Transfer Aneh di Sepakbola: Dari Andy Carroll Hingga Nicklas Bendtner

"Alasan transfer mereka tidak masuk akal bagi suporter. Siapa saja? Ini contohnya."

Analisis | 01 February 2022, 02:12
Transfer Aneh di Sepakbola: Dari Andy Carroll Hingga Nicklas Bendtner

Libero.id - Jendela transfer musim dingin memasuki hari terakhir. Para penggemar sepakbola di seluruh dunia masih sabar menanti sejumlah kesepakatan di hari terakhir. Entah yang bagus, buruk, atau justru aneh.

Jangan pernah meremehkan kekuatan yang dimiliki sepakbola untuk mengejutkan. Selama bertahun-tahun, kami telah melihat bagian yang adil dari transfer yang aneh. Pemain menukar hari glamor mereka di klub besar untuk bermain di tim medioker misalnya.

Pada November 2021, Dani Alves kembali ke Barcelona dalam usia 38 tahun, dan kabarnya hanya akan dibayar 1 euro (Rp16 ribu) sebulan. Lalu, pada bulan yang sama, Andy Carroll keluar dari hutan belantara untuk menandatangani kontrak dua bulan dengan Reading.

Uniknya, itu hanya dua contoh dari beberapa transfer aneh di sepakbola profesional dalam beberapa tahun terakhir. Dan, berikut ini beberapa contoh lainnya:

1. Nicklas Bendtner

Pada hari terakhir jendela transfer musim panas 2012, Juventus kekurangan penyerang tengah. Bahkan, penggemar Arsenal, yang sudah bosan dengan kejenakaan Nicklas Bendtner di luar lapangan terkejut melihat raksasa Italia itu mengincar sang striker Denmark. Apalagi, pada musim sebelumnya dia gagal di Sunderland.

Hasilnya, cedera membatasi gerak Bendtner di Italia. Dia hanya punya 11 penampilan dan gagal mencetak gol.

2. Bojan Krkic

Mantan pemain Barcelona itu adalah contoh dari transfer aneh lainnya. Saat melatih Stoke City, Mark Hughes mendapatkan kesepakatan kejutan untuk pemain berlabel The Next Messi itu pada 2014, hanya dengan 1,8 juta pounds (Rp34 miliar).

"Siapa pun yang mengenal sepakbola Eropa akan menyadari dia sebagai pemain dan fakta bahwa dia melihat masa depannya di Stoke benar-benar menarik," kata Hughes berseri-seri saat itu. Tapi, setelah mencetak 16 gol dalam 85 pertandingan, dia dibuang ke Montreal Impact pada 2019.

3. Steven Caulker

Meski hanya dipinjamkan, Juergen Klopp memboyong Steven Caulker ke Liverpool dari QPR pada jendela transfer Januari 2016. Dia adalah bek tengah yang terkenal sejak bermain di Tottenham Hotspur. Tapi, oleh Klopp, dia diminta bermain di depan sebagai penyerang.

Lebih aneh lagi ketika Liverpool membatalkan kesepakatan karena Caulker dirawat di pusat rehabilitasi kecanduan alkohol.

4. Carlos Tevez dan Javier Mascherano

Ini adalah salah satu transfer ganda paling berani dalam sejarah Liga Premier. Tidak heran jika bos West Ham United saat itu, Alan Pardew, tersenyum di pertandingan pembukaan pada 2006.

Duo Argentina itu didatangkan dari Corinthians. Mereka kemudian tinggal bersama Upton Park selama satu musim sebelum Tevez bergabung dengan Manchester United dan Mascherano menandatangani kontrak dengan Liverpool. Sebelum pergi, Tevez menulis namanya di buku sejarah dengan mencetak gol yang membuat West Ham bertahan di Liga Premier.

Belakangan, Pardew mengungkapkan bahwa dia heran karena sebenarnya hanya meminta menajamen membeli James Milner, dan bukannya Tevez plus Mascherano.

5. Luther Blisett

Setelah memenangkan sepatu emas Divisi I pada 1983, AC Milan membayar 1 juta pounds (Rp19 miliar) untuk membawa Luther Blisett ke Italia. Tapi, Blissett berjuang untuk menetap di Italia dan hanya mencetak lima gol dalam 30 penampilan. "Tidak peduli berapa banyak uang yang anda miliki di sini, anda sepertinya tidak bisa mendapatkan Rice Krispies," katanya.

6. Edgar Davids

Edgar Davids adalah salah satu gelandang terbaik di generasinya. Jadi, sangat mengejutkan melihat pemain asal Belanda tersebut berakhir di Barnet, di League Two. Dia adalah mantan pemain top yang telah memenangkan Liga Champions. Dia sempat bermain membela Ajax Amsterdam, AC Milan, Juventus, Inter Milan, hingga Barcelona.

7. Fernando Hierro, Youri Djorkaeff, Jay-Jay Okocha

Tidak diragukan lagi, Sam Allardyce punya rencana besar untuk Bolton Wanderers. Meski berada di usia senja pada 2002-2005; Fernando Hierro, Youri Djorkaeff, dan Jay-Jay Okocha justru didatangkan ke Bolton.

Okocha bergabung dari Paris Saint-Germain (PSG) dengan status bebas transfer, dan segera menjadi favorit penggemar. Djorkaeff mencetak 21 gol dari 87 pertandingan dari lini tengah. Sedangkan Hierro mengakhiri kariernya bermain untuk Wanderers pada usia 37 tahun.

8. Roberto Mancini

Roberto Mancini menikmati karier cemerlang di Sampdoria. Di sana, dia membantu klub memenangkan Serie A, empat gelar Coppa Italia, serta Piala Winners. Mancini juga sukses Lazio.

Tapi, setelah itu tidak ada yang bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Mancini justru bergabung dengan Leicester City asuhan Peter Taylor dengan status pinjaman dan melakukan debut melawan Arsenal pada 2001 di usia 36 tahun. Dia gagal menyelesaikan 90 menit dalam lima pertandingan pertamanya untuk klub.  Kontrak diputus pada Februari.

9. Philippe Coutinho

Aston Villa mengejutkan semua orang ketika mengumumkan meminjam Philippe Coutinho dari Barcelona. Pemain ketiga termahal sepanjang masa itu pergi dari Spanyol untuk bergabung dengan mantan rekan setimnya di Liverpool, Steven Gerrard.

Untuk sementara, Coutinho membuat dampak instan pada debutnya saat bermain dari bangku cadangan melawan Manchester United. Dia mencetak gol penyeimbang di akhir pertandingan dengan hasil imbang 2-2 yang mendebarkan.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network