Alexander Blessin
Libero.id - Seusai memecat Andriy Shevchenko, Genoa telah mendapat pelatih pengganti. Dia adalah Alexander Blessin. Uniknya, pelatih lulusan RB Leipzig itu ditebus dari klub Liga Pro Belgia, KV Oostende. Ini unik karena jarang klub medioker melakukan hal yang biasa dikerjakan Real Madrid, Barcelona, atau Bayern Muenchen.
Membajak pelatih adalah cara sebuah klub untuk mendapatkan sosok ideal di bench. Hal semacam ini sering dilakukan klub besar. Metodenya sama seperti transfer pemain, yaitu membayarkan uang sejumlah uang kepada klub asal.
Contohnya saat Madrid "membeli" Jose Mourinho dari Inter Milan atau Bayern dengan Julian Nagelsmann dan Leipzig. Yang paling baru, Xavi Hernandez diminta kembali ke Barcelona ketika masih melatih Al Sadd.
Dalam sejarah sepakbola Eropa, sangat jarang klub-klub medioker melakukannya. Pasalnya, hal itu terkait sumber daya finansial yang terbatas. Tapi, Genoa baru saja mematahkan anggapan tersebut dengan menebus Belssin dari Oostende dengan sejumlah uang yang nominalnya dirahasiakan.
Pertanyaannya, mengapa Genoa melakukannya? Apalagi, mereka mengontrak Blessin hingga 30 Juni 2024. Lalu, siapa sebenarnya pelatih asal Jerman itu?
Nama juru taktik berusia 48 tahun itu memang cukup asing di telinga penggemar sepakbola internasional. Tapi, bagi komunitas pelatih sepakbola Eropa, reputasi Blessin jauh lebih baik ketimbang hanya bermodal label pemain legendaris seperti Shevchenko.
Blessin kenyang mengambil ilmu kepelatihan melalui berbagai tingkatan akademi di Leipzig mulai 2012. Awalnya, dia bekerja sebagai asisten pelatih. Kemudian, menjadi pelatih pada 2017. Dia bertanggung jawab atas tim U-17, U-19, dan U-21, sebelum akhirnya ditunjuk sebagai pelatih di Oostende pada Juli 2020.
Dalam 65 pertandingan, Blessin mencatatkan 26 kemenangan, 11 seri, dan 28 kekalahan. Timnya mencetak 99 gol dan kebobolan 107 gol. Kalau kita melihat tipikal permainan yang diterapkan, gaya Blessin mirip Juergen Klopp. Dia penganut Gegenpressing dengan melakukan serangan tanpa henti dan tekanan tinggi.
KVO bereikte een akkoord met @GenoaCFC over de overgang van Alexander Blessin. Genoa betaalt de clausule, assistent Markus Pflanz neemt over tot er een nieuwe coach is.@GGanaye: Dit is een emotioneel moment maar we wisten dat deze dag ooit zou komen.
? https://t.co/hEJbbXymws pic.twitter.com/Z2CTfZwypV
— KV Oostende (@kvoostende) January 19, 2022
Meski Gegenpressing terbukti membawa kejayaan bagi Liverpool, fakta menunjukkan bahwa sepakbola Italia berbeda dengan Inggris atau Jerman. Jadi, banyak pengamat maupun media yang pesimistis bahwa Gegenpressing bisa diterapkan di Serie A.
"Bagi saya, penting bahwa di suatu tempat saya dapat melakukan apa yang ingin saya lakukan. Di sejumlah klub, itu tidak terjadi. Saya merasa saya masih bisa membuat kesalahan di sini tanpa dihukum untuk itu," kata Blessin menjelaskan filosofinya, pada 2018, kepada Sport Magazine.
?? Alexander #Blessin è il nuovo allenatore del Genoa. Benvenuto mister!
? https://t.co/mOIZ09zqB3 pic.twitter.com/gPR8W2lGP4
— Genoa CFC (@GenoaCFC) January 19, 2022
"Apa gunanya pergi ke klub yang memiliki ambisi untuk bermain di papan atas, tapi saya langsung mendapat kecaman setelah dua kekalahan? Jika tidak ada klub yang datang yang membuat saya merasa nyaman, saya tidak perlu pergi dari sini," tambah Blessin.
Tampaknya kontrak jangka panjang, hingga musim panas 2024, sudah cukup untuk meyakinkan Blessin, meski sulit untuk melihat stabilitas di Genoa.
Fakta menunjukkan, Genoa punya tradisi pemecatan pelatih yang ekstrim. Musim ini mereka memulai dengan buruk di bawah Davide Ballardini. Lalu, presiden klub memecatnya pada November 2021. Kemudian, mereka memecat Shevchenko setelah dua bulan melatih.
2 – Alexander #Blessin is only the second German manager in #SerieA in the three points for a win era (1994-95), with only Rudi Völler in 2004 for Roma coming before him. Mister. #GenoaCFC pic.twitter.com/ijZw1Tlb7G
— OptaFranz (@OptaFranz) January 20, 2022
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini