Tak Terima Degradasi, Pemain KS Tiga Naga Pekanbaru Kejar-kejar Wasit Sampai Lorong Ganti

"PSSI masih saja bersikap cuek..."

Berita | 01 December 2021, 20:32
Tak Terima Degradasi, Pemain KS Tiga Naga Pekanbaru Kejar-kejar Wasit Sampai Lorong Ganti

Libero.id - Kabar buruk tak henti-hentinya menghiasi kancah sepak bola tanah air. Dari sekian banyak kabar itu satu diantaranya menyelip di Liga 2 Indonesia. Dimana dalam laga terakhir group A, kericuhan terjadi saat Semen Padang melawan Ks Tiga Naga Pekanbaru.

Laga itu sendiri berlangsung di Stadion Kaharuddin Nasution Pekanbaru, pada Senin (29/11/2021 sore WIB. Dan lagi-lagi kericuhan melibatkan wasit sebagai bahan sasaran.  Kejadian itu bermula saat official KS Tiga Naga tidak terima dengan keputusan wasit yang hanya  memberikan tambahan waktu 3 menit, sementara waktu itu posisinya KS Tiga Naga tengah tertinggal 1-0

"Apa itu tambahan waktu 3 menit, wasit tidak jelas," protes salah seorang official KS Tiga Naga.

Dan kejadian yang tak diinginkan akhirnya kejadian, usai wasit meniup peluit panjang babak kedua, para pemain dan ofisial KS Tiga Naga langsung berbondong-bondong mengejar wasit untuk memberikan 'pelajaran' tambahan.

Tampaknya para pemain KS Tiga Naga tak terima kalau mereka kalah, karena kekalahan itu menghantarkan mereka ke Liga 3 alias terdegradasi.


 
Dalam video yang beredar di sosial media, 
tampak wasit 'diburu' sampai ke lorong ruang ganti pemain. Tampak juga ada usaha dari pihak kepolisian untuk mencegah wasit dari tindakan brutal para pemain.

Hingga berita ini dimuat belum ada keterangan resmi baik dari pihak panita penyelenggara, atau dalam hal ini yang paling berwenang adalah PSSI selaku badan yang menaungi persepakbolaan nasional.

Sementara tim berjuluk Laskar Lancang Kuning terdegradasi kembali --- musim sebelumnya baru saja promosi --- ke Liga 3, lawan tanding mereka, Semen Padang tampak anteng-anteng saja, klub berjuluk Kabau Sirah itu akan melanjutkan perjuangan di Liga 2.

Mengenai kekalahan ini, manajer Tim KS Tiga Naga, Hidayat mengakui bahwa laga tersebut merupakan tantangan tersendiri ditambah dari cara wasit memimpin laga.

"Laga yang berat. Beban anak-anak berat dikarenakan perangkat pertandingan (diduga) tidak netral. Ya inilah hasilnya," ucap Hidayat.

Terlepas dari itu semua, tindakan kekerasan pada pengadil lapangan sama sekali tak bisa dibenarkan. Ini bukan kali pertama, kekerasan terhadap wasit sangat rentan terjadi. Masalah semacam ini sangat sulit diurai, entah harus mulai meluruskan 'benang' bagian yang mana dulu.

Tapi mari kita tetap berharap dan berdoa semoga sepak bola kita makin bisa dan serius dalam berbenah.

(gigih imanadi darma/mag)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network