Siapa sangka pesta 5 gol Liverpool di kandang MU dimulai Naby Keita? Ini kisah hidupnya.
Pemain berusia 26 tahun ini memang diberkati dengan banyak bakat. Tapi, dia terlahir dengan banyak keterbatasan ekonomi sehingga jalannya menuju panggung sepakbola internasionak tidak mudah.
Momen Fans Barcelona Hadang Mobil Koeman Saat Tinggalkan Camp Nou
Ibunya, Miriam, dan ayahnya, Sekou, yakin sang putra ditakdirkan untuk menjadi profesional, terutama karena dia akan menendang apa pun yang bergerak. "Dia mengatakan kepada saya bahwa apa pun yang jatuh dari meja, sekalipun itu sebotol air atau jeruk, saya akan menggiringnya," kata Keita tertawa.
Man United Digunduli Liverpool, #OleOut Kapan Terwujud? Ini Analisisnya
Pada usia sembilan tahun, Keita bergabung dengan Horoya AC, tim lokal di daerah tersebut. Di sana, dia diakui sebagai pemain terbaik diantara teman-temannya. Keita kemudian disarankan seorang pemandu bakat Afrika untuk pindah ke Eropa. Tapi, dia tidak begitu yakin.
Ketika dia mulai menonton Liga Premier di TV saat berusia 12 tahun, dia tahu dia ingin bermain di level tertinggi. "Tidak mungkin melakukan itu di rumah. Jadi, saya harus menguji diri saya di Eropa. Saya bertekad untuk menjadi pesepakbola. Bukan hanya karena saya menyukai permainan ini, melainkan agar saya dapat menafkahi keluarga saya," ujar Keita.
"Tentu saja, ketika dia mengetahui minat Liverpool kepada saya, dia sangat senang. Dia ingin berbicara tentang Istanbul (final Liga Champions yang legendaris lawan AC Milan), Steven Gerrard, dan setiap pertandingan besar atau pemain klub lainnya," ungkap Keita.
Saat cukup dewasa, Keita pergi ke Prancis pada usia 16 tahun. Di sana, dia memulai beberapa masa percobaan yang gagal. Dia mulai mempertanyakan apakah dia akan berhasil setelah ditolak oleh berbagai klub, termasuk Lorient.
Keita juga mengaku bahwa dia berjuang untuk memahami apa yang diinginkan pelatih darinya ketika dia mencoba untuk menunjukkan keahliannya. "Saya tidak tumbuh di akademi. Semua yang saya tahu berasal dari jalanan. Saat saya mendapatkan bola, saya akan berlari dengannya, menunjukkan beberapa keterampilan untuk mengalahkan pemain dan mencetak gol," ungkap Keita.
"Selama uji coba ini, pelatih meminta saya melakukan hal-hal yang belum pernah saya dengar! Mereka menggunakan istilah sepakbola yang saya tidak mengerti dan memberikan instruksi yang saya tidak tahu," tambah Keita.
"Saya tidak tahu tentang taktik dan ketika saya ditolak, itulah yang diberitahukan kepada saya," ucap Keita.
Naby Keïta's best scoring seasons in the Premier League:
— Squawka Football (@Squawka) October 24, 2021
◎ 2018/19: 25 games, 2 goals
◎ 2019/20: 18 games, 2 goals
◉ 2021/22: 6 games, 2 goals
He's found his shooting boots. pic.twitter.com/Oe6mMrf2QO
Klub pertama yang bersinar untuk Keita adalah Le Mans yang kekurangan uang dan ingin mengontrak pemain Afrika itu ketika berusia 18 tahun. Pemain Guinea itu direkomendasikan kepada mantan gelandang Hibernian, Frederic Arpinon, yang merupakan Direktur Olahraga FC Istres.
Keita kemudian ditawari percobaan dan dia langsung terkesan. Dia segera mendaftar dan langkah itu memulai perjuangannya. Tapi, dalam setahun, dia menemukan dirinya di klub Austria, Red Bull Salzburg, dan bermain bersama Sadio Mane, yang kini bekerja sama dengannya di Anfield.
"Dia membantu saya dengan segalanya, bahasa, teman, memahami klub dan kota. Salzburg meningkatkan saya sebagai pemain dan saya belajar banyak di sana. Saya mendapat pendidikan yang benar-benar takti," ujar Keita.
"Sadio penting bagi saya. Bagi saya, dia adalah kakak laki-laki saya. Dia sangat suka belajar hal-hal baru, berkembang dan mendorong dirinya sendiri dan kami sama dalam hal ini. Dia adalah contoh yang baik bagi saya," pungkas Keita.
WHAT A START! ?
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) October 24, 2021
Naby Keita puts #LFC in front after just five minutes!
? Watch #MUNLIV live on Sky Sports pic.twitter.com/gDNZosczDA