Persahabatan mereka putus di tengah jalan.
Izinkan kami bertanya satu hal. Pertanyaan begini, kira-kira bagaimana perasaan Anda saat tiba-tiba tidak digubris atau dalam bahasa kekinian dicuekin. Apalagi dicuekin oleh temzn dekat sendiri.
Marah, kesal, tidak percaya, atau merenung dan lantas instrospeksi diri? Kalimat terakhir mungkin terdengar lebih bijak, Anda memang patut merenung kira-kira apa yang menyebabkan sikapnya begitu. Tentu ada sebab ada akibat.
Kita bisa tarik ilustrasi di atas pada momen yang melibatkan Gary Neville dan Peter Schmeichel. Dua legenda sepak bola yang lama menghabiskan karier di Liga Premier itu pernah menjadi rekan satu tim selama beberapa tahun dan mereka memenangkan banyak trofi di Old Trafford.
Bukan hanya satu tim, dua pesepakbola ini dikenal akrab alias berteman dengan hangat. Namun tak selamanya kebersamaan itu abadi. Gary Neville sebagaimana yang kita tahu sampai dengan gantung sepatu masih tetap memperkuat Setan Merah. Ia dikenal karena loyalitasnya yang tak perlu diragukan lagi.
Sementara itu, Schmeichel meninggalkan United setelah musim yang hebat dengan raihan treble pada tahun 1999, lalu ayah dari Kasper Schmeichel ini menghabiskan dua tahun di Sporting CP di Liga Portugal sebelum kembali ke sepak bola Inggris bersama Aston Villa.
Setelah satu musim di Villa, dia bergabung dengan rival sekota United yakni Manchester City dengan status bebas transfer pada tahun 2002, dan dari sinilah cerita bermula.
Kejadian ini berlangsung pada 9 November musim 2002/3. Gary Neville sama sekali tidak punya waktu untuk jabat tangan dengan mantan rekan setimnya sekaligus sahabat lamanya itu, Peter Schmeichel. Saat itu ban kapten terpasang di lengan Schmeichel. Dia tampak senang menghampiri Gary yang juga kapten tim waktu itu.
Setelah sebelumnya menyalami salah satu wasit dan kiper United Fabien Barthez, Peter berjalan ke depan dan menepuk pundak Gary. Tapi saat mengetahui yang mengajak bersalaman adalah Peter Schmeichel, justru saudara Phil Neville itu memasang muka masam dan melengos begitu saja pergi ke sisi berlawanan.
Kejadian di terowongan Stadion Maine Road (kandang City yang terakhir dipakai musim 2003) tepat sebelum derby Manchester dimulai. Pada momen ini, kita jadi tahu bahwa kabar lalu tentang persahabatan mereka sama sekali tidak relevan.
Hasil Pertandingan
Derby itu tentu saja berjalan seru, tapi hasil akhir berpihak pada City yang menang 3-1 dan Neville membuat salah satu kesalahan terburuk dalam kariernya ketika dia mencoba melindungi bola, namun bola diserobot oleh Shaun Goater dan sebuah gol tercipta.
Sementara di sisi lain ujung lapangan, Schmeichel terlihat merayakan gol itu dan berteriak "Golll!".
Kenapa hal itu bisa terjadi?
Balik lagi ke topik awal, momen 'berharga' yang menggambarkan konflik antara Garry Neville dan Peter Schmeichel itu usut punya usut berakar dari keputusan Peter yang meninggalkan United dan itu menyisakan lubang bagi skuad. United kepayahan mencari pengganti Peter.
Meski saat itu telah berusia 35 tahun, Peter dinilai masih sanggup bermain di level terbaiknya. Peter memilih alasan yang sayangnya itu tidak dibuktikan dengan fakta.
Kepada Gary dia berkata ingin pensiun. Faktanya Peter masih terus bermain dan titik yang membuat Gary murka ialah ketika Peter berseragam City .
"Saat itu, saat dia kembali, dia bermain untuk Manchester City. Anda tidak bisa bermain untuk Manchester City,” kata Gary.
Neville yang memimpin United selama 5 musim itu merupakan Neville yang setia, nama depannya Gary. Ya, kita tahu, Gary Neville agak fanatik dengan Manchester United. Bahkan sampai pada level perkataan.
"Saya adalah penggemar United dan saya tidak bisa bermain untuk Manchester City, saya tidak bisa bermain untuk Leeds [United] dan saya tidak bisa bermain untuk Liverpool,” tambahnya.
Apa pun yang terjadi, Anda tidak boleh bermain di luar United. Itulah prinsip yang dipegang erat seorang Gary Neville dan kalimat itu ditujukan serta dikhianati oleh sahabatnya sendiri, Peter Schmeichel.
Marah, kesal, tidak percaya, atau merenung dan lantas instrospeksi diri? Kalimat terakhir mungkin terdengar lebih bijak, Anda memang patut merenung kira-kira apa yang menyebabkan sikapnya begitu. Tentu ada sebab ada akibat.
BACA BERITA LAINNYA
Kisah Marcelo Gallardo Menolak Tawaran Melatih Barcelona
Kisah Marcelo Gallardo Menolak Tawaran Melatih Barcelona
Kejadian ini berlangsung pada 9 November musim 2002/3. Gary Neville sama sekali tidak punya waktu untuk jabat tangan dengan mantan rekan setimnya sekaligus sahabat lamanya itu, Peter Schmeichel. Saat itu ban kapten terpasang di lengan Schmeichel. Dia tampak senang menghampiri Gary yang juga kapten tim waktu itu.
BACA FEATURE LAINNYA
Transformasi tubuh Erling Haaland, dulu Ceking Kini Kekar
Transformasi tubuh Erling Haaland, dulu Ceking Kini Kekar
Hasil Pertandingan
Derby itu tentu saja berjalan seru, tapi hasil akhir berpihak pada City yang menang 3-1 dan Neville membuat salah satu kesalahan terburuk dalam kariernya ketika dia mencoba melindungi bola, namun bola diserobot oleh Shaun Goater dan sebuah gol tercipta.
Kenapa hal itu bisa terjadi?
Balik lagi ke topik awal, momen 'berharga' yang menggambarkan konflik antara Garry Neville dan Peter Schmeichel itu usut punya usut berakar dari keputusan Peter yang meninggalkan United dan itu menyisakan lubang bagi skuad. United kepayahan mencari pengganti Peter.
Meski saat itu telah berusia 35 tahun, Peter dinilai masih sanggup bermain di level terbaiknya. Peter memilih alasan yang sayangnya itu tidak dibuktikan dengan fakta.
Kepada Gary dia berkata ingin pensiun. Faktanya Peter masih terus bermain dan titik yang membuat Gary murka ialah ketika Peter berseragam City .
"Saat itu, saat dia kembali, dia bermain untuk Manchester City. Anda tidak bisa bermain untuk Manchester City,” kata Gary.
Neville yang memimpin United selama 5 musim itu merupakan Neville yang setia, nama depannya Gary. Ya, kita tahu, Gary Neville agak fanatik dengan Manchester United. Bahkan sampai pada level perkataan.
"Saya adalah penggemar United dan saya tidak bisa bermain untuk Manchester City, saya tidak bisa bermain untuk Leeds [United] dan saya tidak bisa bermain untuk Liverpool,” tambahnya.
Apa pun yang terjadi, Anda tidak boleh bermain di luar United. Itulah prinsip yang dipegang erat seorang Gary Neville dan kalimat itu ditujukan serta dikhianati oleh sahabatnya sendiri, Peter Schmeichel.