Libero.id - Antonio Cassano, mantan penyerang Timnas Italia dikenal sebagai pemain berbakat pada masanya namun di sisi lain ia juga merupakan pemain yang sulit diatur.
Cassano merasa bahwa dirinya merupakan bakat besar sepakbola, namun tidak mencapai batas maksimal kemampuan karena kerap berulah baik di dalam maupun luar lapangan.
"Saya adalah bakat terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang terbuang begitu saja. Saya membuang-buang diri sendiri," ujarnya kepada Sky Italia.
"Ketika itu, saya tak ingin berlatih dan sering terlibat pertengkaran dari pagi sampai malam. Saya kerap melintasi batas," lanjutnya.
Cassano sempat bermain di salah satu klub terbesar dunia, Real Madrid selama satu setengah musim setelah sebelumnya bermain bersama AS Roma.
Cassano direkrut klub ibu kota Spanyol tersebut pada bulan Januari 2006 dan menjadi pemain Italia kedua yang bermain di Santiago Bernabeu setelah Christian Panucci.
Cassano merasa membuang kesempatan besar kala membela Real Madrid.
"Penyesalan terbesar saya adalah tak bisa memanfaatkan kesempatan terbaik bersama tim terhebat sepanjang sejarah dengan pemain-pemain seperti Zinedine Zidane dan Ronaldo," tuturnya.
"Saya membuang kesempatan luar biasa di Real Madrid. Di Real, saya harus menggantikan Luis Figo dan Michael Owen. Akan tetapi, saya membuat segalanya berantakan."
"Jika Anda berusia 20 tahun dan suka perempuan, Anda akan melakukan seks tiap hari. Saya punya kesempatan untuk itu. Saya adalah Cassano, sang pemain Real Madrid," tuturnya waktu itu. Apabila bukan pesepak bola, mungkin saya tak akan punya kesempatan ini."
Cassano sempat dilatih oleh Fabio Capello dan bersama pelatih asal Italia tersebut, Cassano sempat mencuri perhatian sebelum pada akhirnya kesempatan itu kembali hilang akibat ulahnya sendiri.
Cassano yang tak dapat mengontrol diri sempat cekcok dengan Capello dan jajaran staff kepelatihan sehingga hal tersebut membuatnya didepak dari Real Madrid.
"Capello melakukan banyak hal bagi saya. Berat saya turun 16 kilogram dan saya mencetak dua gol dalam tiga laga pertama bersamanya. Namun, saya bengal dan ia akan membunuh kamu jika tidak menghormatinya," ujar Cassano.
"Setelah itu ia masih memberi saya kesempatan lagi, ia melakukan banyak hal bagi saya tetapi saya tak melakukan banyak baginya."
Cassano muda banyak sekali membuang kesempatan bagus dalam karirnya, namun setelah ia menikah pada tahun 2010 dengan seorang atlet polo air dan memiliki dua anak, kehidupan Cassano berubah 180 derajat.
"Anak membuat Anda berubah. Saya jelas akan mengajari anak saya untuk tidak mengulang kesalahan sama. Namun, saya telah berubah sekarang berkat istri saya, bangga sekali memiliki dia di sisi saya," tandasnya.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini