Kenalkan Chris Armas, Asisten Ralf Rangnick yang Tidak Pernah Latih Klub Eropa

"Kurang beruntung dalam melatih di MLS."

Analisis | 08 December 2021, 22:57
Kenalkan Chris Armas, Asisten Ralf Rangnick yang Tidak Pernah Latih Klub Eropa

Libero.id - Revolusi Manchester United di bawah era Ralf Rangnick sedang berjalan. Laga perdana dilalui dengan kemenangan 1-0 atas Crystal Palace, dan Rangnick diperkirakan akan sukses besar di Old Trafford.

Pelatih asal Jerman itu tentu tidak bisa menjalankan misinya sendiri. Dia butuh asisten yang paham betul bagaimana caranya menjalankan roda klub sebesar Man United.

Menariknya, alih-alih memilih sosok berpengalaman, pelatih berusia 63 tahun itu memilih Chris Armas, pria 49 tahun asal Amerika Serikat, yang hanya punya riwayat melatih apa adanya.

Keduanya pernah bekerja sama, tepatnya saat Rangnick menjadi juru taktik klub MLS, New York Red Bulls, di mana Armas menjadi asistennya. Setelah Rangnick hengkang, Armas kemudian menjadi pelatih kepala.

Riwayat kepelatihan Armas yang terakhir, yakni dipecat oleh Toronto FC menyusul kekalahan 7-1 dari DC United.

Karier Armas, dari Pemain ke Pelatih

Armas adalah seorang gelandang pekerja keras. Dia memulai kariernya di MLS bersama LA Galaxy. Setelah dua musim di California, dia ditandatangani oleh Chicago Fire - di mana dia menjadi legenda klub. Selama sembilan tahun, dia tampil 273 kali untuk klub itu sebelum pensiun pada 2007.

Dalam sepakbola internasional, Armas awalnya bermain untuk Puerto Rico dalam pertandingan persahabatan sebelum beralih kesetiaan ke Amerika Serikat.

Dari 1998-2005, dia bermain 66 kali untuk negaranya itu dan mencetak dua gol.
Namun, dia tidak pernah berhasil tampil di Piala Dunia - sayangnya absen pada 2002 karena cedera lutut.

Setahun setelah gantung sepatu, Armas memulai karier kepelatihannya dengan Chicago Fire.
Dia kemudian melanjutkan kiprahnya di Universitas Adelphi di New York, bekerja sebagai pelatih kepala untuk tim sepakbola wanita.

Armas kembali ke MLS bersama New York Red Bulls pada 2015 - akhirnya mengambil alih sebagai pelatih tim utama ketika pelatih Leipzig sebelumnya, Jesse Marsch, pindah ke RB Salzburg.

Di bawah Armas, mereka finis pertama di musim reguler, memenangkan Community Shield. Namun, mereka menghadapi patah hati di babak play-off ketika mereka tersingkir oleh Atlanta United.

Musim berikutnya, pertandingan penuh pertamanya, klub finis keenam di Wilayah Timur untuk sekali lagi mencapai babak play-off sampai mereka tersingkir oleh Philadelphia Union di babak pertama.

Apa yang paling mengesankan dalam gaya permainan tim adalah New York Red Bulls memiliki serangan balik tercepat di liga, dengan memainkan gaya menyerang yang khas.

Namun pada 2020, performa mereka telah menurun dan dia berpisah dengan klub dengan status tim yang gagal.

Dia kemudian diboyong Toronto FC. Dan, sayangnya itu cuma berlangsung  enam bulan sebelum dia dipecat.

Dalam 15 pertandingan, timnya memiliki rekor buruk - hanya menang dua kali, seri tiga kali, dan 10 menelan kekalahan. Paling telak ketika dipermalukan DC United, 7-1.

Meski semua catatan tidak mengesankan, bahkan cenderung buruk. Rangnick percaya pada metode melatih Armas yang dinilai cocok dengan gayanya.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Manchester United


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network