Bagaimana Kariernya? Pemain Muda Terbaik Inggris Sejak 2010

"Menjadi satu-satunya pemain asal Jerman yang meraih penghargaan pada 2018."

Analisis | 13 December 2021, 20:03
Bagaimana Kariernya? Pemain Muda Terbaik Inggris Sejak 2010

Libero.id - Penghargaan PFA Young Player of the Year diberikan setiap tahun kepada talenta muda paling menarik dan tampil mengesankan di Inggris.

Gol, assist, dan penampilan keseluruhan semuanya diperhitungkan dan dianalisis untuk membuat daftar pendek. Pemenangnya ditentukan melalui pemungutan suara dari anggota Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), dan para pesepakbola profesional di Inggris.

Jika kembali ke musim 1973/1974, penghargaan perdana dimenangkan oleh Kevin Beattie dari Ipswich Town. Sementara penghargaan terbaru diperoleh Phil Foden dari Manchester City.

Tapi, siapa lagi dalam 10 tahun terakhir yang meraih penghargaan bergengsi itu? Dan, bagaimana kiprah mereka usai menerima penghargaan tersebut? Ini dia ulasannya.

James Milner (2010)

Kalau dipikir-pikir agak konyol Milner memenangkan penghargaan ini pada 2010. Dia mendapatkan penghargaan itu ketika berusia 24 tahun, atau hampir delapan tahun setelah membuat debut Liga Premier untuk klub masa kecilnya, Leeds United.

Milner sekarang berusia 35 tahun dan akan segera mengakhiri kariernya yang penuh dengan kegemilangan, tetapi tetap menjadi pemain yang berguna dan serbaguna di Liverpool.

Dia memenangkan tiga gelar Liga Premier, Liga Champions, Piala FA, dan Piala Liga – belum lagi yang paling mengesankan dari semuanya, Piala Intertoto dengan Newcastle pada 2006.

Jack Wilshere (2011)

10 tahun yang lalu, hanya sedikit yang akan percaya ini bahwa karier Jack Wilshere akan berantakan, mengingat gelandang kreatif ini merupakan pemain yang sangat bisa diandalkan.

Tapi, lagi-lagi soal cedera menjadi momok bagi pemain yang musim lalu kontraknya diputus oleh Bournemouth.

Kini, Wilshere balik ke Arsenal, bukan sebagai bagian dari skuad resmi, namun diberikan kesempatan oleh Arsenal untuk menjalani latihan bersama.

Kyle Walker (2012)

Hampir satu dekade sejak memenangkan penghargaan ini, Kyle Walker masih berada di puncak permainannya bersama Manchester City.

Dia mendapat penghargaan itu ketika memperkuat Tottenham Hotspur. Dia memainkan 37 pertandingan dan membuktikan dirinya sebagai bek kanan pilihan pertama Spurs. Dia merupakan salah satu yang terbaik di liga.

Dalam derby London Utara, dia bahkan mencetak gol kemenangan saat Tottenham mengalahkan Arsenal 2-1 pada Oktober.

Gareth Bale (2013)

Untuk tahun ketiga berturut-turut, penghargaan tersebut bertahan di London Utara pada 2013, tepatnya diterima Bale sebelum berangkat ke Real Madrid.

Bale memenangkan penghargaan Pemain Muda PFA musim 2012/2013 yang luar biasa.

Di Liga Premier, dia mencetak 21 gol dan sembilan assist dalam 33 pertandingan selama musim tersebut. Selanjutnya, semua tahu kisah Bale di Santiago Bernabeu.

Eden Hazard (2014)

Pemain Belgia itu mencetak 14 gol dan 11 assist selama satu musim, di mana dia membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain terbaik di liga teratas Inggris bersama Chelsea.

Walau Chelsea finish di urutan ketiga musim itu, terpaut terpaut empat poin dari juara bertahan Manchester City. Hazard masih dianggap sebagai pemain paling kreatif walau ketika klub London Barat itu tanpa trofi musim itu.

