Alexis Sanchez
Libero.id - Di era kejayaan dengan Barcelona dan Arsenal, Alexis Sanchez adalah pemain sayap yang sangat lincah, sulit dimatikan, dan memiliki naluri mencetak gol tinggi. Tapi, tidak banyak yang tahu ternyata pesepakbola asal Chile itu nyaris bergabung dengan Liverpool ketika akan meninggalkan Camp Nou.
Rahasia ini terjadi pada bursa transfer musim 2014, jelang kontrak Alexis berakhir bersama Barcelona. Pemain yang kini membela Inter Milan itu langsung menjadi incaran The Reds. Dia digadang-gadang menjadi pengganti Luis Suarez di Anfield. Apalagi, di tahun itu, El Pistolero meninggalkan Liverpool menuju Barcelona.
Uniknya, bukan pelatih atau manajemen Liverpool yang ingin mendatangkan Alexis, melainkan Steven Gerrard. Sebagai kapten dan maskot Liverpool kala itu, Gerrard memang dikenal kerap ikut mengatur transfer pemain ke klub. Dia telah terbiasa dengan peran itu.
"Itu adalah ritual yang sama setiap musim panas. Klub akan memberi tahu saya target mana yang mereka pikirkan dan kemudian meminta saya untuk menghubunginya. Mereka berpikir bahwa permintaan untuk mempertimbangkan pindah ke Liverpool akan memiliki dampak yang lebih besar karena saya yang meminta," tulis Gerrard dalam otobiografinya pada 2016.
Pada musim panas 2014, target utama Liverpool adalah Alexis. Bintang Chile itu masih bermain di Barcelona, dan dia diidentifikasi sebagai pengganti ideal untuk Suarez.
Suarez telah bersinar di musim terakhirnya di Anfield, dengan 31 gol yang membawa tim asuhan Brendan Rodgers ke ambang kemenangan gelar Liga Premier. Capaian itu membuat Liverpool kewalahan mencari siapa penggantinya. Tapi, menurut Gerrard dan Rodgers, Alexis dianggap sebagai pengganti yang tepat.
"Kami merasa kami perlu mendapatkan operator (pemain) kelas dunia. Akan selalu sangat sulit untuk menggantikan Luis (Suarez). Alexis adalah pemain itu. Kami pikir kami memilikinya," kata Rodgers kepada talkSPORT, beberapa tahun kemudian.
Ketika itu, Alexis telah melakukan dengan cukup baik di Barcelona. Dia mencetak 19 gol dalam kampanye La Liga musim sebelumnya. Tapi, kedatangan Suarez akan menciptakan trio MSN yang legendaris, dan itu membuat Alexis harus mempertimbangkan kariernya.
Agen Alexis saat itu mengatakan bahwa kliennya menunjukkan minat untuk berkompetisi di Liga Premier. Jadi, Liverpool merasa memiliki peluang bagus.
Diskusi awal dengan Barcelona langsung digelar. Mereka menyarankan biaya sekitar 30 juta pounds (Rp581 miliar). Liverpool tidak keberatan karena perginya Suarez di Katalunya menghasilkan 65 juta pounds (Rp1,2 triliun). Jadi, mereka berencana memasukkan klausul Alexis-Suarez dalam transfer.
"Saya berusaha keras dengan Alexis. Saya berharap saya bisa melanjutkan penampilan fantastis kami pada musim 2013/2014 (ke musim 2014/2015). Dia hebat dalam cara dia merespons. Bahasa Inggrisnya bagus dan kami memiliki beberapa hal yang menguntungkan," tulis Gerrard di bukunya.
Namun, dengan cepat eks kapten Liverpool menyadari ada masalah. "Kami tahu Arsene Wenger juga dalam perburuan Alexis. Wenger pergi ke Brasil (Piala Dunia 2014) untuk mencoba dan meyakinkannya," tambah Gerrard.
Arsenal finish di urutan keempat musim itu, dengan Liverpool di urutan kedua. Tapi, negosiasi Wenger langsung kepada Sanchez dan perwakilannya sangat meyakinkan. Pemain asal Chile itu akhirnya memilih bergabung dengan The Gunners setelah Piala Dunia.
Saat itu, Rodgers dan Ian Ayre (CEO Liverpool) bermarkas di Rio de Janeiro selama Piala Dunia. Sebaliknya, Wenger berpindah-pindah. Bahkan, dia mengikuti Alexis dan perwakilannya ke Cuiaba, Sao Paolo, hingga Belo Horizonte. Dan, itulah salah satu faktor yang membuat Alexis luluh.
Namun, menurut mantan negosiator transfer dan kontrak yang bekerja untuk Arsenal, Dick Law, itu tidak sepenuhnya peran Wenger. Ada juga faktor kesalahan Liverpool yang tidak disadari.
"Liverpool melemparkan banyak uang kepadanya. Tapi, pemahaman saya adalah bahwa tidak ada kontak pribadi yang nyata. Kesimpulan saya adalah Alexis merasa seperti pengganti dalam negosiasi transfer Liverpool-Barcelona untuk Suarez," kata Law kepada Goal UK pada 2019.
Sebaliknya, bagi Gerrard, itu jelas berarti kekecewaan. Dia harus menerima beberapa kebenaran yang menyakitkan. "Tepat ketika saya pikir kami akan mencapai suatu tempat, Alexis menunjukkan, dengan sopan tapi jujur, bahwa dia menghargai karier saya akan segera berakhir. Jadi, dia merasa perlu berhati-hati sebelum menandatangani kontrak dengan Liverpool," tulis Gerrard.
"Pada dasarnya, dia tidak terlalu yakin dengan masa depan Liverpool dan lebih percaya diri pada Arsenal. Saya menghargai fakta bahwa dia terbuka dan terus terang tentang alasannya. Berada di London adalah daya tarik lain baginya dan pacarnya," tambah Gerrard.
Alasan lain diungkapkan Rodgers. "Geografi (London) menentukan ke mana dia ingin pergi. Sesederhana itu. Itu bukan karena kurangnya ambisi dari klub. Ini tentang di mana pemain dan keluarganya ingin tinggal," ujar pelatih yang sekarang bekerja untuk Leicester City itu.
‘We thought we had him’ – How Liverpool lost out to Arsenal in Alexis Sanchez transfer battle despite Gerrard’s approach https://t.co/Odi8GCoBLD
— The Sun - Arsenal (@SunArsenal) February 16, 2022
Pada akhirnya, pencarian Liverpool untuk pengganti Suarez berubah menjadi mimpi buruk. Setelah Alexis gagal, mereka menyetujui kesepakatan untuk Loic Remy. Sialnya, striker Queens Park Rangers (QPR) itu gagal dalam tes medis.
Wilfried Bony dari Swansea dan Christian Benteke dari Aston Villa dianggap terlalu mahal. Sementara Rodgers menyarankan hal yang sangat aneh. Dia secara pribadi menyebut Karim Benzema adalah pilihan. Tak perlu ditanya, bintang Real Madrid itu sudah pasti tidak akan pindah ke Anfield.
Lebih aneh lagi, Liverpool memilik Mario Balotelli, beberapa pekan setelah Alexis menetap di Emirates Stadium. Meski Rodgers berjanji untuk membuka versi baru Balotelli di Anfield, semua orang kemudian menyaksikan sepak terjang penyerang kontroversial Italia itu.
Balotelli hanya mencetak satu gol Liga Premier untuk Liverpool dan dipinjamkan kembali ke AC Milan setelah satu tahun. Rickie Lambert, pemain depan The Reds lainnya yang dikontrak musim panas itu, juga tidak efektif.
Di tempat lain, Alexis mencetak 25 gol di musim pertamanya bersama Arsenal, termasuk di final Piala FA melawan Aston Villa. "Dia akan sempurna bagi kami," keluh Rodgers beberapa tahun kemudian.
Sekarang, Alexis sudah berusia 33 tahun. Dia bermain di Italia bersama I Nerazzurri. Dan, tentu saja bukan kekuatan seperti dulu."Kalau tidak main, saya seperti singa yang dikurung. Jika mereka membiarkan saya bermain sebagai gantinya, saya adalah monster," ujar Alexis baru-baru ini.
"We thought we had him." ?
Even Steven Gerrard couldn't convince him ?
— GOAL News (@GoalNews) February 16, 2022
(atmaja wijaya/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini