6 Klub yang Untung Besar di Bursa Transfer Sejak 2010

"Belajarlah dari klub asal Portugal."

Analisis | 12 January 2022, 21:12
6 Klub yang Untung Besar di Bursa Transfer Sejak 2010

Libero.id - Pasar transfer telah meledak dalam beberapa tahun terakhir dan tampaknya tidak akan ada akhirnya. Sementara beberapa klub telah menghabiskan banyak uang, yang lain telah mengelola keuangan mereka dengan lebih bijaksana.

Klub-klub ini seringkali tidak menjadi bagian dari komplotan rahasia Liga Super. Sebaliknya, mereka cenderung berjudi dengan membeli pemain dengan harga rendah atau mencari bakat lebih awal sambil mengembangkan pemain mereka sendiri.

Dan, inilah enam klub Eropa yang berhasil mendapatkan banyak keuntungan finansial di jendela transfer sejak 2010:

#6. Udinese (Rp 4,7 triliun)

Klub Serie A ini belum pernah finis lebih tinggi dari posisi ketiga di abad ini dan tidak pernah memenangkan liga dalam sejarah mereka. Tetapi, banyak bintang telah melewati perjalanan mereka ke puncak melalui tahapan awal di Udinese.

#5. Red Bull Salzburg (Rp 5 triliun)

Kemahiran klub-klub Red Bull sudah cukup terkenal, dan RB Salzburg telah menjadi kontestan tetap di Liga Champions berkat penjualan pemain dengan keuntungan besar.

Lihatlah beberapa nama yang telah bermain untuk mereka, seperti Erling Haaland, Sadio Mane, Naby Keita, Dominik Szoboszlai, Patson Daka, dan Dayot Upamecano.

Tidak heran Salzburg telah menjadi tujuan belanja populer untuk klub terkaya di Benua Biru.

#Lille (Rp 5,5 triliun)

Eden Hazard tetap menjadi poster boy untuk strategi perekrutan Lille. Datang melalui akademi klub sebelum dijual ke Chelsea seharga 32 juta pounds (Rp 630 miliar) pada 2012.

Tetapi, Hazard bukan satu-satunya kisah sukses bagi tim yang berbasis di Pas-de-Calais itu. Lille telah memenangkan dua gelar Ligue 1 sejak 2010, prestasi yang mengesankan di era dominasi PSG. Mereka secara teratur menjual aset berharga mereka ke klub-klub kaya di seluruh Eropa.

Mereka seolah menipu Arsenal saat mendapatkan Nicolas Pepe seharga 72 juta pounds (Rp 1,39 triliun), sementara Napoli terpaksa mengeluarkan 71 juta pounds (Rp 1,37 triliun) untuk Victor Osimhen pada 2020.

Pemain seperti Boubakary Soumare, Sofiane Boufal, dan Yves Bissouma telah dijual ke klub-klub Inggris yang kaya. Bisa dikatakan sebagian besar pendapatan Lille berasal dari penjualan pemain.

#3. Ajax (Rp 6,2 triliun)

Ajax memenangkan hati para pendukung netral di seluruh Eropa pada 2019. Itu berkat perjalanan mereka ke semifinal Liga Champions, dan mengalahkan tim-tim besar seperti Real Madrid dan Juventus dalam prosesnya.

Pemain muda mereka dengan cepat diboyong oleh klub-klub predator Eropa. Pemain seperti Matthijs de Ligt, Donny van de Beek, Frenkie de Jong dan Hakim Ziyech dijual dan klub raksasa Eredivisie itu mendapatkan keuntungan besar.

Tetapi, juara Belanda itu secara pragmatis selalu menjual pemain terbaik mereka. Ajax mendapat untung 250% dari penjualan Luis Suarez ketika dia bergabung dengan Liverpool, Christian Eriksen pergi ke Spurs pada 2013, dan bek seperti Jan Vertonghen dan Daley Blind telah dijual ke klub Liga Premier dengan harga yang mahal.

#2. Porto (Rp 6,4 triliun)

Terlepas dari kesuksesan mereka di dalam negeri dan di Eropa, Porto sering dijadikan batu loncatan oleh para pemain sebelum mereka bergabung ke salah satu klub elit benua itu.

Porto telah menjadi tujuan populer bagi banyak pemain Amerika Selatan yang pindah ke Eropa, yang berarti mereka memiliki sejumlah nama bintang di buku mereka selama bertahun-tahun.
Beberapa dari mereka yang telah dijual Porto termasuk pemain-pemain seperti James Rodriguez, Joao Moutinho, Ruben Neves, Hulk, Radamel Falcao, dan Jackson Martinez.

Lucunya, Porto juga merampok Manchester City sebesar  42 juta pounds (Rp 814 miliar) untuk ditukar dengan Eliaquim Mangala.

#1. Benfica (Rp 11,3 triliun)

Bernardo Silva, Renato Sanches, Victor Lindelof, Ruben Dias, Ederson, Angel di Maria, David Luiz, Joao Felix, dan beberapa pemain top lainnya adalah mantan pemain Benfica.

Reputasi Benfica sebagai sarang talenta sudah mapan di kalangan Eropa dan daftar pemain yang mereka katakan selama 12 tahun terakhir adalah buktinya.

Daftar tersebut juga mencerminkan metode klub Portugal dalam mengembangkan pemain mereka sendiri sambil memoles beberapa permata kasar dari Amerika Selatan.

Dengan keuntungan yang mengecilkan rival terdekat mereka, Benfica adalah lambang klub yang dikelola dengan baik.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network