andre ters Stegen. Dulu, Bodo Illgner kontra Andreas Koepke. Ada lagi Oliver Kahn dengan Jens Lehmann. Bahkan, persaingan Kahn-Lehmann masih dibicarakan hingga hari ini.

Kahn pertama kali menjadi sorotan media dan publik Jerman ketika dipinang klub papan atas, Bayern Muenchen, pada 1994/1995. FC Hollywood tertarik dengan penampilan Kahn bersama Karlsruher.

Pada usia 6 tahun, Kahn bergabung dengan Karlsruher. Itu adalah klub tempat ayahnya, Rolf bermain, bermain pada 1962-1965. Dia mulai sebagai pemain lapangan sebelum menjadi penjaga gawang. Kahn termasuk dalam skuad profesional tim pada musim 1987/1988.

Sempat menjadi cadangan Alexander Famulla, Kahn berubah menjadi kiper inti. Dia dianggap sebagai pemain kunci dan motivator dalam skuad Karlsruher yang mencapai semifinal di Piala UEFA 1993/1994.  Selama babak 16 besar mereka mengalahkan Valencia 7-0 pada leg kedua setelah kalah 1-3 di leg pertama.

Ternyata, penampilan membanggakan di Karlsruher menjadi awal dari terbukanya gerbang status "Legenda Bayern" yang disandang Der Titan hingga hari ini. Kahn pergi ke Bavaria pada musim panas 1994 dengan transfer 2,3 juta euro untuk mengisi tempat Raimond Aumann.

Total, 14 musim Kahn bermain untuk Bayern. Selama kurun waktu yang tidak sebentar tersebut, dia memainkan 632 pertandingan pada semua ajang. Mayoritas sebagai kiper utama. Hanya cedera dan hukuman kartu yang membuat Kahn harus duduk manis di tribun stadion.

Berbagai gelar juara, baik domestik maupun internasional, berhasil disumbangkan Kahn selama waktunya di Olympiastadion atau Allianz Arena, Muenchen. Di level lokal, kiper bernama lengkap Oliver Rolf Kahn tersebut, membawa Bayern memenangi 8 musim Bundesliga, 6 DFB-Pokal, dan 5 DFB-Ligapokal.

Untuk kompetisi internasional, Kahn menyumbangkan Liga Champions  2001/2002. Saat itu, Kahn menjadi pahlawan kemenangan Bayern lewat adu penalti atas Valencia. Kahn juga mampu mempersembahkan Piala UEFA 1995/1996 serta Piala Intercontinental 2001.

Prestasi Kahn di Bayern membuat para pelatih Der Panzer jatuh cinta. Mereka menjadikan dirinya pilihan utama di bawah mistar gawang Jerman. Dia ikut ke Piala Dunia 1994, 1998, 2002, dan 2006. Begitu pula Euro 1996, 2000, serta 2004. Ada lagi Piala Konfederasi 2005.

Setelah Illgner dan Koepke pensiun, Kahn mengambil alih nomor punggung 1 di Euro 2000 dan 2004, Piala Dunia 2002, serta Piala Konfederasi 2005. Saat Piala Dunia 2006 digelar di kandang, posisi Kahn digantikan Lehmann.

Kejadian unik pada 2006 itu bermula ketika Juergen Klinsmann menggantikan Rudi Voeller sebagai nakhoda Der Panzer. Mantan penyerang Bayern, Inter Milan, hingga Tottenham Hotspur tersebut memutuskan merotasi posisi kiper dengan memberi kesempatan Lehmann bergantian dengan Kahn. Tapi, Lehmann memakai No.1 dan Kahn No.12.

Sayang, keputusan berani itu justru memunculkan perang dingin. Apalagi, Klinsmann akhirnya memutuskan Lehmann menjadi kiper utama di Piala Dunia. Kahn semakin marah karena berencana pensiun setelah kompetisi.

Kahn, yang berharap kembali menjadi kiper utama, bertambah kecewa karena Lehmann ternyata tampil sangat bagus di Piala Dunia. Kiper Arsenal itu mampu bermain baik di fase grup. Jerman menang melawan Ekuador, Polandia, dan Kosta Rika. Der Panzer juga hanya menderita 2 gol. Begitu pula di babak 16 besar Swedia. Jerman menang 2-0.

Lalu, semuanya berubah di perempat final. Ketika Jerman bersiap menghadapi adu penalti melawan Argentina, perang dingin Kahn-Lehmann resmi berakhir. Sebuah pemandangan unik dan ikonik terjadi di lapangan.

Saat itu, kamera televisi menangkap momen ketika Kahn menghampiri Lehmann, menjabat tangan erat, dan mengucapkan beberapa kata. Bahkan, dia memberikan secarik kertas yang berisi analisis pergerakan para pemain Argentina ketika melakukan tendangan penalti.

Gambar yang ditayangkan di televisi di seluruh dunia dan layar raksasa di stadion itu langsung memunculkan tepuk tangan meriah ribuan fans Der Panzer.

"Oli menunjukkan diri sebagai kiper terbaik yang pernah dimiliki Jerman. Dia lebih mengutamakan kepentingan tim dibanding hasrat pribadinya. Hari ini, dia adalah pemenang yang sesungguhnya. Dia mengajarkan kepada semua orang tentang pentingnya sportivitas," ujar Klinsmann ketika itu, dikutip The Guardian.

Entah kebetulan atau mendapatkan semangat ekstra, Lehmann ternyata tampil tenang di babak tos-tosan. Jerman unggul 4-2 setelah empat eksekutornya menjebol jala Roberto Abbondanzieri. Sebaliknya, penampilan Lehmann menjadikan Roberto Ayala dan Esteban Cambiasso gagal mencetak gol.

Jerman lolos ke semifinal untuk menantang Italia. Tapi, 2006 memang tahunnya Gli Azzurri. Meski bermain baik dengan dukungan ribuan suporter, Jerman harus mengakui keunggulan Italia 0-2.



Lalu, di pertandingan perebutan posisi 3 melawan Portugal, kejutan dimunculkan Klinsmann. Sebagai bentuk penghargaan kepada Kahn yang akan pensiun dari timnas, starting line-up diberikan. Kahn bermain sejak menit pertama di depan 52.000 pasang mata yang memadati Gottlieb-Daimler-Stadion. Der Panzer unggul 3-1.

"Itu adalah pertandingan internasional terakhir saya. Saya tidak bisa mengharapkan pertandingan yang lebih baik dari itu sebagai penampilan terakhir untuk negara saya. Saat bermain untuk Jerman adalah luar biasa. Tapi, anda harus tahu kapan waktunya berhenti," kata Kahn saat itu, dilansir AFP.

Saat ini, Kahn sudah pensiun. Dia menghabiskan waktu luangnya dengan menjadi komentator pertandingan di televisi. Hal yang sama terjadi pada Lehmann. Dia juga sudah pensiun dan sempat bermain film. Bedanya, Lehmann juga tercatat sebagai asisten pelatih di Augsburg.