Datang sebagai panic buying untuk menggantikan Xabi Alonso. Hasilnya, mengecewakan.
Ini benar-benar aneh. Pemain asal Italia itu bermain kurang dari 15 pertandingan di Serie A dalam dua dari tiga musim terakhirnya bersama AS Roma. Tapi, pada musim panas 2009, Benitez memutuskan merekrut Aquilani untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Xabi Alonso. Harganya, 17 juta pounds (Rp336 miliar).
Curhat Istri Mahrez: Rumah Tangga Kami Rusak Usai Dia Pindah ke Manchester City
Aquilani adalah seorang playmaker serbabisa. Dia bisa bermain lebih dalam atau di posisi yang lebih menyerang, meski peran yang lebih disukainya adalah gelandang box-to-box. Dengan stamina yang dimiliki, Aquilani terkadang juga ditempatkan sebagai bek sayap. Saat di tim nasional Italia, dia terkadang bermain ditengah dan lebih menyerang.
Kisah Sanchez Watt, Anak Jalanan yang Gabung Arsenal Demi Bebas dari Narkoba
Gaya menyerang Aquilani jauh dari yang diharapkan. Dia bukan quarterback yang siap pakai, dan Benitez segera menyadari hal ini.
Dia dinobatkan sebagai man of the match saat melawan Portsmouth pada Maret setelah mencetak gol pertamanya untuk The Reds. Aquilani juga tampil luar biasa saat melawan Atletico Madrid di Liga Europa, meski Liverpool kalah karena gol tandang.
"Saya tidak bisa menjanjikan dia akan dimainan di sini. Jadi, jika opsi peminjaman ke Italia dapat membantunya, itu baik untuk semua pihak. Itu pasti yang dia butuhkan. Itu pasti akan menjaga nilai pemain dan ketika dia kembali ke Liverpool akan melihat seorang Aquilani yang kita harapkan sebelum dia datang ke sini," kata Hodgson.
Aquilani kemudian bergabung dengan Juventus dengan status pinjaman. Meski menjadi pemain reguler di tim utama, La Vecchia Signora menolak untuk menjadikan transfer tersebut permanen. Mereka memiliki batas waktu hingga 15 Mei untuk mengontraknya seharga 13,9 juta pounds (Rp275 miliar). Tapi, tawaran Juventu ditolak dan Aquilani diizinkan meninggalkan Turin.
"Kami membiarkan tenggat waktu berlalu bukan karena kami tidak menghargai Aquilani, melainkan karena kami menganggap biayanya terlalu tinggi. Itu tidak masuk akal dengan tujuan kami," kata Direktur umum Juventus saat itu, Giuseppe Marotta, kepada Tuttosport.
Hodgson dipecat pada musim 2010/2011, dan penggantinya, Kenny Dalglish, mengatakan jika Aquilani bisa memiliki masa depan di Anfield. Tapi, pelatih asal Skotlandia itu akhirnya memutuskan Aquilani tidak cocok dengan formasi pilihannya. Jadi, Aquilani pergi ke AC Milan.
Hanya satu musim di San Siro, Aquilani dibiarkan pergi secara gratis. Lalu, dia bergabung dengan Fiorentina. Dia menghabiskan tiga tahun di Stadio Artemio Franchi sebelum pergi ke Portugal untuk Sporting Lisbon. Kemudian, Aquilani bermain untuk Pescara, Sassuolo, dan Las Palmas.
Dalam sebuah wawancara dengan La Gazzetta dello Sport pada 2016, Aquilani tidak menyesal pindah ke Merseyside. "Saya akan memilih Liverpool lagi. Mungkin beberapa pilihan berikutnya tidak begitu cerdas. Misalnya, saya dipinjamkan ke Juventus. Tapi, opsi pembelian mereka terlalu tinggi," kata Aquilani.
"Jika mungkin lebih rendah, saya akan tetap berada di klub yang fantastis itu. Siapa tahu? Beberapa rekan satu tim saya musim itu tampil lebih buruk dari saya. tapi tetap bertahan," tambah Aquilani.
Aquilani sekarang sudah pensiun. Dia mengambil lisensi kepelatihan dan langsung terjung sebagai pelatih Fiorentina U-18. Sempat menjadi asisten pelatih La Viola, dirinya sekarang berstatus pelatih Fiorentina Primavera.
Alberto Aquilani speaks ahead of the clash with Juventus Primavera ⚜️?#Fiorentina pic.twitter.com/ef0NA89KNV
— ACF Fiorentina English (@ACFFiorentinaEN) August 27, 2021