Carlos Tevez-Javier Mascherano-Julio Cesar
Libero.id - Kesepakatan jual-beli pemain kadang di luar dugaan, beberapa klub bahkan melakukan transfer pemain tanpa ada sinyal sebelumnya.
Kepindahan Lionel Messi dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada bursa transfer musim panas menjadi salah satu contohnya, terlebih alasan kepindahan lantaran kondisi krisis keuangan klub.
Menyusul dengan transfer pemain yang mengejutkan, Barcelona kembali membuat transfer mengejutkan. Jagat dunia sepakbola dibuat gempar dengan kesepakatan kepindahan Ferran Torres dari Manchester City ke Barcelona.
Pemain timnas Spanyol itu diboyong Barcelona dengan nominal mengejutkan, senilai 55 juta pounds (Rp 1 triliun) dan ini terjadi di pengujung 2021.
Tentu saja bagian paling mengejutkan dari transfer itu tidak ada hubungannya dengan kemampuan Torres, tetapi ini lebih kepada fakta bahwa apakah Barcelona akan mampu membayar kesepakatan dengan nominal lebih dari Rp 1 triliun itu. Pasalnya, klub Catalunya itu dilanda krisis keuangan yang mengakibatkan kepergian Messi.
Namun, siapa sangka klub dengan finansial minus baru saja menghabiskan 55 juta pounds untuk pemain baru mereka, Torres.
Torres bergabung dengan Man City 16 bulan sebelum pindah ke Catalunya dan Torres telah membuat kesan yang baik di Manchester. Tetapi, sebagai orang Spanyol, dia selalu bermimpi bermain untuk Barcelona walau El Barca dalam keadaan sulit saat ini.
Pelopor era pascaMessi cukup menarik baginya, sehingga dia meminta untuk meninggalkan Man City yang mendapat untung besar dari kesepakatan itu.
Sementara bagaimana Barcelona berusaha membayar kesepakatan akan diteliti ke depan, apalagi dengan konsensus umum bahwa mereka tidak mampu membayar transfer. Bahkan, dengan biaya yang diamortisasi (suatu proses pelunasan hutang yang dilakukan dengan jangka waktu ataupun periode tertentu) hasil pinjaman Barcelona dari Goldman Sachs di awal tahun.
Pada catatan itu, mari kita lihat 8 transfer lain yang menyebabkan masalah keuangan bagi klub pembeli.
8. Santi Cazorla – Malaga
Pahlawan Arsenal itu mungkin tidak akan pernah bergabung dengan The Gunners jika bukan karena salah urus keuangan yang serius dari Malaga. Klub Andalusia itu telah membawanya dari Villarreal seharga 20 juta pounds (Rp 383 miliar) pada musim panas 2011, tetapi pengeluaran berlebihan selama bertahun-tahun membuat mereka kemudian harus menjual aset mereka satu musim kemudian.
Cazorla bergabung dengan Arsenal dengan potongan harga 16 juta (Rp 306 miliar) pada tahun 2012, yang berarti Malaga mendapatkan kembali sebagian dari uang mereka meski masih merugi. Mereka kehilangan salah satu talenta terbesar di Spanyol.
Cazorla, bersama Salomon Rondon, Nacho Monreal, Jeremy Toulalan, dan Isco didatangkan untuk membangun klub dan bersaing dengan tim terbesar di Spanyol, tetapi proyek ini akhirnya berakhir dengan bencana.
Malaga memang mencapai perempat final Liga Champions di bawah asuhan Manuel Pellegrini setelah Cazorla dan Monreal pergi, tetapi disingkirkan oleh Borussia Dortmund pada menit terakhir leg kedua. Malaga akhirnya terdegradasi pada 2018, dan masih menemukan diri mereka di divisi kedua Spanyol. Klub bersejarah yang hancur oleh gejolak ekonomi.
7. Julio Cesar – QPR
Queens Park Rangers memutuskan untuk menghabiskan banyak uang menjelang musim 2012/2013 setelah mereka nyaris bertahan di Liga Premier musim sebelumnya. Mereka menghabiskan sekitar 45 juta pounds (Rp 863 miliar) untuk membeli nama-nama besar di bursa musim panas dan musim dingin, seperti Christopher Samba, Loic Remy, Esteban Granero, dan Park Ji-sung tiba di Loftus Road bersama pemain nomor satu Brasil saat itu, Julio Cesar.
Cesar bermain reguler saat QPR terdegradasi di bawah asuhan Harry Redknapp. Dia dikaitkan dengan kepindahan, tetapi itu tidak pernah terwujud. QPR berada dalam kesulitan keuangan setelah degradasi mereka, dan perlu memotong tagihan upah mereka.
Setelah Julio Cesar gagal pergi, dia mendapati dirinya di bangku cadangan dengan klub tidak mau membayar biaya penampilannya. Salah satu penjaga gawang terbaik di dunia menemukan dirinya di bangku cadangan Championship Division. Itu jelas menjadi sebuah bencana.
6. Alvaro Negredo – Valencia
Negredo dipinjamkan dari Manchester City ke Valencia pada 2014 dengan klausul yang termasuk dalam kesepakatan, yang berarti pihak Spanyol memiliki kewajiban untuk membeli pemain depan seharga 27 juta pounds (Rp 517 miliar).
Mantra pinjamannya menghasilkan lima gol dalam 30 pertandingan liga. Itu membuat Valencia frustrasi pada kenyataan mereka sekarang harus membayar 27 juta pounds untuk striker tersebut.
Hal-hal berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Negredo secara terbuka mengkritik taktik manajer Nuno Espirito Santo (penggemar Tottenham mungkin bersimpati), yang menyebabkan dia dibekukan dari seleksi. Namun, dia diselamatkan ketika Espirito Santo digantikan oleh Gary Neville meskipun kita tahu bagaimana kelanjutannya.
Valencia sangat ingin menyingkirkannya dan dia dipinjamkan ke Costa del Middlesbrough selama satu musim pada 2016, kemudian pergi secara permanen ke Besiktas pada musim panas berikutnya. Dia kembali ke Spanyol sekarang bersama Cadiz, di mana dia menjadi pencetak gol terbanyak mereka musim lalu.
5. Carlos Tevez & Javier Mascherano – West Ham
Mungkin lebih daripada klub lain dalam daftar ini. Mereka adalah kesepakatan yang pada dasarnya tidak mampu dibayar oleh klub. Transfer Tevez dan Mascherano ke West Ham dalam kesepakatan ganda mengejutkan senilai 25 juta pounds (Rp 479 miliar) dari Corinthians pada 2006. Itu adalah bisnis sepakbola Inggris yang paling terkenal dan memiliki alasan yang baik.
Sebagai permulaan, mereka berdua mungkin bergabung dari Corinthians. Tetapi, pada kenyataannya, kedua pemain direkrut dari bisnis luar yang memiliki hak ekonomi mereka dan terus melakukannya ketika mereka pindah ke West Ham.
Konglomerat itu sedang dalam pembicaraan untuk mengambil alih West Ham ketika keduanya bergabung, tetapi ketika pengambilalihan itu tidak pernah terjadi. Itu menyebabkan masalah besar.
Mascherano pergi pada Januari, tetapi Tevez tetap bertahan untuk berjuang untuk mencetak gol di sebagian besar musim. Tevez bangkit menjelang akhir musim saat West Ham dalam ancaman degradasi yang serius.
Gol kemenangannya melawan Manchester United di Old Trafford pada hari terakhir musim membuat The Hammers unggul atas Sheffield United yang kemudian menggugat klub London itu.
West Ham akhirnya didenda 5,5 juta pounds (Rp 105 miliar) oleh FA karena menyembunyikan informasi mengenai kepemilikan duo dan juga mencapai kesepakatan 20 juta pounds (Rp 383 miliar) dengan Sheffield United. Seluruh situasi berkontribusi pada masalah keuangan serius West Ham di tahun-tahun berikutnya.
???
Carlos Tevez in action at Fulham #OnThisDay ? years ago
? #COYI pic.twitter.com/6wU1guLVft
— West Ham United (@WestHam) December 23, 2016
4. Samuel Eto'o – Anzhi Makhachkala
Bagaimana bisa pemain terhebat yang pernah ada di game ini berakhir di Rusia, khususnya Dagestan? Tentus saja, ini soal uang.
Setelah diambil alih oleh miliarder ambisius, Anzhi Makhachkala mengontrak Samuel Eto pada 2011 dari Inter Milan. Mereka menjadikannya pemain dengan bayaran terbaik dunia dalam prosesnya. Dia adalah yang berikutnya dalam barisan panjang pemain utama, termasuk Roberto Carlos yang datang pada Januari.
Banyak pemain top mengikuti, seperti Willian bergabung pada 2013. Tetapi, klub memutuskan mereka harus melakukan pemotongan drastis. Itu terpaksa dilakukan merujuk sedikit keberhasilan yang mereka miliki.
Eto'o sendiri pergi ke Chelsea, tetapi meneruskan tradisi transfer anehnya ketika dia pindah ke Everton pada 2014.
3. Sulley Muntari – Portsmouth
Muntari tiba pada 2007 dengan harga sekitar 7 juta pounds (Rp 134 miliar) dari klub Italia Udinese. Dia merupakan bagian dari tim yang memenangkan Piala FA pada 2008.
Tetapi, di samping sejumlah pemain lain seperti Jermain Defoe dan Peter Crouch, tanda tangan Muntari membantu memicu bencana keuangan di klub South Coast, yang melihat Pompey masuk ke proses administrasi dua kali. Mereka kemudian terdegradasi tiga kali, turun ke Liga Dua dan mereka tetap berada di Liga Satu hingga hari ini.
2. Gary Medel – Cardiff City
Tim yang baru dipromosikan menghabiskan banyak uang untuk mencapai target. Tetapi, apa akibatnya? Mereka menghancurkan kesatuan ruang ganti, terdegradasi, dan kemudian mengalami masalah keuangan sebagai konsekuensinya. Ini adalah kisah salah satunya.
Musim 2013/2014 adalah musim pertama Cardiff di Liga Premier, tetapi itu tidak berakhir dengan baik. Itu adalah puncak upaya pemilik untuk mengubah warna klub dari biru tradisional menjadi merah dan itu menyebabkan permusuhan besar dengan penggemar. Fakta itu mengubah apa yang seharusnya menjadi kesempatan yang menggembirakan menjadi mimpi buruk.
Bisa dikatakan proyek menghabiskan banyak uang itu menjadi polemik, walau Cardiff menginginkan mereka dapat bersaing di kasta tertinggi. Gary Medel adalah pemimpin saat proses pembangunan klub dengan beberapa pemain top. Gelandang bertahan Chile itu datang dari Sevilla dengan harga hampir 10 juta pounds (Rp 191 miliar).
Ketika Cardiff terdegradasi, dia bersama dengan sebagian besar pemain lainnya dijual dengan kerugian. Klub tidak dapat mendukung upah mereka.
1. Jean Michel Seri – Fulham
Fulham menghabiskan 100 juta pounds (Rp 1,9 triliun) setelah promosi pada 2018/2019. Sebagai bagian dari kesenangan itu, gelandang Pantai Gading itu datang dari Nice dengan harga sekitar 18 juta pounds (Rp 345 miliar).
Dia dipinjamkan ketika tim terdegradasi dan klub tidak dapat memberikan gajinya. Setelah dipinjamkan ke Galatasary dan Bordeaux, dia sekarang kembali bermain di Fulham musim 2021/2022. Mereka sepertinya mampu mempertahankannya sekarang.
(atmaja wijaya/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini