Berita

Ronaldo Nazario Ungkap Rekan Tim Terburuk di Real Madrid

Ringkasan Berita

  • Ronaldo Nazario mengungkapkan Thomas Gravesen sebagai rekan tim terburuknya di Real Madrid.

  • Gravesen tidak memberikan dampak positif di Real Madrid, meski dikenal baik dan sukses di luar lapangan.

  • Ronaldo menekankan pentingnya adaptasi dan kontribusi nyata untuk sukses di klub besar seperti Real Madrid.

Ronaldo Nazario mengungkapkan siapa rekan tim terburuknya di Real Madrid selama kariernya.

Ronaldo Nazario dan Karier Gemilangnya

Ronaldo Nazario, ikon sepak bola Brasil, dikenal karena kariernya yang gemilang bersama klub-klub besar seperti PSV, Barcelona, dan dua klub Milan. Namun, salah satu momen paling berkesan dalam kariernya adalah saat bermain di Real Madrid. Di sana, ia berkesempatan bermain dengan pemain-pemain terbaik dunia seperti Zinedine Zidane, Luis Figo, dan Fabio Cannavaro.

Baca juga : Prediksi dan Analisis Pertandingan Bologna vs Parma | 4 Desember 2025

Namun, tidak semua rekan setimnya di Real Madrid meninggalkan kesan positif. Dalam sebuah wawancara, Ronaldo mengungkapkan siapa yang menurutnya adalah rekan tim terburuk yang pernah bermain bersamanya.

Thomas Gravesen: Rekan Tim yang Mengecewakan

Ronaldo menyebut Thomas Gravesen sebagai rekan tim terburuknya di Real Madrid. Gravesen, yang bergabung dengan Los Blancos pada tahun 2005, tidak mampu memberikan dampak positif selama waktunya di klub tersebut. Dalam percakapannya dengan mantan rekan setim Brasil, Romario, Ronaldo menggambarkan Gravesen sebagai "lelucon" dalam konteks sepak bola.

Gravesen memang dikenal sebagai sosok yang baik dan baru-baru ini memenangkan turnamen poker senilai sekitar Rp750 miliar. Namun, dalam hal sepak bola, Ronaldo menilai Gravesen tidak cukup baik untuk standar Real Madrid.

Statistik menunjukkan bahwa Ronaldo dan Gravesen bermain bersama sebanyak 29 kali di Real Madrid, namun tidak pernah mencetak gol bersama. Gravesen dianggap sebagai bagian dari salah satu musim transfer terburuk Madrid, setelah direkrut pada jendela transfer Januari 2005.

Beberapa bulan sebelumnya, Madrid juga merekrut duo Inggris, Jonathan Woodgate dan Michael Owen. Sayangnya, Woodgate mengalami debut yang memalukan dalam sejarah sepak bola.

Selama kariernya di Real Madrid, Gravesen bermain dalam 49 pertandingan, mencetak 1 gol, dan memberikan 0 assist. Ia juga menerima 20 kartu kuning dan 1 kartu merah, tanpa memenangkan trofi apapun. Biaya transfernya saat itu adalah sekitar Rp47,5 miliar.

Meski karier sepak bolanya tidak bersinar, Gravesen berhasil meraih kesuksesan di luar lapangan. Ia membuat investasi cerdas dan meraih sukses dalam dunia poker, yang meningkatkan kekayaan bersihnya menjadi sekitar Rp1,5 triliun.

Ronaldo, dalam percakapannya dengan Romario, mengakui bahwa meskipun Gravesen adalah orang yang baik, kontribusinya di lapangan tidak sesuai harapan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pemain dapat beradaptasi dengan tekanan dan ekspektasi tinggi di klub sebesar Real Madrid.

Pengalaman Ronaldo bersama Gravesen mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola, tidak hanya bakat yang dibutuhkan, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dan memberikan kontribusi nyata di lapangan.

Meski demikian, Ronaldo tetap mengingat kariernya di Real Madrid sebagai salah satu momen terbaik dalam hidupnya, di mana ia dapat bermain dengan beberapa pemain terbaik dunia dan meraih banyak kesuksesan.

Kisah ini juga menjadi pelajaran bagi para pemain muda bahwa kesuksesan di sepak bola tidak hanya ditentukan oleh kemampuan individu, tetapi juga oleh kemampuan untuk bekerja sama dan berkontribusi dalam tim.

Dalam dunia sepak bola yang kompetitif, setiap pemain harus siap menghadapi tantangan dan beradaptasi dengan lingkungan baru agar dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan.

Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!