Kisah Musim Terakhir Ronaldo di Sepakbola Profesional Bersama Corinthians

"Sang legenda akhirnya pensiun setelah cedera dan penyakit yang terkait berat badan."

Biografi | 28 January 2022, 03:12
Kisah Musim Terakhir Ronaldo di Sepakbola Profesional Bersama Corinthians

Libero.id - Sebelum nama besar Cristiano Ronaldo besar, sepakbola telah mengenal Ronaldo yang lain. Dia adalah Ronaldo Luis Nazario de Lima, sang fenomena. Sama seperti CR7, Ronaldo juga meraih Ballon d'Or dan membela berbagai klub besar Eropa seperti Barcelona, Inter Milan, AC Milan, hingga Rel Madrid. 

Pada masanya, Ronaldo adalah penyerang yang paling ditakuti di bumi. Bersama Brasil, dia menjuarai Piala Dunia 2002. Dia juga menjadi pemain cadangan dengan nama "Ronaldinho" ketika tim Samba menjuarai Piala Dunia 1994.

Setelah malang melintang di lapangan hijau sepakbola dunia dan meraih sukses besar di Eropa, Ronaldo memutuskan kembali ke tanah kelahirannya.   

Pada akhir 2008 dan awal 2009, di usia yang tidak muda lagi, Ronaldo memilih membela Corinthians. Ronaldo baru berusia 32 tahun ketika Corinthians memberinya kesempatan setelah sempat berjuang dengan sejumlah cedera lutut parah selama masa akhir kariernya. 

Ronaldo datang dari AC Milan, Ronaldo hanya bermain 20 pertandingan dalam 18 bulan. Pertandingan terakhirnya datang pada Februari 2008. Dia meninggalkan lapangan sambil menangis kesakitan dan memegangi patela kirinya. Saat di Milan, dia juga didiagnosis menderita hipertiroidisme. Itu menjelaskan kenaikan berat badannya yang signifikan.

Tapi, dia masih tetap Ronaldo. Dan karena dia masih  Ronaldo, godaan ada di sana. Ada harapan bahwa dia akan menyalakan kembali api lama itu. Ronaldo berlatih di Flamengo, di Rio de Janeiro, sebelum bergabung dengan Corinthians di Sao Paulo. Sebenarnya, dia berharap bisa bergabung dengan Flamengo.

"Saya yakin saya akan bermain (untuk Flamengo). Tapi, mereka tidak melakukan apa-apa," kata Ronaldo dalam wawancara dengan Flow Podcast pada 2021.

"Suatu hari saya pergi ke upacara penghargaan di Rio de Janeiro, dan saya bertemu Andres Sanchez (petinggi Corinthians). Andres sudah mulai memindahkan potongan-potongan itu ke tempatnya, merekrut (mantan dokter tim nasional Brasil) Joaquim Grava. Orang-orang sedang bersiap-siap dan di penghujung sore, saya bertemu mereka di rumah saya," ungkap Ronaldo.

"Joaquim melihat lutut saya dan berkata: 'Ayo pergi'. Hari berikutnya saya bertemu Andres di tempat yang sama dan dia membawa serbet: 'Ayo tanda tangani kontrak ini'. Dia meminta saya bergabung," tambah Ronaldo.

Itu adalah kesepakatan yang menarik. Ronaldo mendapatkan gaji  120.000 (Rp2,3 milier) per pekan pada saat itu. Dan, itu jumlah yang tidak banyak menurut standar Ronaldo. 

Selain gaji itu, Ronaldo akan menerima 80% dari setiap kesepakatan sponsor yang disepakati Corinthians setelah kedatangannya. Itu adalah pengaturan yang benar-benar tidak biasa. Tapi, kedua belah pihak bersedia mengambil risiko yang dibutuhkan di sepakbola. 

Jadi, pada 12 Desember 2008, Ronaldo disambut oleh 8.000 fans yang berdiri di Parque Sao Jorge, markas Corinthians, dengan penuh semangat dan euforia.

Meski dipuja, fakta menunjukkan Ronaldo  jauh dari kata bugar. Berat badannya menjadi masalah dan lututnya masih membutuhkan rehabilitasi. Pekerjaan dimulai. Kerja keras selama dua bulan untuk membawa Ronaldo ke tempat yang dia inginkan. 

Ada lagi kontroversi yang harus dihadapi di sepanjang jalan. Pada akhir Januari 2009, Ronaldo terlihat keluar dari klub malam di Sao Paulo pada pukul 6 pagi. Kejadian itu menjadi gosip yang hangat. Hingga Dokter Grava pun terpaksa mengeluarkan pembelaan publik terhadap Ronaldo.

"Dia bersama saya di pagi hari. Saya tidak melihat ada perubahan dalam perilakunya. Keluar atau tidak adalah masalah sosial. Tidak ada masalah atau pengaruh apa pun pada perawatannya," kata Grava.

Januari, Februari, hingga Maret. kompetisi negara bagian Sao Paulo akhirnya dimulai. Ronaldo mendekati kebugaran. Kemudian, itu datang. Awal yang tidak menguntungkan, tapi tetap menjadi awal. Dia di sana, 27 menit dari bangku cadangan melawan tim kecil Itumbiara dalam pertandingan Copa do Brasil. 

Pekan berikutnya juga sama. Ronaldo berada di bangku cadangan sejak awal. Kali ini, lawannya adalah saingan berat dan musuh besar Corinthians, Palmeiras. Pada Derby Paulista itu, Palmeiras sempat unggul 1-0. Pertandingan tersisa 28 menit lagi. Pelatih Corinthians, Mano Menezes, melihat ke bangku cadangan, dan memasukkan Ronaldo. 

Kemudian, saat sepak pojok, pada menit kedua additional time, Ronaldo berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Corinthians diselamatkan. Rekor tak terkalahkan mereka utuh. Ronaldo merayakannya dengan berlari ke para pendukung dibalik pagar pembatas lapangan. Dia melompat dan memegangnya. Pagar runtuh karena beban. Berat dengan kebahagiaan.

"Selain kesederhanaan,” Ronaldo menyeringai ke kamera TV beberapa menit kemudian. "Ini adalah momen yang saya sukai. Jika saya tidak tahu bagaimana melakukan (mencetak gol) ini, saya tidak akan sampai di tempat saya melakukannya," kenangnya.

Kemudian, Ronaldo menjalani hari-harinya di Corinthians. Dan, pada Februari 2010, Ronaldo menandatangani perpanjangan kontrak hingga akhir 2011. Dan, dia  mengatakan akan pensiun setelah kontraknya berakhir.

Pada Februari 2011, setelah Corinthians tersingkir dari Copa Libertadores oleh tim Kolombia, Deportes Tolima, Ronaldo mengumumkan pengunduran dirinya dari sepakbola. Dia mengakhiri karier 18 tahun yang gemilang. 

Dalam konferensi pers yang emosional pada 14 Februari 2011, dia menyebutkan rasa sakit dan hipotiroidisme sebagai alasan untuk pensiun dini. Dia menemukan bahwa dia menderita hipotiroidisme, yaitu suatu kondisi yang memperlambat metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan, yang diketahui selama tes dengan Milan pada 2007.

Ronaldo mengakui tubuhnya akhirnya menyerah pada serangkaian cedera yang melumpuhkan, yang telah merusak kariernya. "Sangat sulit untuk meninggalkan sesuatu yang membuat saya sangat bahagia. Secara mental saya ingin melanjutkan. Tapi, saya harus mengakui bahwa saya kalah dari tubuh saya," kata Ronaldo saat itu, dilansir The Guardian.

"Kepala ingin melanjutkan, tapi tubuh tidak dapat menahan lagi. Saya memikirkan suatu tindakan. Tapi, saya tidak dapat melakukannya seperti yang saya inginkan. Sudah waktunya untuk pergi," pungkas Ronaldo.

(atmaja wijaya/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network