Dejan Iliev
Libero.id - Dalam tayangan eksklusif Goal, penjaga gawang Makedonia, Dejan Iliev, berbicara tentang hari-hari tergelapnya di Emirates. Dia menceritakan mengapa dirinya berutang kepada semua yang dimiliki kepada klub.
Bagi Iliev, ini adalah akhir dari sebuah era. Penjaga gawang Makedonia itu pertama kali tiba di Arsenal pada 2012 setelah didatangkan oleh Arsene Wenger usai sang penain menjalani uji coba.
Tapi, satu dekade kemudian, waktunya bersama The Gunners berakhir menyusul keputusan bersama untuk mengakhiri kontraknya enam bulan lebih awal.
Deyan Iliev’s farewell message to Arsenal on Instagram following the mutual termination of his contract earlier today after over nine years at the club. [IG: dejan_iliev1]
Once a Gooner, Always a Gooner, @ilievdejan! ❤️ #afc pic.twitter.com/e80r355z7n
— afcstuff (@afcstuff) January 17, 2022
Iliev pergi tanpa membuat penampilan senior satupun di Emirates karena cedera lutut yang diderita pada 2015. Cedera itu membuatnya absen selama 25 bulan, tepat ketika dia hampir membuat terobosan ke tim utama.
Tetapi, pemain berusia 26 tahun itu tidak menyesal dan saat dia memulai pencariannya klub baru, dia melihat kembali masa tinggalnya selama 10 tahun di London Utara dengan penuh kasih sayang.
“Ini jelas menyedihkan,” katanya selama wawancara eksklusif dengan Goal. “Saya sudah lama di Arsenal, jadi saya punya koneksi dengan klub, saya suka tempat itu."
“Saya pergi ke sana ketika saya masih sangat muda dan saya bertemu banyak orang. Saya bekerja dengan banyak pelatih berbeda dan banyak pemain besar."
“Saya memiliki kesempatan untuk bekerja dengan idola saya ketika saya tumbuh dewasa, Petr Cech. Itu semua adalah kenangan luar biasa yang akan tetap bersamaku sampai aku mati.”
“Jelas tidak ada penyesalan. Saya membuat pilihan yang tepat dengan bergabung dengan Arsenal dan saya sangat senang sampai hari terakhir di sana," ungkap Iliev.
“Ini adalah klub hebat di mana saya tidak hanya berkembang di lapangan, saya meningkat sebagai pribadi. Saya belajar banyak hal yang berbeda dan saya belajar untuk menghargai hal-hal berbeda dalam hidup."
“Sepuluh tahun telah berlalu dengan sangat cepat. Sayangnya, saya mengalami beberapa cedera, tetapi ini adalah bagian dari bisnis."
“Semuanya harus berakhir suatu hari nanti dan itulah yang terjadi dengan saya di Arsenal. Sekarang, saya harus pergi ke tempat lain.”
Iliev menghabiskan paruh pertama musim ini dengan status pinjaman bersama SKF Sered di Slovakia.
Itu adalah masa peminjaman yang dimulai dengan baik, tetapi cedera kemudian membuatnya kehilangan tempat di tim dan dia berjuang untuk mendapatkannya kembali setelah masa penyembuhannya.
Jadi, dia kembali ke Arsenal pada Januari. Setelah berbicara dengan petinggi The Gunners, kontraknya dihentikan lebih awal.
“Itu adalah kesepakatan bersama,” jelasnya. “Saya bertanya kepada klub apakah itu mungkin dan mereka setuju dengan itu. Mereka mendengarkan apa yang saya katakan, saya mendengarkan mereka. Pada akhirnya, kami pikir itu adalah keputusan terbaik."
Setelah menjadi pemain Arsenal selama satu dekade terakhir, Iliev kini harus membiasakan diri dengan statusnya sebagai pemain bebas transfer.
Dia sekarang kembali ke Strumica, di Makedonia, dan tawaran sudah mulai berdatangan dari klub yang tertarik.
Iliev tidak terburu-buru untuk membuat keputusan mengingat sang kiper bertekad untuk menemukan klub yang dapat memberinya stabilitas yang dia dambakan selama beberapa tahun terakhir.
"Ini adalah hal yang paling penting bagi saya," katanya. “Saya memiliki beberapa tawaran pinjaman, tetapi pinjaman selalu sulit. Anda pergi, Anda bertemu orang-orang untuk waktu yang singkat dan kemudian Anda pergi."
“Saya ingin menempatkan diri saya di klub, di mana saya bisa bertahan untuk jangka panjang. Sangat sulit untuk pergi ke negara yang berbeda, budaya yang berbeda, pelatih yang berbeda dan beradaptasi dalam waktu singkat.”
Iliev mengenang masa-masanya di Arsenal dengan penuh kasih, meskipun dia tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukan debut seniornya.
Perkembangannya setelah dia tiba pada 2012 dari klub kota kelahirannya, Belasica, sangat mengesankan dan sepertinya masalah waktu sebelum dia diberi kesempatan oleh Wenger.
Tapi, setelah dua kali dimasukkan ke bangku cadangan oleh Wenger, cedera lutut yang dideritanya pada 2015 mengubah segalanya. Pada saat dia kembali ke kondisi yang bugar lebih dari dua tahun kemudian, dia berada jauh di bawah urutan kekuasaan.
“Mimpi saya adalah melakukan debut untuk Arsenal,” kata Iliev. “Makanya, saya tanda tangan. Bukan hanya untuk berlatih dan menunggu gaji saya."
“Saya berlatih setiap hari untuk mendapatkan debut tim utama saya, tetapi tidak berhasil."
“Cedera lutut saya datang pada usia ketika saya berkembang dengan baik dan Arsene memberi banyak peluang kepada anak-anak."
“Ada banyak pertandingan dan semua orang di klub mengatakan saya melakukannya dengan baik. Jadi, saya hanya mengharapkan saat itu datang ketika saya mendapatkan kesempatan saya."
"Tapi, kemudian cedera itu datang dan itu mencuri mimpiku."
Setelah bermain selama 10 tahun di Arsenal, Iliev bermain dengan banyak pemain hebat dan mendapat pengalaman setelah menghadapi striker top dalam latihan.
Ada Olivier Giroud, Lukas Podolski, hingga Alexandre Lacazette dan Pierre-Emerick Aubameyang yang memimpin lini depan The Gunners.
Jadi, siapa finisher terbaik yang dihadapi Iliev dalam latihan selama berada di klub?
“Ada banyak, karena jumlah pemain yang berlatih dengan saya begitu banyak. Jadi, sulit untuk mengatakannya,” jawabnya.
“Tetapi jika saya harus memilih satu, itu mungkin Santi Cazorla. Dia luar biasa. Tekniknya, dia bisa menggunakan kedua kakinya. Dia bisa menembak dari mana saja. Itu sangat tidak terduga," tuturnya. "Sepertinya dia dari dunia lain."
Dejan Iliev (ex-Arsenal goalkeeper) on the best finisher he faced in training: “If I had to pick one, it would probably be Santi Cazorla. He was amazing. His technique, he could use both feet, he could shoot from anywhere. It was like he was from another world.” [Goal] #afc pic.twitter.com/QQnO1T8qJ4
— afcstuff (@afcstuff) January 28, 2022
Iliev pergi tanpa membawa apa-apa selain kenangan indah tentang Arsenal. Kesempatan untuk bekerja bersama Cech akan selalu menjadi kenangan berharga, seperti hari pertama dia bergabung sebagai pemain muda.
“Jelas, penandatanganan ini menjadi hal yang besar,” timpalnya. “Saya terbiasa menonton Arsenal di TV. Kemudian, saya berlatih dengan mereka dan Arsene Wenger berbicara kepada saya. Momen ini tidak akan pernah saya lupakan."
“Menandatangani kontrak dengan Arsenal, menghabiskan masa remaja saya di sana dan 10 tahun karier profesional saya. Itu pasti hal terbaik yang telah terjadi pada saya."
“Saya pergi sebagai penggemar berat Arsenal. Saya sangat menyukai klub ini. Semua yang saya miliki adalah berkat mereka.”
(diaz alvioriki/yul)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini