Spanyol Dilarang Bertanding Melawan Gibraltar oleh FIFA dan UEFA
Ditulis oleh Akbar PerkasaKetegangan politik membuat Spanyol dan Gibraltar dilarang bertanding oleh FIFA dan UEFA.
Tim nasional Spanyol, yang dikenal sebagai salah satu tim paling sukses di Eropa dalam dua dekade terakhir, menghadapi larangan unik. Meskipun telah memenangkan tiga Kejuaraan Eropa dan satu Piala Dunia, Spanyol tidak dapat bertanding melawan satu anggota UEFA karena ketegangan politik yang telah berlangsung lama.
Baca juga : Prediksi dan Analisis Pertandingan Bologna vs Parma | 4 Desember 2025
Sejak menjadi anggota penuh UEFA pada Mei 2013, Gibraltar belum pernah bertanding melawan Spanyol, baik dalam pertandingan kompetitif maupun persahabatan. Gibraltar, yang merupakan Wilayah Seberang Laut Britania Raya, terletak di ujung selatan Semenanjung Iberia dan berbatasan langsung dengan Spanyol. Kedaulatan Gibraltar telah menjadi topik perdebatan selama bertahun-tahun, dengan Spanyol mengklaim wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri Spanyol menyatakan bahwa “pendudukan Britania yang terus berlanjut tidak memenuhi persyaratan hukum internasional untuk akuisisi kedaulatan,” dan oleh karena itu Spanyol “selalu menekankan bahwa pendudukan isthmus adalah ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional, dan karenanya selalu menuntut pengembalian tanpa syarat.”
Karena ketegangan politik ini, UEFA melarang kedua negara untuk saling bertanding. Dalam prosedur undian UEFA untuk Kualifikasi Eropa Piala Dunia 2026, Spanyol dan Gibraltar masuk dalam daftar empat pertandingan yang dilarang, bersama dengan Ukraina vs Belarus, Kosovo vs Bosnia dan Herzegovina, dan Kosovo vs Serbia.
Sejarah Ketegangan Politik
Ketegangan antara Spanyol dan Gibraltar bukanlah hal baru. Sejak lama, Spanyol telah mengklaim bahwa pendudukan Britania atas Gibraltar tidak sah. Hal ini menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi hubungan olahraga antara kedua wilayah.
Setelah kemenangan Spanyol di final Euro 2024 melawan Inggris, insiden lain memperburuk hubungan. Gelandang Rodri dan penyerang Alvaro Morata meneriakkan “Gibraltar adalah Spanyol,” yang menyebabkan larangan satu pertandingan oleh UEFA. UEFA menyatakan bahwa tindakan mereka melanggar prinsip umum perilaku dan membawa olahraga sepak bola, serta UEFA, ke dalam reputasi buruk.
Implikasi Larangan Pertandingan
Larangan ini tidak hanya mempengaruhi hubungan politik tetapi juga memiliki dampak pada dunia sepak bola. Gibraltar, meskipun peringkatnya rendah di FIFA, adalah anggota penuh UEFA dan berhak untuk bertanding dalam kompetisi internasional. Namun, ketegangan politik membuat pertandingan melawan Spanyol menjadi mustahil.
Gibraltar FA menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap perilaku Spanyol dan menyebutnya sebagai “sangat provokatif dan menghina.” Pernyataan ini menunjukkan betapa dalamnya ketegangan antara kedua pihak.
Larangan ini juga menyoroti bagaimana politik dapat mempengaruhi olahraga. Meskipun sepak bola sering kali dianggap sebagai alat pemersatu, kasus ini menunjukkan bahwa ketegangan politik dapat menghalangi pertandingan yang seharusnya terjadi di lapangan.
Di sisi lain, Spanyol terus melanjutkan perjalanan mereka di kualifikasi Piala Dunia, menghadapi tim-tim lain seperti Georgia dan Bulgaria. Namun, absennya pertandingan melawan Gibraltar tetap menjadi topik hangat di kalangan penggemar dan analis sepak bola.
Dengan ketegangan yang masih berlanjut, masa depan hubungan antara Spanyol dan Gibraltar di dunia sepak bola tetap tidak pasti. Apakah suatu hari nanti kedua tim ini akan bertanding di lapangan masih menjadi pertanyaan besar.
Untuk saat ini, larangan ini tetap berlaku, dan kedua tim harus puas dengan pertandingan melawan tim lain di Eropa dan dunia.
Newsletter : 📩 Dapatkan update terkini seputar dunia sepak bola langsung ke email kamu — gratis!
- Tag :
- Gibraltar
- UEFA
- FIFA
- ketegangan politik