Harry Kane (2015)

Enam tahun kemudian orang-orang memperdebatkan apakah Kane harus meninggalkan Spurs atau tidak, tetapi dia baru saja menyelesaikan musim terobosannya dengan finis kedua dalam perlombaan Sepatu Emas di belakang Sergio Aguero pada 2015.

Spurs sekali lagi gagal mendapatkan Liga Champions, tetapi Kane memiliki musim mencetak gol yang luar biasa. Salah satunya momen dua gol melawan Arsenal untuk memberi Spurs kemenangan 2-1 dalam derby London Utara.

Masih tanpa trofi enam tahun kemudian dan berjuang di London Utara setelah usahanya untuk pindah di musim panas lalu dihalang-halangi oleh Tottenham.

Dele Alli (2016 & 2017)

Dele menjadi pemain keempat yang memenangkan penghargaan dua kali setelah kesuksesannya pada 2016. Hanya Ryan Giggs pada 1992 dan 1993, Robbie Fowler pada 1995 dan 1996, dan Wayne Rooney pada 2005 dan 2006 yang menyamai prestasi itu.

Alli adalah bagian penting dari tim Spurs saat masih ditangani Mauricio Pochettino.

Penting untuk diingat, Alli mengantongi 10 gol dan sembilan assist pada musim 2015/2016. Dia melanjutkannya pada 2016/2017 ketika dia mencetak 18 gol dan memberi assist kepada rekan satu timnya untuk sembilan gol lagi.

Leroy Sane (2018)

Satu-satunya pemain Jerman yang pernah memenangkan penghargaan dan satu dari hanya enam pemain non-Inggris yang melakukannya. Sane mendapatkannya pada 2018 berkat kontribusinya pada kampanye perebutan gelar Manchester City.

Dia lebih dari pantas menerima penghargaan, dengan 10 gol dan 15 assist di Liga Premier atas namanya.

Sane melanjutkan penampilannya ke musim berikutnya, tetapi sayangnya dia tidak lagi menarik setidaknya untuk Pep Guardiola dan Sane memutuskan untuk pergi ke Bayern Muenchen.

Raheem Sterling (2019)

Agak kontroversial ketika Sterling meraih penghargaan ini mengingat bahwa dia berusia 24 tahun, tetapi karena peraturan mengizinkannya, dia memenangkan penghargaan berdasarkan prestasi.

Dia mencetak 17 gol Liga Premier dan 11 assist saat Manchester City memenangkan gelar Liga Premier kedua berturut-turut sebagai bagian dari treble domestik.

Sterling mencetak dua gol dan membuat assist di final Piala FA, dan seharusnya menjadi pemain pertama sejak Stan Mortensen pada 1953 yang mencetak hat-trick di final Piala FA, tetapi satu gol direnggut darinya.

Trent Alexander-Arnold (2020)

Sungguh aneh untuk berpikir bahwa Alexander-Arnold yang masih berusia 23 tahun dan telah memenangkan Liga Champions dan Liga Premier. Dan, itu artinya Arnold layak untuk penghargaan yang kali terakhir dimenangkan oleh Steven Gerrard pada 2000/2001.

Musim lalu dia mencetak 13 assist  dan meningkatkan performanya sejak saat itu, dan sudah mencetak tujuh asist sejauh musim ini.

Phil Foden (2021)

Dia telah menjadi anggota skuad Man City selama beberapa musim sebelum 2020/2021, tetapi kontribusinya kepada tim sangat signifikan pada musim lalu dan berarti dia berhak mengklaim penghargaan tersebut.

Sembilan gol dan lima assist di liga menjadikan Foden sebagai salah satu pemenang dengan kontribusi gol terendah dalam daftar ini. “Dia adalah pemain paling berbakat yang pernah saya lihat,” kata Guardiola suatu kali.

Dengan performa Foden yang terus meningkat musim ini, apakah dia akan menjadi pemain kelima yang memenangkan penghargaan dua kali?

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network