Sudan Dianggap Calon Kuda Hitam di Piala Afrika 2021

"Menanti kejutan dari salah satu pendiri CAF."

Analisis | 05 January 2022, 22:26
Sudan Dianggap Calon Kuda Hitam di Piala Afrika 2021

Libero.id - Sudan berada di jalur yang benar untuk membuat lebih banyak dampak di sepakbola Afrika. Pandangan itu dipaparkan mantan gelandang Newcastle United dan Fulham, Lee Clark.

Tahun lalu Clark menghabiskan tiga bulan melatih salah satu klub terkemuka Sudan, Al Merrikh, dengan beberapa pemainnya juga mewakili tim nasional.

Sudan akan bermain di Piala Afrika bulan ini untuk pertama kalinya sejak 2012. Meskipun timnya sangat bergantung pada pemain lokal, Clark mengatakan ada cukup banyak bakat di negara itu.

"Sepakbola Sudan sedang meningkat," kata mantan manajer Huddersfield Town dan Birmingham City itu kepada BBC Sport Africa.

"Saya memiliki banyak pemain yang memainkan peran besar di tim nasional, jadi standarnya bagus. Para pemain sangat menghormati, sangat bekerja keras, mendengarkan setiap kata yang Anda katakan," ucapnya.

Turnamen mendatang di Kamerun akan menjadi penampilan ketiga Sudan di Piala Afrika sejak 1976, sesuatu yang gagal bagi salah satu negara pendiri Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF).

Memang, undang-undang pertama CAF ditandatangani di sebuah hotel di ibu kota Sudan Khartoum pada 1957, di mana negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Afrika pertama di akhir tahun itu.

Sudan mengakhiri kompetisi sebagai runner-up pada 1959 dan 1963 sebelum memenangkan gelar di kandang sendiri pada 1970. Namun, setelah tersingkir dari fase grup pada 1976, Secretary Birds tidak pernah lolos di event kontinental itu selama 32 tahun.

Clark merasa permainan di Sudan membaik dan terkesan dengan apa yang dia lihat dari kualifikasi Piala Afrika mereka, termasuk kemenangan mengejutkan 2-0 atas Afrika Selatan yang memastikan mereka lolos ke putaran final.

"Saya berada di pertandingan kualifikasi melawan Afrika Selatan ketika semua orang mengatakan Sudan sebagai underdog, dan di sana mereka bermain sangat baik malam itu dan sepenuhnya pantas menang dan lolos," tambah pria berusia 49 tahun itu.

"Saya pikir mereka menikmati label underdog itu, saya pikir mereka menikmati pengalaman mereka. Mereka memiliki beberapa pemain yang sangat-sangat berbakat," ungkapnya.

Sejak itu, penampilan mereka di Piala Arab tahun lalu membuat Hubert Velud dipecat dan digantikan sebagai pelatih oleh Burhan Tia.

Sudan tergabung dalam grup yang sulit di Piala Afrika bersama juara tiga kali Nigeria dan Mesir, tim paling sukses di turnamen dengan tujuh gelar, serta Guinea-Bissau.

"Saya pikir mereka akan senang menghadapi negara-negara ini, dan mereka tidak akan khawatir tentang tantangan itu," tambah Clark.

"Mereka akan melihatnya sebagai peluang besar sebagai negara yang menempatkan diri mereka di peta dan mencoba dan mengecewakan orang-orang besar," paparnya.

Sudan akan memulai kampanye mereka melawan Guinea-Bissau pada Selasa (11/1/2022). Sementara itu, Clark yakin bahwa Federasi Sepakbola Sudan memberlakukan beberapa peraturan yang akan membantu mengembangkan pemain untuk masa depan.

“Dari 11 pemain, kami harus memasukkan setidaknya satu pemain U-20, dan satu pemain U-23,” jelasnya.

"Jika kami mengganti orang-orang itu, kami harus mengganti mereka dengan pemain dengan kelompok usia yang sama. Saya pikir itu adalah cara yang sangat baik untuk mengembangkan pemain muda, tidak hanya untuk klub, tetapi juga untuk tim nasional."

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network