Presiden FIFA, Gianni Inflantino
Libero.id - Presiden FIFA, Gianni Infantino telah menyarankan Kejuaraan Eropa (EURO) akan mengikuti dan menjadi acara dua tahunan jika rencana Piala Dunia yang diusulkan berhasil.
Dipimpin oleh kepala pengembangan sepak bola global Arsene Wenger, FIFA telah mempromosikan gagasan untuk mengubah format Piala Dunia untuk berlangsung setiap dua tahun sekali. Sebuah gagasan yang sangat ditentang oleh UEFA dan CONMEBOL.
FIFA mengklaim kepada asosiasi anggotanya pada pertemuan puncak global mereka pada bulan Desember lalu, bahwa perubahan itu akan membuat sepak bola lebih kaya $4,4 miliar selama siklus empat tahun awal.
Infantino, dihadapkan dengan oposisi yang kuat di Eropa dan Amerika Selatan, namun ia malah menambahkan kegaduhan lebih lanjut dengan menyarankan Euro akan terjadi lebih sering jika rencana Piala Dunia dua tahunan membuahkan hasil.
Ditanya oleh outlet Italia Radio Anch'io apa yang akan terjadi pada turnamen internasional utama sepak bola Eropa setelah proposal Piala Dunia, Infantino menjawab: "Euro juga akan berlangsung setiap dua tahun.
“Di Eropa, ada perlawanan karena ada wacana Piala Dunia dua tahunan ini, dengan liga dan pemain terbaik di dunia, tetapi itu tidak terjadi di seluruh dunia: Ini sebulan dalam setahun, dan kami harus melakukannya. Menemukan cara untuk benar-benar memasukkan seluruh dunia dalam sepak bola."
Bulan lalu, UEFA menerbitkan survei independen yang kontras dan menyebut perubahan yang disarankan "mengkhawatirkan" hanya beberapa jam sebelum FIFA merilis sebuah studi yang melaporkan ada "mayoritas" negara yang mendukung Piala Dunia setiap dua tahun.
Infantino kembali mengklaim bahwa temuan FIFA sebelumnya menunjukkan jika perubahan itu layak dan dapat diterima banyak pihak.
Dia menambahkan: "Anggapannya jelas: 88 persen negara, termasuk mayoritas di Eropa, telah meminta penelitian dan penelitian tersebut memberi tahu kita bahwa dari sudut pandang olahraga, Piala Dunia setiap dua tahun akan berhasil.
"Akan ada lebih sedikit pertandingan internasional tetapi dengan dampak yang lebih besar."
Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga merupakan bagian dari daftar oposisi yang berkembang, termasuk Kylian Mbappe dan Robert Lewandowski, yang khawatir akan dampak perubahan pada kalender olahraga dunia.
Dua superstar itu khawatir akan kesejahteraan dan kesehatan pemain jika wacana tersebut terealisasi. Tak hanya Mbappe dan Lewandowski, beberapa bulan yang Toni Kroos juga mengungkapkan komentar pedas pada FIFA.
Di mana, pemain Real Madrid itu mengatakan bahwa kami (pemain sepakbola) adalah budak modern. Bagaimana tidak? Pesepakbola harus bermain tiap 3 hari sekali, dan itu melelahkan. Sementara itu, Mereka (FIFA) hanya memikirkan uang dan keuntungan sebesar-besarnya, sebab semakin banyak kompetisi yang mereka gelar, semakin banyak pundi-pundi pendapatannya.
(moch imam sholikhin/nz)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini