Roy Carroll
Libero.id - Roy Carroll menghabiskan tujuh bulan tanpa klub pada 2011. Kariernya diselamatkan oleh sebuah kesempatan di Yunani, di mana dia mempertahankan status mitos.
Ketika Carroll memasuki lapangan di Stadion Luzhniki Moskow pada menit ke-74, pertandingan sedang berada pada titik yang kritis.
Bertarung untuk memperebutkan satu tempat ke babak 16 besar Liga Europa 2011/2012, Olympiacos unggul tipis 1-0 di kandang Rubin Kazan.
Roy Carroll (Sport24) : "Un de mes amis de Londres était là face au Rubin Kazan (2012). Il a été impressionné par l'ambiance. Je lui ai dit : où est-ce que tu vois cela ailleurs ? Pas en Angleterre, les gens restent assis et suivent le match. En Grèce, ils dansent et chantent." pic.twitter.com/5ra9dmXThv
— Olympiakos France (@OlympiakosFr) April 10, 2020
Tapi, penjaga gawang Olympiacos, Balazs Megyeri, baru saja dikeluarkan dari lapangan karena melakukan pelanggaran di dalam kotak. Itu membuat Rubin memiliki kesempatan menyamakan kedudukan dari titik penalti.
Setahun sebelumnya, pada Februari 2011, Carroll telah beberapa minggu menganggur setelah meninggalkan Odense BK di Denmark. Kiper kawakan itu sempat ingin kembali ke Inggris agar lebih dekat dengan keluarganya.
Dia pernah melakukan ujicoba dengan Sheffield United, namun berjalan sangat buruk. Pembicaraan dengan Barnet dan Preston juga gagal pada kesempatan berikutnya. Pada akhirnya, mantan pemain Manchester United itu menghabiskan hampir tujuh bulan tanpa klub.
Pada Agustus 2011, sebelum para manajer menetapkan skuad mereka untuk menjalani musim kompetisi, Carroll menerima panggilan tiba-tiba untuk bermain di OFI Crete di divisi teratas Yunani.
Di satu sisi, tempat itu lebih jauh dari rumahnya di Denmark. Namun, di sisi lain, itu menjadi kesempatan lebih baik.
Di pulau yang nyaman itu, Carroll mengembalikan kariernya ke jalur yang benar. Faktanya, penampilannya yang begitu mengesankan di Liga Super Yunani bersama raksasa Olympiakos membuat nilai pasarnya naik sekitar 80.000 pounds (Rp 1,2 miliar) setelah hanya beberapa bulan di negara itu.
Setelah setahun penuh gejolak dan sempat menganggur, Carroll harus menghadapi tendangan penalti. Itu akan menjadi aksi pertamanya dengan seragam Olympiakos.
Sebelumnya Carroll tidak memiliki rekor penalti yang cukup baik. Pertandingan terakhirnya bersama Manchester United adalah di final Piala FA 2005, di mana dia gagal menghentikan satu pun dari lima tendangan penalti pemain Arsenal. Dia kebobolan tujuh gol dalam kariernya di Liga Inggris.
Namun, pada 14 Februari 2012, Carroll melakukan penyelamatan luar biasa lewat sentuhan pertamanya sebagai pemain Olympiakos. Dia mengarahkan badannya ke kiri sebelum memblok bola pantul dari pemain lawan.
10 pemain Olympiakos kemudian bertahan selama seperempat jam terakhir, dan Carroll mendadak menjadi pahlawan.
“Itu adalah awal mimpi bagi saya,” katanya setelah pertandingan. “Saya tidak berharap untuk masuk dan menyelamatkan penalti, tetapi itulah yang harus saya lakukan.”
Tak hanya itu, dia harus melakukannya di bawah suhu -13°C, cuaca yang kurang ideal untuk berolahraga. Tanpa waktu pemanasan, pemain berusia 34 tahun itu melakukan keajaiban saat turun ke lapangan.
Minggu berikutnya, Carroll menghadapi tantangan lain di leg kedua. Meskipun pertandingan Piraeus tidak dimainkan dalam cuaca dingin yang membekukan, pemain Irlandia Utara itu harus bermain selama 90 menit karena kiper utamanya, Megyeri, sedang menerima skorsing.
Entah bagaimana, Carroll menunjukkan penampilan lebih berkesan daripada debutnya. Meski mengalami cedera hamstring, Carroll melakukan sejumlah penyelamatan impresif sepanjang pertandingan dan menjaga gawangnya tetap clean sheet.
Saat peluit akhir dibunyikan dan Olympiakos dinyatakan melaju ke babak berikutnya, para penggemar menunjukkan rasa terima kasih mereka kepada sang pemain dengan tepuk tangan meriah.
Enam bulan sebelumnya, Carroll kecewa dengan berita bahwa Preston yang bermain di League One telah melewatkan kesempatan untuk menawarinya kontrak satu tahun.
#Karier Carroll di Yunani
Selama sisa musim 2011/2012, Carroll menjadi penjaga gawang pilihan kedua Olympiakos. Tetapi, dia menjadi pemain andalan mereka di Piala Yunani.
Sebulan setelah aksi heroiknya melawan Rubin, pemain berusia 34 tahun itu menghadapi mantan timnya, OFI Crete, di semifinal piala liga. Di dua leg, Carroll melakukan dua clean sheet dan membantu klubnya melaju ke final pertama mereka dalam tiga tahun.
Di final, Carroll akhirnya kebobolan satu gol dari defleksi pemain bertahannya dan membuat pertandingan harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Olympiacos mencetak gol kemenangan pada menit ke-119, memberi Carroll gelar pertamanya di Yunani (pertama sejak Piala FA 2004). Dalam pertandingan itu, Sir Alex Ferguson dengan baik hati memainkannya menggantikan Tim Howard pada menit ke-84 saat Man United menang 3-0. Di Yunani tidak ada sentimentalisme seperti itu, Carroll memberikan kontribusi serius.
Musim berikutnya, tepatnya pada musim 2012/2013, Carroll mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain. Di Liga Champions, dia membantu klub meraih tiga kemenangan dari empat pertandingan, termasuk kemenangan 2-1 atas Arsenal di Yunani.
Dia juga menjadi kiper pilihan pertama liga untuk paruh pertama musim itu dan tidak pernah kalah dalam satu pertandingan pun, meskipun dia akhirnya kehilangan tempatnya dari Megyeri sejak Januari 2013.
Tapi, Carroll terus bermain di Piala Yunani, membantu klub Piraeus memenangkan kompetisi dua tahun berturut-turut melalui kemenangan dramatis di final melalui perpanjangan waktu.
Carroll tidak tampil sama sekali pada musim 2013/2014, tetapi tiga tahun di Yunani memberinya tiga medali, satu trofi liga, dan dua piala liga. Prestasi Carroll bertambah saat dia memiliki rekor mengesankan tidak pernah kalah dalam pertandingan domestik bersama Olympiakos.
Keberhasilannya itu juga membantunya kembali ke skuad Irlandia Utara setelah absen enam tahun. Lebih dari setengah dari 45 penampilannya terjadi setelah keajaiban penalti di Liga Europa ketika dia sudah berusia 34 tahun.
#Petualangan Carroll
Dalam beberapa tahun terakhir, Carroll telah berterus terang tentang perjuangannya melawan kecanduan. Kariernya dirusak oleh masalah di luar lapangan. Bahkan, ada banyak hal tentang petualangan karier Carroll yang tidak terlalu membuat iri.
Dipromosikan dari klub yang bermain di divisi ketiga Inggris hingga menjadi salah satu dari banyak pengganti gagal Peter Schmeichel di Mancheser United. Dia juga tidak menjadi cadangan di Rangers dan Derby County.
Tidak mengherankan jika pada 2011 kabar dirinya bergabung dengan Preston di League One tampak seperti angin segar.
“Di sini, hidup Anda selalu dimuat dalam berita, tetapi jika Anda tetap menundukkan kepala dan bekerja keras, semua orang akan mencintai Anda,” kata Carroll kepada BBC pada 2014. “Anda bisa menjadi pahlawan dengan cepat.”
(diaz alvioriki/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini