Juergen Klopp, pep Guardiola, Mikel Arteta, Eddie Howe
Libero.id - Di Inggris, sepakbola dibagi menjadi liga, non-liga, dan wanita. Untuk liga dibagi lagi menjadi Liga Premier (EPL) dan Liga Sepakbola (EFL). EPL terdiri satu divisi, sementara EFL terdiri dari Championship, League One, dan League Two. Lalu, bagaimana jika keempat liga digabung?
Tahun lalu (2021) adalah tahun yang cukup bagus untuk sepakbola Inggris. Ada begitu banyak hal yang terjadi, dan semuanya hampir tak terpisahkan dari seputaran klasemen, pelatih yang dipecat, dan hal-hal lainnya yang beririsan.
Sebut saja Manchester City yang hampir tidak terbendung dengan melaju ke puncak klasemen. Lalu, era kepemilikan Mike Ashley di Newcastle United yang banyak diprotes fans dan akhirnya finish setelah mencapai kesepakatan dengan konsorsium perusahaan milik Kerajaan Saudi Arabia.
Ada juga Chelsea yang secara tak terduga berhasil memenangkan kembali trofi Liga Champions setelah mengalahkan Man City pada partai final yang digelar di Porto, Portugal.
Tapi, di atas semua itu, Inggris nyaris mengakhiri kekeringan trofi internasional ketika menyelenggarakan beberapa pertandingan fase grup, semifinal, dan final Euro 2020 yang mundur ke 2021. Hanya saja mereka akhrnya dikalahkan Italia melalui adu penalti di Wembley.
Jadi, saat kita melihat kembali kejadian sepakbola di Inggris tahun lalu, mungkin aman untuk mengatakan bahwa beberapa penggemar akan memiliki kenangan yang lebih indah daripada yang lain.
Tapi, kita akan kembali ke topik awal. Seberapa baik kinerja klub anda dalam konteks piramida sepakbola Inggris secara keseluruhan? Dan, untuk menjawab pertanyaan tersebutm kita akan menggunakan data yang dihimpun oleh eksperimental361.com, yang menggunakan sistem point-per-game, untuk menentukan peringkat.
Dan dari 92 klub yang berlaga di liga profesional (EPL dan EFL), eksperimental361.com mampu menyusun tabel liga berdasarkan sistem dan itu membuat bacaan yang sangat menarik.
Hasil studi itu menunjukkan, tiga besar tidak memiliki kejutan signifikan. Itu karena Manchester City (110 poin) melesat di depan mengungguli Chelsea (83 poin) dan Liverpool (77 poin), yang tertinggal di posisi kedua dan ketiga.
Yang menarik adalah posisi setelah itu. Jika penghitungan ini yang digunakan sebagai penentuan hasil akhir kompetisi di Inggris yang sebenarnya, bisa dipastikan Arsenal akan lolos ke Liga Champions lagi. Kok, bisa? The Gunners berkutat di posisi keempat klasemen akhir dengan 76 poin.
Kejutan lainnya akan membuat penggemar Sunderland benar-benar bersemangat. Pasalnya, klub kesayangan mereka naik di urutan kelima klasemen akhir, meski di dunia nyata tampil di League One. Ada lagi klub League Two, Sutton, menempati urutan keenam. Mereka berada di atas Manchester United (tujuh),
Hal unik lain dari klasemen imajiner ini adalah keberadaan Tottenham Hotspur, yang hanya mampu menempati urutan 15. Sedangkan Everton gagal masuk 60 besar. Bahkan, Newcastle ada di posisi 91 dan Burnley (92).
With the last league game of 2021 now over, it's time for the traditional calendar year table based on points won per game:https://t.co/u12fanzSQX
Explanation, observations, smaller sections of the graphic and versions from previous years available via the link. pic.twitter.com/Q5EYV0QvMC
— Ben Mayhew (@experimental361) December 30, 2021
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini