Asamoah Gyan
Libero.id - Pria berusia 36 tahun ini belum pensiun. Tetapi, setelah menjalani karier dan dibayar dengan baik, dia menginvestasikan waktu dan uangnya di bidang lain.
Beberapa pengamat Piala Afrika mungkin telah menyaksikan kekalahan Ghana yang memalukan di tangan Komoro. Mereka berpikir bahwa Ghana sebenarnya bisa melakukannya bersama Gyan.
Black stars team was phenomenal. I get inspired those days when I watch them Always interested in results. E.g Germany 2006, CAN 2008 & S.A 2010 comes to mind.@StephenAppiah , @MichaelEssien , @ASAMOAH_GYAN3 charley???? https://t.co/IAu0FFlAmg
— ?? (@jcrosscole_) January 23, 2022BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Unik Hubungan Karim Benzema dan Lionel Messi, Benci tapi Rindu
Terlepas dari itu, Gyan memiliki banyak bisnis di Ghana. Bisnis mulai dari promosi tinju, pompa bensin, perusahaan air minum, hingga mie instan. Proyek terbarunya adalah promosi tenis di Ghana, perusahaan Baby-Jet Promotions miliknya mensponsori berbagai acara dan turnamen di seluruh negeri.
“Orang Ghana tidak mengikuti tenis seperti sebelumnya. Saya menghimbau kepada media untuk memberikan sedikit perhatian pada tenis," kata Gyan pada September 2020.
"Sepakbola adalah olahraga No.1 dan kami menghormati itu. Tapi, tenis adalah cinta kedua saya. Jadi, inilah yang saya lakukan sekarang," tuturnya.
Kehidupan barunya di lapangan tenis mengalami awal yang sulit ketika dia harus meminta maaf setelah dia dan saudaranya, Baffour Gyan, menyerang seorang lawan dalam pertandingan latihan pada Oktober 2020.
Namun, dia tetap terlibat dengan olahraga tenis di Ghana, bahkan Gyan memenangkan turnamen ganda bersama saudaranya pada Desember tahun lalu.
Dia juga memulai bisnis penerbangannya sendiri, Baby-Jet Airlines. Namun, pandemi Covid-19 membuat rencana penerbangannya belum terlaksana.
Mungkin, bisnis yang paling terkenal dari sang striker adalah dunia musiknya. Dia merekam tiga album dengan musisi hiplife Castro dan single "African Girls" yang dirilis pada Agustus 2010. Kolaborasi itu membuat album itu sempat hit.
Gyan tidak bermain sejak musim panas lalu, ketika dia meninggalkan klub Ghana, Legon Cities, setelah gagal mencetak gol dalam lima penampilan liga. Namun, pada Agustus 2021, dia bersikeras belum menyelesaikan permainannya.
"Saya belum pensiun dari sepakbola. Ada beberapa cedera musim lalu, tetapi saya belum selesai bermain sepakbola," katanya dalam wawancara dengan Kessben FM.
"Saya bisa bangun suatu hari dan mengumumkan pengunduran diri saya dari sepakbola, tetapi saya masih aktif saat ini," ungkapnya.
“Orang-orang akan mengkritik saya, tetapi saya berharap bisa kembali ke bentuk dan berat badan saya yang normal. Jika saya tidak bisa mendapatkan kembali bentuk saya, maka saya akan membatalkannya," bebernya.
“Saya kembali ke Legon Cities dan Anda dapat melihat dengan jelas bahwa segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana karena berat badan saya bertambah, tetapi saya memberi diri saya kesempatan satu musim lagi dan saya percaya saya akan kembali ke performa saya," timpalnya.
"Jika saya berhasil menemukan bentuk (tubuh) ideal saya, saya tak akan berpikir bakal diabaikan. Karena itu, jangan bicara tentang pensiun sekarang," gumamnya.
Kemampuan berinvestasinya secara luas berasal dari karier bermain Gyan, yakni bermain di seluruh Eropa dan Asia. Dia mencetak gol untuk mendapatkan banyak penghasilan di akhir pekan.
Dia bergabung dengan Udinese dari klub Ghana, Liberty Professionals, saat masih remaja dan telah memantapkan dirinya di Eropa. Pertama di Serie A dan kemudian di Ligue 1 bersama Rennes.
Dia kemudian dibeli oleh Sunderland dengan rekor klub senilai 13 juta pounds (Rp 211 miliar) pada musim panas 2010. Pembelian itu dilakukan Black Cats berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Gyan mencetak dua penalti penting di babak penyisihan grup untuk membantu negaranya lolos ke sistem gugur, kemudian mencetak gol kemenangan di perpanjangan waktu dalam pertandingan babak 16 besar kontra Amerika Serikat.
Di perempat final, Ghana tampaknya akan menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia ketika Gyan diberikan penalti di menit-menit terakhir melawan Uruguay.
Sayang, tendangannya membentur mistar dan Black Stars kemudian dikalahkan dalam adu penalti.
Gyan hanya menghabiskan satu musim di Wearside, tetapi dia tetap menjadi pahlawan kultus karena mencetak gol-gol penting, termasuk gol penyeimbang pada menit ke-94 melawan rival lokal, Newcastle United.
Dia mencetak 11 gol di semua kompetisi untuk Sunderland, tetapi pergi pada 2011. Setelah itu, dia bergabung dengan klub UEA, Al-Ain, yang menawarinya kesepakatan pinjaman dan dipermanenkan dengan gaji 162.000 pounds (Rp 2,6 miliar) per minggu.
Gyan mencetak 123 gol dalam banyak pertandingan untuk Al-Ain sebelum bergabung dengan Shanghai SIPG pada puncak perekrutan ambisius dari bintang luar negeri Liga Super.
Dia diperkirakan memperoleh 23,6 juta pounds (Rp 383 miliar) selama dua tahun di China, dan mencetak delapan gol dalam 26 pertandingan.
Dia kemudian bermain lagi di Al Ahli, Kayserispor, dan North East United yang juga dibayar dengan besar. Fakta itu memungkinkan Gyan untuk mengalihkan perhatiannya ke minat yang lain.
Alih-alih tampil di lapangan, Gyan bekerja sebagai cendekiawan untuk Supersport TV selama Piala Afrika. Dia tetap di antara nama-nama paling terkenal dari era keemasan sepakbola Ghana.
Thank you for having me on MASTER PLAN on @SuperSportTV with @JuliaStuart_SA ???? pic.twitter.com/ziEG9Qx66k
— ASAMOAH GYAN (@ASAMOAH_GYAN3) January 19, 2022
(diaz alvioriki/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini