Kevin Keegan-Michael Owen
Libero.id - Di era sepakbola modern, striker bisa berbuat lebih banyak hal. Tahan bola, membawa pemain lain ke dalam permainan, dan kejar pemain untuk membantu pemain bertahan demi membalikkan penguasaan bola.
Banyak pemain melakukannya dengan sangat baik. Harry Kane telah menjadi salah satu penyerang serba bisa terbaik di Eropa. Sementara pemain seperti Ollie Watkins dan Patrick Bamford juga memiliki kombinasi kemampuan itu. Mereka tak kalah baiknya, mengawinkan naluri mencetak gol dan defensif.
Tetapi, jika ada satu pemain depan yang bisa membantu pertahanan, itu mungkin Michael Owen.
Sering dianggap sebagai striker murni terakhir Inggris, Owen akhirnya tersingkir oleh permainan modern. Pada 2009, Jonathan Wilson dari Guardian berpendapat bahwa pertahanan yang lebih baik dan taktik menyerang yang lebih cair adalah saat striker bermain seperti gelandang.
Memang, sejak pertengahan 2000-an dan seterusnya, banyak tim bermain dengan satu striker, peran yang sama sekali tidak cocok untuk Owen. Ketika pemain internasional Inggris itu mendapat peluang main dalam formasi 4-4-2, lawan yang lebih berkembang secara taktis di era itu mampu menahannya.
Pada musim ketiga Owen di Newcastle pada 2007, masalah cedera dan relevansi taktis berkurang jelas. Jadi, akan menjadi kejutan besar ketika pada musim semi 2008, manajer Kevin Keegan mencoba eksperimen radikal dengan mengubah Owen menjadi gelandang.
Selama delapan pertandingan, Owen memainkan peran itu di belakang dua striker. Itu merupakan sebuah transformasi yang secara besar meningkatkan trafik mencetak golnya dan menjauhkan Newcastle dari zona degradasi.
#Kevin Keegan
Ketika Keegan kembali ke Newcastle pada Januari 2008, para penggemar sangat senang. Dalam tugasnya yang sangat singkat di klub, Sam Allardyce telah melakukan perekrutan dengan Joey Barton, Alan Smith, dan Geremi. Dia meninggalkan klub yang berada di urutan ke-11 pada saat pemecatannya.
Keegan menjanjikan angin segar untuk memainkan sepakbola menyerang, pencopotan Geremi sebagai kapten, dan mengembalikan masa-masa indah tahun 90-an. Tapi, satu orang yang tidak begitu senang dengan kembalinya Keegan adalah Michael Owen.
Keegan dan Owen sering ceksok hampir satu dekade sebelumnya. Keegan tampaknya berpikir jika Owen tidak cukup berkontribusi untuk tim dan dia ingin bermain lebih banyak dengan membelakangi gawang.
“Jika saya melakukan satu kesalahan kecil, akan ada banyak komentar kritis,” kata Owen tentang perilaku manajernya selama Euro 2000.
Mengingat sejarah kepahitan antara keduanya, banyak yang bertanya-tanya bagaimana Keegan akan mengelola Owen di Newcastle.
Not sure you are as loyal to Newcastle as you make out mate. I distinctly remember you being inches away from signing for Liverpool after Sir Bobby Robson put you on the bench. You tried everything to get out. https://t.co/ZQBrlojeEv
— Michael Owen (@themichaelowen) September 3, 2019
Seperti yang terjadi, Keegan tampaknya memiliki pendapat berbeda. Salah satu tindakan pertamanya di Timur Laut adalah mengangkat Owen menjadi kapten.
Namun, terlepas dari rekonsiliasi, Keegan tidak memberikan banyak hal untuk membersihkan nama manajer barunya. Faktanya, dalam tujuh pertandingan liga pertamanya, mereka hanya meraih dua poin, dikalahkan oleh Aston Villa dan Manchester United.
Pada awal Maret, segalanya mendekati titik krisis. Newcastle kalah 3-0 dari Liverpool yang menurunkan Fernando Torres sebagai striker tunggal dan turun ke peringkat 14, hanya empat poin di atas zona degradasi.
Mengingat bagaimana Owen merespons ketika Keegan mencoba mengubah gaya permainannya, Anda bertanya-tanya bagaimana perasaannya ketika manajer mulai memainkannya di lini tengah selama sesi latihan.
Seminggu setelah kekalahan dari Liverpool, Newcastle melakukan perjalanan ke Birmingham, di mana Owen mengambil posisi menyerang.
Birmingham memimpin, tetapi Owen yang bekerja keras mendapat hadiahnya ketika dia memanfaatkan bola pantul untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Meskipun bukan hasil yang bagus, eksperimen taktis itu berhasil.
Keegan bertahan dan lima hari kemudian mereka meraih kemenangan pertama atas Fulham. Sekali lagi Owen bermain 'di dalam lubang' dan dia menemukan jaring. Tendangan bebas Geremi menyebabkan Keegan mengeluarkan Lucozade-nya dari pinggir lapangan.
“Dalam sesi latihan, Michael secara alami datang lebih dalam,” jelas Keegan. “Kami terus melihatnya dan berpikir, 'Wow, orang ini dapat menghubungkan kami sepanjang hari."
“Kami menempatkan Michael sedikit lebih dalam karena dia satu-satunya pemain di sini yang kami tahu bisa menjaga penguasaan bola, melihat operan, dan tahu kapan harus melepaskan bola. Dia mungkin mendapatkan lebih banyak peluang daripada melawan pria besar yang mencari ruang. Dia bisa bermain sebagai gelandang sampai dia berusia 37 tahun.”
Rekan satu tim Owen tampak sama-sama senang dengan transformasi tersebut, termasuk striker lain yang sekarang mendapatkan lebih banyak waktu bermain.
“Michael sangat efektif jika bermain lebih dalam,” kata Mark Viduka, yang juga mencetak gol melawan Fulham. “Jika dia bermain di belakang Obafemi Martins, para bek tidak yakin apakah akan menjaganya atau meninggalkannya.”
Pada pertandingan berikutnya, di mana Owen kembali mengintai di belakang Viduka dan Martins. Mereka menang 4-1 atas Tottenham.
Selama delapan pertandingan berturut-turut, Keegan terus bereksperimen. Selama waktu itu, Owen mencetak enam gol, termasuk dua gol saat melawan Sunderland, di mana Owen mencetak satu gol setiap 119 menit. Saat bermain sebagai striker musim itu, dia mencetak gol setiap 292 menit.
Menjelang akhir musim, Newcastle finis di urutan ke-12. Itu sendiri bukanlah hal yang membuat bersemangat, tetapi peningkatan performa tim menjadi pertanda baik untuk musim berikutnya.
Klub memutuskan bahwa Xisco dan Nacho Gonzalez lebih penting daripada taktik Keegan, mendorong manajer tercinta untuk keluar dari klub pada awal September. Joe Kinnear datang, Alan Shearer datang, dan Owen tidak pernah bermain di lini tengah lagi.
Namun, Keegan selalu menyatakan bahwa Owen harus bertahan di lini tengah.
“Setelah bekerja dengannya, dia bisa bermain selama dua, tiga tahun lagi sebagai pemain tengah, pemain tengah yang benar-benar kelas dunia,” katanya pada 2013 ketika Owen pensiun pada usia 33 tahun.
(diaz alvioriki/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini