Tanpa Gol Tandang, Inilah Aturan yang Berlaku di Fase Knock-out Piala AFF 2020

"Dengan aturan ini, hasil imbang 1-1 tidak akan banyak berguna di leg kedua."

Analisis | 24 December 2021, 01:15
Tanpa Gol Tandang, Inilah Aturan yang Berlaku di Fase Knock-out Piala AFF 2020

Libero.id - Satu gol yang didapatkan Indonesia saat "tandang" ke Singapura tidak akan banyak berarti pada leg kedua semifinal "kandang", Sabtu (25/12/2021), jika tidak mampu memetik kemenangan. Pasalnya, aturan keuntungan gol tandang yang selama ini berlaku tidak diterapkan di Piala AFF 2020. 

Piala AFF pertama kali digelar pada 1996 dengan menunjuk satu negara sebagai tuan rumah. Ketika itu, dengan label Piala Tiger, turnamen diselenggarakan di Singapura sebagai tempat asal sponsor utama.

Sampai Piala Tiger 2000, Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) masih menunjuk satu negara sebagai penyelenggara. Tapi, dengan alasan komersial dan animo penonton, sistem dua tuan rumah di fase grup mulai digelar pada 2002. Saat itu, Indonesia dan Singapura menjadi tuan rumah dengan semifinal serta final berlangsung di Jakarta.

Namun, pada 2004, format turnamen kembali mengalami penyempurnaan. Sistem dua tuan rumah tetap digunakan. Hanya saja, untuk pertandingan semifinal dan final menggunakan sistem kandang-tandang. Kemudian, baru pada 2010 sistem aturan gol tandang diterapkan.

Dimulai dengan edisi 2018, format baru kembali diterapkan. Sembilan tim dengan peringkat tertinggi akan otomatis lolos dengan tim peringkat 10 dan 11 bermain di kualifikasi dua leg. 

Lalu, 10 tim dibagi menjadi dua grup yang terdiri dari lima dan memainkan sistem round robin, dengan masing-masing tim memainkan dua pertandingan kandang dan dua pertandingan tandang. Hasil imbang dibuat untuk menentukan di mana tim bermain sementara format babak sistem gugur tetap tidak berubah.

Fase knock-out Piala AFF 2018 adalah babak kedua dan terakhir setelah babak penyisihan grup. Dua tim teratas dari masing-masing grup maju ke semifinal untuk bersaing dalam turnamen eliminasi tunggal. Setiap pertandingan dimainkan dengan sistem kandang-tandang. Aturan gol tandang, perpanjangan waktu, dan adu penalti digunakan untuk menentukan pemenang jika perlu. 

Meski aturan gol tandang berlaku sejak 2010, faktanya sangat jarang ada tim yang melaju dengan skor imbang dan keuntungan gol tandang. Salah satu contohnya Malaysia saat menyingkirkan Thailand dengan agregat 2-2 pada 2018.

Dan, untuk edisi terbaru ini semua pertandingan semifinal dan akan dimainkan dalam dua leg. Tim yang mencetak lebih banyak gol secara agregat selama dua leg memenangkan pertarungan. Jika skor agregat imbang pada akhir waktu normal leg kedua, aturan gol tandang tidak akan digunakan dalam edisi kali ini.

Mengapa? Sebab,  turnamen ini diselenggarakan di tempat terpusat, yaitu Singapura. Untuk menentukan pemenang seri, maka perpanjangan waktu dimainkan. Dan, jika jumlah gol yang sama dicetak oleh kedua tim selama perpanjangan waktu, penentuan pemenang diputuskan melalui adu penalti. 

Dengan aturan ini, maka hasil imbang 1-1 tidak akan berguna jika di leg kedua tercipta skor imbang 0-0, 2-2, 3-3, atau berapa pun. Sebab, otomatis akan lanjut ke extra time dan adu penalti jika perlu. Sebaliknya, tim yang memenangkan pertandingan di waktu normal akan langsung maju ke final.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network