Kisah Saidy Janko, Lulusan Man United Bela Gambia di Piala Afrika 2021

"Nasib tak selalu sesuai harapan."

Biografi | 31 December 2021, 00:11
Kisah Saidy Janko, Lulusan Man United Bela Gambia di Piala Afrika 2021

Libero.id - Pelatih Gambia, Tom Saintfiet, telah sibuk mencari pemain keturunan Gambia untuk dimasukkan ke dalam skuadnya sebelum penampilan pertama negara itu di Piala Afrika 2021. Gayung bersambut ketika Saidy Janko, mantan pemain jebolan akademi Manchester United yang kini memperkuat Real Valladolid, berjalan lancar dalam proses naturalisasi.

Sanko, yang merupakan pemain kelahiran Swiss dan memiliki darah keturunan Gambia dari ayahnya, melakukan debutnya untuk Gambia melawan Sierra Leone pada duel persahabatan pada September 2021.

Dia mengatakan peluang Gambia di Piala Afrika 2021 tetap ada, meski negaranya itu kerap dipandang sebelah mata.

"Saya harus melakukannya untuk ayah saya, juga untuk keluarga ayah saya, saya sendiri, dan tim. Jika saya dapat membantu untuk mencapai sesuatu di turnamen bersama Gambia, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa," ucap Janko kepada BBC Sport Africa.

Negara bagian Afrika Barat itu tergabung dalam Grup F bersama juara 2004, Tunisia, Mali, dan Mauritania. Adapun Piala Afrika akan berlangsung di Kamerun sebagai tuan rumah. Turnamen itu dimulai pada 9 Januari 2022.

"Saya masih berusia 26 tahun, jadi ini adalah kesempatan yang luar biasa," timpalnya. "Ayah saya memiliki keluarga di sana dan dia selalu berkata: 'Itu keputusan Anda jika Anda bermain untuk Swiss atau Gambia.'”

"Sekarang adalah saat yang tepat untuk memilih Gambia. Saya sangat dekat dengan ayah saya dan saya berbicara dengannya tentang keputusan saya, dan dia mendukung saya," ungkapnya.

Janko sempat bermain untuk timnas Swiss di tingkat junior, tetapi pada akhirnya dia gagal bersaing.
"Saya dibesarkan di Swiss, jadi tujuan saya bermain untuk tim senior," jelasnya.

“Setelah beberapa tahun dan bersaing dengan yang terbaik, saya tidak pernah dipanggil. Itu mengecewakan bagi saya dan keluarga saya, tetapi itu adalah keputusan mereka. Mungkin itu yang terbaik bagi saya, sehingga saya bisa mewakili Gambia."

Pemain Andalan di Real Valladolid

Di level klub, Janko sempat mencicipi bermain di Liga Skotlandia bersama Glasgow Celtic dan Liga Prancis bersama St Etienne, tetapi dia baru menemukan performa terbaiknya saat bersama Real Valladolid usai pindah dari FC Porto pada Januari 2020.

"Saya memiliki tahun yang sangat baik setelah cedera saya, ketika saya pertama kali bergabung dengan Valladolid. Saya hampir memainkan semua pertandingan dan saya bermain sangat baik," kenangnya.

Saat ini Real Valladolid dipegang oleh legenda sepakbola asal Brasil, Ronaldo Luis Nazario, dan legenda Real Madrid itu punya andil yang besar dalam kepindahan Janko dari Porto.

"Untuk seorang legenda seperti Ronaldo yang menginginkan saya di klub mereka adalah hal yang luar biasa. Setiap kali dia berada di tempat latihan atau stadion, itu memberikan dorongan kepada semua pemain," tuturnya.

Jauh sebelum semua itu, Janko sempat menjadi pusat perhatian ketika menandatangani kontrak dengan Manchester United pada 2013 dari FC Zurich.

Dia dinobatkan sebagai pemain tim cadangan Man United pada 2014 dan melakukan debutnya melawan MK Dons di bawah Louis van Gaal pada Agustus itu.

"Itu adalah keputusan yang mengubah hidup saya, tetapi jika Manchester United datang menelepon, Anda tidak perlu berpikir dua kali," kata Janko.

“Saya sedih meninggalkan rumah, tetapi saya senang bermain untuk salah satu klub terbesar di dunia. Jadi, transisinya cukup mulus. Saya mulai bekerja sejak hari pertama dan itu benar-benar pengalaman yang luar biasa.”

“Di klub seperti Man United, selalu sulit sebagai pemain muda – terutama jika Anda berusia 17 tahun – untuk mendapatkan banyak waktu bermain karena mereka memiliki banyak superstar yang perlu bermain," cerita Janko.

“Saat itu adalah tahun pertama setelah Sir Alex Ferguson pergi, jadi ada banyak tekanan kepada David Moyes dan saya bisa mengerti dia tidak bisa memberikan banyak peluang kepada pemain muda,” ungkapnya.

“Saya pikir jika hasilnya sedikit lebih baik, saya akan memiliki lebih banyak waktu bermain.”
“Lalu ada perubahan pelatih. Van Gaal datang, situasinya sedikit sama; dia membutuhkan poin dan tidak bisa membiarkan dirinya bermain dengan pemain muda,” kenangnya.

"Itu bukan alasan, karena dia memberi saya debut dan saya selamanya bersyukur untuk itu - tetapi sangat sulit untuk mendapatkan kesempatan di tim."

Setelah 45 menit debut senior bersama Setan Merah, Janko tidak pernah tampil lagi untuk Man United. Setelah dipinjamkan ke klub Championship, Bolton, dia meninggalkan Old Trafford untuk pindah ke Celtic pada 2015.

“Saat itu saya merasa ini momen yang tepat, karena saya merasa tidak mendapatkan cukup peluang,” ujarnya.

“Saya tidak mengeluh. Saya melihat pemain seperti (Angel) di Maria dan (Wayne) Rooney dan tentu saja mereka harus bermain, jadi saya mengerti. Bagi saya ini adalah momen untuk move-on. Saya butuh waktu bermain, jadi ini adalah alasan utama mengapa saya pergi," tutupnya.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network