Libero.id - Momen menarik terjadi di pertandingan Liga 3 Seri 2 zona Jawa Barat yang mempertemukan Persikabbar Bandung-Barat dan Bandung Barat United, pada Senin (17/1). Dalam laga yang disiarkan langsung oleh akun YouTube Asprov PSSI Jawa Barat itu, tampak wasit menggunakan alat bantu yang terlihat seperti Video Assistant Referee (VAR) dalam membuat keputusan.
Momen itu terjadi pada menit ke-28 bermula dari pelanggaran yang memicu ketegangan di antara kedua tim. Tak diduga wasit yang memimpin jalannya laga memasuki area di mana terdapat sebuah TV yang menayangkan tayangan ulang dari momen pelanggaran tersebut.
Tak berhenti disitu, sang wasit juga berlagak tak ubahnya wasit-wasit di Eropa yang menggunakan VAR sungguhan, dimana sang wasit meniup peluit sambil membuat gerakan kotak dengan tangannya dan lantas memberi kartu merah kepada pemain Persikabbar, Krisna yang dinilai telah menyikut pemain Bandung Barat United, Pajar.
VAR LIGA 3
VAR sudah diterapkan di Kompetisi Liga 3 @liga3official, tepatnya di babak 16 besar Liga 3 Zona Jabar seri 2 pic.twitter.com/RQtIFlWi3P— TXT DARI BOLA (@txtdaribola) January 20, 2022
Banyak yang bertanya-tanya, dari mana asal muasal penggunaan VAR dengan kearifan lokal tersebut dan berapa biaya yang dikeluarkan.
Usut punya usut, penggunaan VAR tersebut berasal dari sumbangan Bandung Premier League (BPL), sebuah kompetisi sepakbola yang diperuntukkan bagi komunitas di Bandung dan juga Jabar.
Kompetisi BPL sendiri pertama kali digelar sejak Juli 2018. Setahun berselang atau tepatnya pada Januari 2019, BPL melakukan terobosan dengan menggunakan VAR ala-ala di pertandingan. Hal itu diungkapkan langsung oleh Person In Charge (PIC) Lig 3 Jabar, Doni Setiabudi kepada Kumparan.
“Teknologi ini punya BPL, saya bilang ke Asprov Jabar, saya sumbangkan ke Asprov tanpa bayar. Sekarang kan sudah canggih, sudah pakai tiga kamera dan juga ada perangkat pendukung lainnya, wasit juga sudah pakai alat komunikasi. Sebenarnya BPL punya 8 kamera, tapi 3 kamera sudah cukup, karena balik lagi ke venue mendukung atau tidak,”
Namun Doni juga menjelaskan berapa harga satu perangkat dalam penggunaan VAR tersebut di Liga 3. Dan ternyata harganya relatif cukup mahal.
“Harga satu kamera itu Rp 25 juta, satu paket dengan 3 kamera serta perangkat lainnya, jadi 'VAR' di Liga 3 Jabar seri 2 ini total sekitar Rp 100 juta, ini harga untuk stadion,” imbuhnya.
Namun demikian, Doni menyadari bahwa ada sejumlah pihak yang nyinyir dengan VAR tersebut karena dinilai jauh dari standar FIFA. Namun, ia tak mau ambil pusing dan menganggap fungsinya sama saja.
“ Bagi saya, namanya VAR kan dasarnya ada kamera, jadi tinggal jenis kameranya bagaimana dan jenisnya pun juga banyak, yang paling penting kan esensinya," ujarnya.
Dan Doni juga memberi pembanding harga VAR asli.
“Kalau untuk harga VAR sesuai standar FIFA itu sekitar Rp 8-9 miliar sudah satu paket berupa 12 kamera dan perlengkapan lainnya,” tutupnya.
(gigih imanadi darma/gie)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini