Libero.id - Karier pesepakbola profesional tidak selamanya mulus. Ada banyak kisah pemain yang harus meninggalkan lapangan di usia emas untuk beralih profesi tanpa memiliki tabungan. Sementara yang lainnya lebih beruntung karena memiliki cukup modal. Tapi, ada juga yang naik-turun seperti rollercoaster. Contohnya, Alex Song.
Song pernah menjadi salah satu pesepakbola asal Kamerun yang memiliki karier bagus di Eropa. Dia pernah bermain di klub besar seperti Arsenal dan Barcelona. Song juga memperkuat negaranya di berbagai laga internasional.
Masalahnya, tidak selamanya jalan hidup Song semulus jalan tol. Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu pernah mengalami kekurangan finansial hingga memutuskan pindah klub. Bahkan, Song sempat nyaris bangkrut karena pola hidupnya yang gemar berfoya-foya.
Karena faktor kekurangan finansial itulah Song pindah dari Emirates Stadium menuju Camp Nou pada 2012. Itu keputusan yang murni pertimbangan uang karena Son sebenarnya adalah pemain favotit Arsene Wenger di lini tengah. Saat itu, dia dikontrak 19 juta euro (Rp310 miliar).
Tapi, keputusan pindah ke Barcelona ternyata salah. Meski secara materi tercukupi, karier Song kurang mulus. Akibatnya, dia harus meninggalkan Barcelona dengan harga pasar yang semakin menurun. Akibatnya, dia bangkrut.
Sempat terlunta-lunta tak tentu arah, Song kemudian membuat langkah yang semakin aneh dengan bermain di kompetisi Djibouti bersama Arta/Solar7. Dia mengikuti jejak beberapa pemain Afrika di Eropa lainnya, termasuk Carlos Kameni, Diafra Sakho, Dany Nounkeu, dan Alain Traore.
Sama seperti di Barcelona, Song pindah ke Djibouti juga karena uang. Itu karena klub tersebut dimiliki orang terkaya di neger tersebut. Bedanya, kali ini dia memanfaatkannya dengan baik. Di lapangan, Song adalah pemain kunci bagi klub pemegang gelar Liga Djibouti itu. Dia adalah kapten Arta/Solar7.
Di luar lapangan, Song benar-benar memanfaatkan bayarannya dengan maksimal. Semua gajinya dikirimkan ke kampung halamannya di Kamerun. Di sana, dia mendirikan perusahan kontruksi dan pengembang perumahan berlabel. Kemudian, memiliki merek fashion "Systeme Tchakap".
Jika bisnis fashion sudah lama digeluti, perusahaan pengembang perumahaan milik Song baru dimulai. Bahkan, baru-baru ini dia memposting sebuah gambar dan video proyek apartemen di Yaounde yang dikerjakan dan dimiliki perusahan miliknya. Bangunan itu sudah berdiri dan banyak pekerja sedang mengerjakan.
"Tinggal delapan lagi, gedung Nokay 17 akan siap menyambut anda. Nokay 17 terletak di Teluk Yaounde, 100 meter dari Kedutaan Besar Amerika Serikat," tulis Song di @17alexsong.
(atmaja wijaya/anda)
Opini