Andy Carroll, Juan Cuadrado, Alexis Sanchez
Libero.id - Jendela transfer Januari sebentar lagi dibuka. Transfer musim dingin bisa menjadi periode optimisme dan kegembiraan bagi para pendukung klub yang tampil buruk. Tapi, di sisi lain, itu tidak mudah bagi klub untuk memperbaiki keadaan dengan membeli pemain.
Dalam regulasi FIFA, terdapat dua jendela transfer setiap musim. Transfer musim panas terjadi pada awal liga dan transfer musim dingin hadir di pertengahan kompetisi.
Ada beberapa kisah sukses yang menonjol pada bursa transfer Januari. Beberapa pemain yang didatangkan mampu tampil stabil untuk mengantarkan klubnya ke tujuan yang digariskan. Tapi, tidak semua. Beberapa investasi di pertengahan musim sering berakhir dengan kekecewaan.
Berikut ini 10 transfer musim dingin yang buruk dalam sejaka Liga Premier:
1. Afonso Alves dari Heerenveen ke Middlesbrough pada 2008 (Rp236 miliar)
Middlesbrough memecahkan rekor transfer internal saat kedatangan Afonso Alves pada 2008. Di atas kertas, itu tampak menjadi kesepakatan yang baik untuk klub Liga Premier. Pemain timnas Brasil ini memiliki rekor mengesankan dengan 48 gol dalam 50 pertandingan Heerenveen di Eredivisie.
Tapi, apa yang terlihat hebat di Belanda tidak serta merta menjamin hadirnya gol di Inggris. Setelah awal yang menjanjikan di musim debut, termasuk hattrick dalam kemenangan 8-1 atas Manchester City, Alves dengan cepat loyo di musim berikutnya. Dia hanya berhasil mencetak empat gol dalam 31 pertandingan saat Middlesbrough terdegradasi.
Pemain Brasil itu kemudian dikirim ke klub Qatar, Al-Sadd, karena manajemen The Boro ingin memangkas pengeluaran upahnya.
ON THIS DAY: In 2008, Middlesbrough 8-1 Manchester City.
37' ⚽️ Afonso Alves
60' ⚽️ Afonso Alves
90' ⚽️ Afonso AlvesThe first Brazilian to score a Premier League hat-trick. ?? pic.twitter.com/S9lOhLW2t0
— Squawka Football (@Squawka) May 11, 2018
2. Savio Nsereko dari Brescia ke West Ham United pada 2009 (Rp170 miliar)
Alis terangkat ketika West Ham memecahkan rekor transfer internal untuk mengontrak Savio Nsereko. Saat itu, dia merupakan pemain Jerman U-21 yang relatif tidak dikenal. Harganya, 9 juta pounds (Rp170 miliar) dari klub Italia yang main di Serie B, Brescia.
Transfer yang menjadi bencana. Nsereko gagal mencetak gol dalam 10 pertandingan untuk klub sebelum dikirim ke Fiorentina pada musim panas berikutnya. Dia gagal menetap di Firenze dan kemudian ditangkap oleh Polisi Thailand pada 2012 setelah diduga memalsukan penculikannya sendiri dalam upaya memeras uang tebusan dari keluarganya.
3. Fernando Torres dari Liverpool ke Chelsea pada 2011 (Rp947 miliar)
Fernando Torres pernah menjadi anak emas di Liverpool. Tapi, pemain Spanyol itu kemudian menjadi sosok yang dibenci di Merseyside ketika pindah ke Chelsea pada Januari 2011 dengan biaya transfer yang menjadi rekor Inggris saat itu, 50 juta pounds (Rp947 miliar).
Hasilnya, pada setengah musim pertama di Stamford Bridge, Torres hanya memberikan satu gol dalam 18 pertandingan. El Nino juga berjuang untuk konsisten di musim kedua, meski memainkan peran penting dalam kemenangan perdana Chelsea di Liga Champions.
Namun, Torres tidak dapat menghasilkan kecemerlangan individu yang sama seperti ketika bermain di Liverpool. Dan, dia meninggalkan Chelsea pada 2015.
Was Fernando Torres a flop at Chelsea? No
Forget about the Barcelona goal, in the 12/13 season he had 33 goal contributions in all competitions (a contribution once every 136 minutes). Plus he scored in the Europa League final
Worth £50m? Nah but definitely wasn’t a flop.. pic.twitter.com/7tbtSPjWGj
— Conn (@ConnCFC) May 24, 2020
4. Andy Carroll dari Newcastle United ke Liverpool pada 2011 (Rp663 miliar)
Sulit untuk memahami bagaimana Liverpool melakukannya dengan benar dan juga salah dalam hal membelanjakan dana penjualan Torres. Pada hari terakhir transfer musim dingin 2011, The Reds mengontrak Luis Suarez dari Ajax seharga 22,8 juta pounds (Rp432 miliar) sebelum kemudian memecahkan rekor transfer klub atas nama Andy Carroll dari Newcastle United seharga 35 juta pounds (Rp663 miliar).
Carroll mengalami awal yang sulit untuk hidup di Liverpool. Dia tiba di klub dengan cedera dan hanya mencetak dua gol di musim debutnya. Sebaliknya, kejeniusan Suarez menjadi sangat jelas dalam musim berikutnya, Carroll terus berjuang dan hanya mencetak empat gol dalam 35 penampilan Liga Premier.
Pemain timnas Inggris itu kemudian dipinjamkan ke West Ham pada musim 2012/2013 dan akan pergi meninggalkan Liverpool pada musim panas berikutnya dengan rekor mengecewakan 11 gol dalam 58 pertandingan.
5. Christopher Samba dari Anzhi Makhachkala ke QPR pada 2013 (Rp236 miliar)
Direktur Anzhi Makhachkala, German Tkachenko, mengklaim QPR "kehilangan akal" ketika menghabiskan 12,5 juta pounds (Rp236 miliar) untuk Christopher Samba pada musim dingin 2013. Samba segera dimasukkan ke dalam starting line-up Harry Redknapp, tapi gagal mengesankan. Bek tengah itu dipaksa meminta maaf kepada fans setelah penampilan yang sangat buruk melawan Fulham.
6. Kostas Mitroglou dari Olympiakos ke Fulham pada 2014 (Rp227 miliar)
Fulham membayar rekor klub 12 juta pounds (Rp227 Miliar) untuk mengontrak Kostas Mitroglou dari Olympiakos pada akhir jendela transfer musim dingin 2014. Itu adalah pembelian panik klub yang terancam degradasi.
Dalam beberapa minggu setelah kedatangannya, menjadi jelas bahwa keluarga besar The Cottager telah membuat kesalahan besar. Mitroglou berjuang dengan cedera. Dan, pada saat melakukan debut untuk klub pada akhir Februari 2014 telah terjadi perubahan posisi pelatuh dengan Felix Magath menggantikan Rene Meulensteen.
Masalah kebugaran terus mengganggu Mitroglou dan dia hanya membuat tiga penampilan musim itu saat Fulham terdegradasi. Jadi, kembali ke Olympiakos pada tahun berikutnya.
7. Juan Cuadrado dari Fiorentina ke Chelsea pada 2015 (Rp441 miliar)
Chelsea menghabiskan 23,3 juta pounds (Rp441 miliar) untuk mengontrak pemain sayap Kolombia dari Fiorentina pada 2015. Dalam kesepakatan Juan Cuadrado itu juga melibatkan Mohamed Salah yang dikirim ke arah berlawanan dengan status pinjaman.
Cuadrado telah menarik perhatian Kolombia di Piala Dunia 2014. Tapi, tetap saja, transfer itu sangat buruk. Dia hanya mencatatkan 15 penampilan untuk The Blues, tanpa mencetak gol. Kemudian, dia kembali ke sepakbola Italia bersama Juventus pada 2017.
8. Guido Carrillo dari Monaco ke Southampton pada 2018 (Rp360 miliar)
Setelah mengantongi 75 juta pounds (Rp1,4 triliun) dari penjualan Vigil van Dijk ke Liverpool, Southampton tidak membuang waktu untuk mengeluarkan uang dan segera memecahkan rekor transfer internal untuk mengontrak Guido Carrillo dari AS Monaco pada 2018.
Pemain Argentina itu telah membantu Monaco meraih gelar Ligue 1 2016/2017. Tapi, Inggris beda dengan Prancis. Carrillo gagal membuat fans bahagia. Dia kemudian meninggalkan Southampton secara gratis pada 2020 setelah gagal mencatatkan satu pun gol.
BREAKING: @SouthamptonFC agree £19.1m fee with @AS_Monaco for Guido Carrillo - Sky sources. #SSN pic.twitter.com/uJiQI8MESh
— Sky Sports News (@SkySportsNews) January 24, 2018
9. Alexis Sanchez dari Arsenal ke Manchester United pada 2018 (barter)
Siapa yang bisa melupakan kegembiraan dan kemeriahan yang menyelimuti kedatangan Alexis Sanchez di Manchester United pada 2018 setelah dibarter dengan Henrikh Mkhitaryan.
Alexis telah mencetak 80 gol dalam 166 pertandingan untuk Arsenal dan memenangkan Piala FA dua kali. Tapi, karier pemain Chile itu langsung menukik tajam menyusul kepindahannya ke Old Trafford. Dia berjuang untuk beradaptasi dengan gaya sepakbola yang lebih defensif di bawah Jose Mourinho. Dia hanya berhasil mencetak dua gol di Liga Premier dalam enam bulan pertamanya.
Alexis kemudian bergabung dengan Inter Milan dengan status pinjaman pada 2019. Lalu, dia menetap di sana secara permanen pada tahun berikutnya, setelah hanya mencetak tiga gol liga selama waktunya di MU.
10. Cenk Tosun dari Besiktas ke Everton pada 2018 (Rp511 miliar)
Pemain Turki itu tiba di Goodison Park pada 2018 setelah membangun reputasi yang solid bersama Besiktas. Di sana, dia telah mencetak 41 gol dalam 96 pertandingan liga.
Tosun tampaknya memiliki semua kualitas yang dibutuhkan untuk sukses di Goodison Park. Dia kuat, berkomitmen, dan bagus di udara. Dia striker tipikal Everton. Dia menunjukkan sekilas kemampuannya selama musim pertamanya di Goodison Park. Tapi, dia kehilangan tempatnya di samping Dominic Calvert-Lewin setelah kepergian Sam Allardyce.
Setelah gagal mendapatkan kembali tempatnya, Tosun kemudian dikirim dengan masa pinjaman yang gagal di Crystal Palace dan Besiktas. Dia kembali ke Everton setelah peminjamannya berakhir. Dia hanya mencetak 11 gol dalam lima musimnya di sepakbola Inggris.
Snow. Stoke. @CenkTosun_ at the double. ❄️#GoalOfTheDay pic.twitter.com/P3ewTNsrfy
— Everton (@Everton) December 18, 2021
(atmaja wijaya/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini