Darijo Srna
Libero.id - Semuanya berubah di sepak bola Ukraina pada tahun 2014. Protes pro-Eropa di Kiev yang menjatuhkan pemerintahan Viktor Yanukovych di perang Donbass, dan pencaplokan wilayah Krimea oleh Rusia benar-benar membuat wajah sepak bola di Ukraina berubah drastis.
The Crimea was "gifted" to the Ukraine by Nikita Khrushchev as compensation for Stalun's Holodomor. But Stalin wasn't Russian at all, he was from Georgia. So the Russians rightfully feel that they were made to pay somebody else's bill. And Haiwai was stolen from its native people
— RMF (@mischling1963) February 23, 2022
FC Sevastopol dan Tavriya Simferopol meninggalkan sepak bola Ukraina pada akhir tahun tersebut dengan UEFA tidak mengizinkan kedua tim bermain di Rusia.
Baik FC Sevastopol mau pun Tavriya Simferopol sekarang bermain di Liga Krimea.
Tavriya Simferopol sendiri adalah tim Ukraina pertama yang sukses memenangkan gelar Liga domestik setelah Ukraina memerdekakan diri dari Uni Soviet, dan merupakan satu-satunya tim yang memenangkan gelar Liga bersama Shakhtar Donetsk dan Dinamo Kiev.
Sekarang, dengan kemungkinan perang lain yang akan datang, kompetisi sepak bola di Eropa juga akan terkena efeknya.
"Saya berdoa untuk kembali ke rumah setiap hari," ujar Darijo Srna kepada Marca.
⚒ Darijo Srna on Instagram:
“We are strong together, we live one big dream of returning home. I believe we all are getting closer to returning to our native Donetsk, I believe we will be home soon, we will play at the Donbass Arena. Together to the end!" pic.twitter.com/4Br1LwtPCl
— FC SHAKHTAR ENGLISH (@FCShakhtar_eng) December 2, 2019
"Semua barang saya masih ada di sana. Saya pikir konflik akan berakhir lebih cepat."
"Perang tidak bisa berlangsung selama 20 tahun. Ini adalah kedua kalinya saya menjalani hidup saya, jadi saya bisa yakin ketika saya mengatakan bahwa kesehatan dan kedamaian adalah dua hal terpenting yang bisa kita miliki. Anak-anak harus kembali ke sekolah. "
Donbass Arena, tempat Spanyol mengalahkan Portugal melalui adu penalti di Euro 2012, terkena bom, memaksa klub bermain di Lviv dari 2014 hingga 2016, kemudian di Kharkiv dari 2017/2020, dan sekarang mereka bermain di Kiev dan itu berjarak sekitar 750 kilometer dari Donetsk.
Masih Ada Dua Tim di Donbass Arena
FC Zorya mengalami situasi yang sama, sekarang bermain 400 kilometer jauhnya dari rumah di Zoporiyia.
Dua tim Donbass lainnya tetap berada di stadion mereka. FC Mariupol berada di posisi terbawah Divisi Utama dan bermain di Dnipro pada 2014/15.
Adapun FC Kramatorsk yang bermain divisi kedua Ukraina, juga masih menggunakan Donbass Arena yang sejatinya tidak aman untuk memainkan pertandingan karena rawan akan ancaman senjata militer.
(muflih miftahul kamal/muf)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini