Chanathip Songkrasin, Pratama Arhan
Libero.id - Piala AFF 2020 telah berakhir dengan Thailand dan Indonesia mempertajam rekornya. Pasukan Gajah Perang menjadi pengoleksi gelar terbanyak, sementara tim Garuda adalah runner-up yang paling sering. Keduanya sama-sama berjumlah enam kali.
Tapi, selain hasil yang didapatkan timnas, beberapa pemain juga menampilkan permainan yang bagus. Mereka adalah nama-nama yang sangat konsisten dan membantu tim negaranya mencapai hasil yang pantas dibanggakan. Sepanjang turnamen, ini adalah pemain-pemain yang banyak dibicarakan orang.
Jika Asia Tenggara adalah sebuah negara yang terdaftar di FIFA, pemain-pemain ini bisa dikumpulkan dalam sebuah tim dan layak menantang timnas-timnas besar dari Asia lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, Qatar, atau Arab Saudi.
Nah, berikut ini starting line-up pemain-pemain terbaik Piala AFF 2020 dari tiap-tiap posisi menggunakan skema 4-2-3-1 dengan Alexandre Polking dan Shin Tae-yong sebagai pelatih serta asisten pelatih:
GK: Hassan Sunny (Singapura)
Kehadiran Hassan Sunny di bawah mistar gawang adalah faktor besar dibalik langkah Singapura ke semifinal. Pemain veteran itu membuat 20 penyelamatan. Itu jumlah tertinggi di turnamen kali ini.
Salah satu bukti kehebatan Hassan bisa dilihat saat menjalani semifinal kedua melawan Indonesia. Jika bukan karena Hassan, Indonesia bisa menghasilkan lebih dari empat gol. Berkali-kali Hassan menggagalkan serangan-serangan Indonesia sampai akhirnya mendapatkan kartu merah.
Hassan Sunny appreciation post ?
pic.twitter.com/7d6EbKCSJQ— SuporterFC (@SuporterFC) December 25, 2021
RB: Narubadin Weerawatnodom (Thailand)
Narubadin Weerawatnodom telah mengatasi serangkaian cedera mengerikan untuk memenangkan Piala AFF bersama Thailand, tujuh tahun setelah kemenangan sebelumnya. Narubadin memberikan keseimbangan dalam permainan Thailand di sektor kanan belakang.
Pemain Buriram itu sebenarnya mendapatkan saingan ketat dari Asnawi Mangkualam. Tapi, karena Asnawi tidak mampu membawa Indonesia menjuarai Piala AFF, maka Narubadin layak berada di sektor ini.
CB: Alfeandra Dewangga (Indonesia)
Alfeandra Dewangga membuat intersep terbanyak di Piala AFF 2020 dan juga berhasil menunjukkan keserbagunaannya saat diturunkan di lini tengah maupun belakang oleh Shin Tae-yong.
Relatif belum pernah terdengar di luar Indonesia sebelum turnamen, Dewangga adalah salah satu alasan mengapa masa depan sepakbola Indonesia terlihat cerah, meski sekali lagi gagal dalam upaya mengakhiri penantian 25 tahun untuk memenangkan Piala AFF.
Masih berusia 20 tahun, fleksibilitas pemain PSIS Semarang itu membuat dirinya ditempatkan di lini tengah maupun belakang dengan sama baiknya. Clearance tertinggi Dewangga di turnamen ini adalah 33. Itu menggambarkan kemampuannya yang luar biasa untuk mengendus bahaya.
CB: Kritsada Kaman (Thailand)
Kritsada Kaman membentuk kemitraan pertahanan tengah yang nyaris tidak dapat dilewati dengan Manuel Bihr. Dia membuat pertahanan Thailand sangat kokoh sehingga hanya kebobolan satu kali oleh Filipina di fase grup dan dua kali oleh Indonesia di leg kedua final.
Bihr sebenarnya juga layak di posisi ini karena tampil impresif dalam kemampuannya sendiri. Tapi, Kritsada yang berusia 22 tahun layak mendapat pujian ekstra mengingat dia biasanya bermain di lini tengah untuk klubnya, Chonburi. Ini bisa terlihat dari caranya membantu Thailand membangun dari belakang dengan 374 operan masuk.
LB: Pratama Arhan (Indonesia)
Pratama Arhan adalah salah satu anak muda yang tampil luar biasa di Piala AFF 2020. Dia menunjukkan penampilan memukau dari bek kiri. Dia menyerang ke depan dengan efek yang baik bagi Indonesia dan berhasil mencetak beberapa gol penting.
Meski di posisi ini ada Theerathon Bunmathan yang lebih berpengalaman, Arhan adalah bintang sesungguhnya. Itu karena dia baru berusia 20 tahun dan absennya dia di leg pertama semifinal telah membuat sektor kiri Indonesia musah ditembus bola-bola Thailand.
Dan, di akhir turnamen, Arhan mendapatkan kehormatan untuk menjadi Pemain Muda Terbaik Piala AFF 2020.
? See how Pratama Arhan earned the GOAL #NXGN Award!
⏪ Re-live his standout performances from #AFFSuzukiCup2020 ?#AFFSuzukiCup | #RivalriesNeverDie | @Goal_Asia_ pic.twitter.com/anjFe1geFZ
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 2, 2022
CM: Phitiwat Sukjitthammakul (Thailand)
Phitiwat Sukjitthammakul tidak hanya menawarkan perisai di depan pertahanan Thailand, melainkan juga terus berusaha untuk membuat keunggulan dengan distribusinya yang rapi di lini tengah.
Digambarkan sebagai "pejuang" oleh Pelatih Thailand, Alexandre Polking, pengalaman Phitiwat bermain di Liga Champions Asia bersama Chiangrai United ditunjukkan dalam penampilannya yang tenang dan meyakinkan. Sebagai dasar dari berlian lini tengah dia membuat Gajah Perang stabil mengadopsi formasi 4-1-2-1-2 pada tahap awal turnamen.
CM: Nguyen Hoang Duc (Vietnam)
Nguyen Hoang Duc adalah cahaya terang bagi Vietnam dalam kampanye Piala AFF 2020 yang sangat mengecewakan. Vietnam mungkin gagal dalam upaya mempertahankan gelar yang dimenangkan pada 2018. Tapi, jika bukan karena Nguyen Hoang Duc, mereka akan jauh menderita, khususnya saat melawan Thailand di semifinal atau ketika imbang dengan Indonesia.
Dengan semua mata tertuju pada sang playmaker maskot, Nguyen Quang Hai, Hoang Duc justru melakukan distribusi bola yang rapi untuk rekan-rekannya. Dia berlari tanpa henti. Jadi, sangat pantas jika Hoang Duc mengalahka Ricky Kambuaya untuk berada di posisi ini.
#Transfers | ?? BG Pathum United has proposed a loan contract for Nguyen Hoang Duc to Viettel FC ??.
This offer also included swapping Sarach Yooyen to Viettel FC in exchange for Hoang Duc.
? Would it be a good swap deal? #Vleague #ThaiLeague #ViettelFC #BGPathumUnited #AFF pic.twitter.com/KXoahA9Voe
— ASEAN FOOTBALL (@theaseanball) December 30, 2021
RW: Witan Sulaeman (Indonesia)
Dengan tiga gol di Piala AFF , Witan Sulaeman menunjukkan mengapa dirinya dianggap sebagai salah satu prospek paling cemerlang di sepakbola Indonesia. Kegembiraan dihasilkan Witan setiap kali menguasai bola. Itu menunjukkan mengapa dia sudah bermain di Eropa bersama tim Polandia, Lechia Gdansk.
Perpaduan kecepatan dan keterampilan Witan membuatnya menjadi mimpi buruk para bek. Dia bisa dengan mudah melanjutkan untuk membentuk aksi ganda yang menghancurkan dengan sesama bintang muda, Egy Maulana Vikri, di depan atau berkolaborasi dengan full back, Asnawi.
AM: Chanathip Songkrasin (Thailand)
Chanathip Songkrasin menegaskan kembali statusnya sebagai pesepakbola terbaik di Asia Tenggara dengan meraih penghargaan Most Valuable Player ketiga dalam empat edisi Piala AFF. "Messi dari Thailand" juga menjadi pemain yang mengubur mimpi Indonesia pada semifinal final pertama lewat dua gol cepat.
Sayangnya, Egy terlambat bergabung dengan Indonesia sehingga terlambat panas. Jika dia datang bersamaan dengan Chanathip di fase grup, tentu saja akan menarik melihat "Messi dari Thailand" vs "Messi dari Indonesia" di partai puncak.
? Check out Chanathip's highlight reel that saw him claim a record third MVP title!#AFFSuzukiCup2020 | #RivalriesNeverDie pic.twitter.com/u6SD6hUVnQ
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 2, 2022
LW: Supachok Sarachat (Thailand)
Pengaruh Supachok Sarachat untuk Thailand tumbuh saat Piala AFF 2020 memasuki fase-fase krusial. Di atas kertas, Supachok bermain di sayap kanan atau di depan dalam skema serangan dua striker. Tapi, pergerakan dan keserbagunaannya membuatnya sering membuat kekacauan di seluruh lapangan.
Selain itu, penampilannya yang tak tertahankan membuat Supachok mustahil untuk diabaikan. Itulah sebabnya dia mendapat tempat di tim ini di sayap kiri.
Supachok sudah menjadi pemain reguler untuk klub dan negaranya, meski baru berusia 23 tahun. Dan, kemampuannya mencetak gol juga memastikan Thailand tidak terlalu bergantung pada satu sumber.
ST: Ikhsan Fandi (Singapore)
Singapura boleh gagal lolos ke final. Tapi, peran Ikhsan Fandi tidak bisa dikesampingkan. Posturnya bagus dan naluri mencetak golnya luar biasa. Jika bukan karena bajir kartu merah di semifinal kedua melawan Indonesia, Singapura sebenarnya bisa mencapai final.
Meski hanya mencetak tiga gol di turnamen dan kalah dari orang-orang seperti Safawi Rasid, Bienvenido Maranon, Chanathip, atau Teerasil Dangda; Ikhsan pantas ada di daftar ini. Dia jauh lebih pantas dari Teerasil, yang gagal mencetak gol di lima pertandingan terakhir, yaitu satu di fase grup dan empat di fase knock-out.
Pemain cadangan
Kiper: Nadeo Argawinata (Indonesia), Kevin Ray Hansen (Filipina)
Belakang: Manuel Bihr (Thailand), Theerathon Bunmathan (Thailand), Asnawi Mangkualam (Indonesia)
Gelandang: Shahdan Sulaiman (Singapura), Nguyen Quang Hai (Vietnam), Ricky Kambuaya (Indonesia), Irfan Jaya (Indonesia)
Penyerang: Safawi Rasid (Malaysia), Bienvenido Maranon (Filipina), Teerasil Dangda (Thailand)
?⚽ Who scored your favourite goal of #AFFSuzukiCup2020?
?️ ????: https://t.co/e1dPLFFiQ4#AFFSuzukiCup | #RivalriesNeverDie pic.twitter.com/U6dcS5F6eF
— AFF Suzuki Cup (@affsuzukicup) January 3, 2022
(andri ananto/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini