Thomas Partey-Mikel Arteta
Libero.id - Pemain internasional Ghana itu diharapkan menjadi pembeda The Gunners, tetapi penampilannya menjadi perhatian utama bagi Mikel Arteta.
Apa yang terjadi pada Thomas Partey?
Itu adalah pertanyaan yang akan Anda temukan berkali-kali jika Anda melirik media sosial selama beberapa pertandingan Arsenal terakhir. Dan, itu adalah salah satu yang saat ini sulit untuk ditemukan jawabannya.
Partey seharusnya bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di lini tengah Arsenal ketika dia tiba di tengah gembar-gembor dari Atletico Madrid pada hari terakhir jendela transfer musim panas 2020.
Welcome to the Partey! ?
? @Thomaspartey22#NoThomasNoPartey pic.twitter.com/009Er2kZBK
— Arsenal (@Arsenal) October 5, 2020
Menurut Arteta, dia menjadi transformatif di skuadnya. Tetapi, setelah lebih dari setahun, penggemar The Gunners masih menunggu ramalan itu membuahkan hasil.
Ada sekilas penampilan terbaiknya, seperti ketika dia mendominasi lini tengah Arsenal saat mengalahkan Manchester United 1-0 hanya beberapa minggu setelah bergabung.
Tetapi, pandangan sekilas itu jarang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Pemain Arsenal yang didatangkan dengan harga 45 juta pounds ini dinilai jauh di bawah standar penampilannya.
“Kami harus menuntut lebih dari dia,” kata Arteta. "Dia adalah pemain yang harus menjadi salah satu pemimpin. Dia harus menjadi bos di lini tengah."
Perjalanan karier Partey di Arsenal telah dirusak oleh cedera. Dia mendapat pukulan pertamanya hanya lima pertandingan setelah kedatangannya, dan beberapa cedera lain juga mengikuti selama 14 bulan di London utara.
Pra-musim lalu memungkinkan dia untuk kembali ke performa terbaiknya dan ada tanda-tanda positif selama beberapa pertandingan persahabatan Arsenal.
Namun, cedera pergelangan kaki yang dideritanya saat melawan Chelsea, atau tepatnya dua minggu sebelum pertandingan pembuka musim di Brentford, membuatnya absen di awal musim. Sang gelandang harus menunggu hingga September untuk penampilan pertamanya pada 2021/2022.
Dia kemudian masuk ke ritme yang baik, memulai enam pertandingan Liga Premier berturut-turut dan mencetak gol pertamanya dalam kemenangan melawan Aston Villa.
Tapi, dia kemudian mengalami cedera paha yang memaksanya untuk melewatkan kemenangan 1-0 melawan Watford sebelum jeda internasional November 2021. Dia tampak seperti bayangan dirinya sendiri sejak kembali.
Dia tampak tak memiliki kecepatan saat kekalahan 4-0 dari Liverpool pada November 2021. Dia juga bermain ceroboh dalam kekalahan 3-2 di Manchester United pekan lalu.
Berbicara setelah pertandingan itu, pemain berusia 28 tahun itu menerima bahwa dia belum mendekati potensinya di Arsenal setelah kepindahannya dari Spanyol.
“Saya akan memberi nilai diri saya empat (dari 10),” kata Arteta kepada Sky Sports. “Ada saat-saat dalam permainan di mana saya bisa menyakiti tim lain. Tetapi, ada juga saat-saat, karena saya belum beradaptasi dengan Liga Premier, di mana mungkin saya membiarkan diri saya kehilangan fokus, dan saat itulah semuanya turun.”
Sayangnya, bagi Partey dan Arsenal, dia melanjutkan penampilannya di Old Trafford dengan penampilan yang sama buruknya seperti saat mengalami kekalahan terakhir melawan Everton.
Itu adalah pertunjukan yang bisa menjadi rangkuman dari perjuangan Partey saat ini. Umpannya gagal, sentuhannya di bawah tekanan, dan para pemain Everton merasa mudah untuk melewatinya, hingga menyerang pertahanan Arsenal. Bahkan, ada tembakan ke gawang yang hampir menyentuh atap stadion.
"Dia bisa menghasilkan lebih banyak dan dia tahu itu. Kami membutuhkan dia dalam kondisi terbaiknya," kata Arteta.
Melihat statistik Partey sejauh ini selama musim 2021/2022, menunjukkan bagaimana standarnya telah menurun.
Dalam 11 penampilannya di Liga Premier sejauh ini, dia hanya menciptakan 0,5 peluang untuk rekan satu timnya per 90 menit, turun dari 0,7 pada 2020/2021.
Rata-rata dia membuat 0,91 operan ke area penalti per game, turun dari rata-rata 1,82 yang dia lakukan musim lalu.
Dia juga memiliki sentuhan bola yang lebih sedikit per 90 menit (68,03 dibandingkan dengan 82,08), membuat lebih sedikit tekel (1,81 dibandingkan dengan 2,58) dan membuat lebih sedikit intersepsi (1,01 dibandingkan dengan 1,35).
Akurasi passing Partey juga turun dari 87,2% menjadi 84,8%, dan tingkat keberhasilan duelnya turun menjadi 46,9% dari 57,4%.
Ketika dia tiba, Partey dikenal sebagai 'The Octopus' karena kemampuannya merebut bola dari lawan, membuatnya seolah-olah dia memiliki delapan kaki.
Sementara pemain yang didatangkan musim panas lalu, Sambi Lokonga, memiliki catatan yang lebih baik dengan membuat 12 penampilan di liga dan hanya sekali menggiring bola.
Pemain berusia 22 tahun itu juga membuat lebih banyak tekel dan intersep daripada Partey. Jadi, mengapa pemain yang seharusnya menjadi salah satu pemimpin Arsenal musim ini justru berjuang begitu keras?
“Fakta bahwa kami harus membuat beberapa perubahan tidak memberinya ruang dengan seseorang untuk saling memahami,” kata Arteta.
“Kami sudah merindukannya untuk waktu yang sangat lama sejak dia bergabung dan itu tidak ideal, tetapi cedera adalah bagian darinya dan Anda harus beradaptasi,” timpal pelatih berpaspor Spanyol itu.
Serangkaian cedera yang dialami Partey tentu saja tidak membantu, dengan cedera pangkal paha yang dia alami sebelum pertandingan Watford pada November terbukti sangat bermasalah.
Meskipun dia kembali melawan Liverpool setelah jeda internasional, dia belum kembali ke kebugaran puncaknya walau dia bekerja ekstra di tempat latihan untuk mencegah cedera otot lebih lanjut.
Penampilannya melawan Everton tentu menjadi bukti bahwa pemain ini sedang berjuang untuk menemukan kepercayaan dirinya. Dia terlihat panik ketika menguasai bola, atau ketika dia akan menerimanya, sering melakukan terlalu banyak sentuhan, membuat Everton mengerumuninya dan memaksakan kesalahan.
Permainan Partey menjadi kekhawatiran utama bagi Arteta menjelang pertandingan melawan Southampton, dan bos Arsenal berharap kembalinya Granit Xhaka akan memberi peningkatan.
Xhaka dapat menjadi alternatif terbaik, apalagi dirinya baru memulai satu pertandingan bersama Arsenal musim ini saat menang 3-1 melawan Tottenham pada September.
Kemenangan derby London utara itu menjadi penampilan paling impresif Arsenal musim ini, dan dominasi pasangan pemain tengah yang dipilih Arteta juga menjadi kunci keberhasilan.
Harapannya adalah bahwa pemainnya bisa menemukan kemitraan yang solid, dikombinasikan dengan permainan tanpa cedera yang berkelanjutan. Itu akan membuat Partey bisa kembali menemukan performa terbaiknya.
(diaz alvioriki/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini