Sven Goran Eriksson
Libero.id - Mantan pelatih tim nasional Inggris, Sven Goran Eriksson, punya cerita unik saat menjadi anggota Komite Sepakbola FIFA di Piala Dunia 2010. Pelatih asal Swedia itu dihubungi pejabat Korea Utara untuk mengatur drawing pembagian grup agar menguntungkan.
Pada sebuah era, Eriksson adalah pelatih sepakbola papan atas. Layaknya Pep Guardiola atau Juergen Klopp, Eriksson punya karier cemerlang bersama beberapa klub Serie A. Akibatnya, dia ditunjuk memimpin The Three Lions untuk tampil di dua Piala Dunia, yaitu 2002 dan 2006.
Setelah tidak mampu membawa Inggris juara, Eriksson berhenti. Dia kemudian melatih beberapa tim sepakbola lagi. Selanjutnya, saat Piala Dunia di Afrika Selatan akan digelar, FIFA memanggil Eriksson untuk bergabung dalam sebuah komite yang bertugas melakukan undian pembagian grup.
Pengalaman unik membantu FIFA diceritakan Eriksson dalam podcast BBC baru-baru ini. Dia membuat sebuah pengakuan tentang adanya ajakan "main mata" yang disodorkan Korea Utara. Pasalnya, itu adalah penampilan pertama mereka setelah Piala Dunia 1966, sehingga tidak ingin berakhir dengan kekecewaan.
"Mereka (perwakilan Korea Utara) tahu saya adalah anggota Komite Sepakbola FIFA. Mereka berkata: 'Bisakah anda membantu kami?'. Tentu saja saya menjawab dapat membantu mereka jika saya bisa. Saya pikir mereka menginginkan bola, atau sepatu, atau semacamnya," ujar Eriksson.
"Ternyata, tidak. Mereka berkata: 'Kami ingin mendapatkan lawan mudah'. Mereka ingin mendapat bantuan dengan undian. Tentu saja, saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak bisa melakukan itu. Tidak ada yang bisa melakukan itu. Itu sama sekali tidak mungkin dan itu kriminal, bahkan untuk mencobanya," kata Eriksson.
"Anehnya, mereka tidak pernah percaya pada kata-kata saya. Hal yang menakjubkan adalah sepertinya mereka tidak percaya bahwa saya tidak bisa melakukannya. Mereka percaya saya hanya tidak ingin melakukannya. Sangat aneh," tambah Eriksson.
Tanpa "bantuan" Eriksson, Korea Utara ternyata mendapatkan grup yang sangat sulit. Mereka tergabung dengan juara dunia lima kali, Brasil, dan Portugal, yang diperkuat Cristiano Ronaldo. Ada lagi Pantai Gading dengan Didier Drogba dan Yaya Toure di dalamnya.
Sven-Goran Eriksson has described being asked to fix the 2010 FIFA World Cup draw while on a business trip to North Korea.
More from @jwhitey98https://t.co/DoBi36qZBL
— The Athletic UK (@TheAthleticUK) February 23, 2022
Berada di grup yang ketat membuat Korea Utara kesulitan. Mereka kalah pada ketiga pertandingan dan harus puas finish di posisi terbawah Grup G.
Awalnya, Korea Utara melakukan permainan yang cukup bagus saat melawan Brasil di pertandingan pembuka turnamen. Meski kalah 1-2, permainan Korea Utara menuai pujian. Sayangnya saat berhadapan dengan Portugal, Korea Utara menyerah 0-7. Kemudian, kalah 0-3 dari Pantai Gading.
Lebih unik lagi, ketika itu muncul rumor bahwa hanya pertandingan melawan Brasil sajalah yang ditayangkan oleh televisi nasional Korea Utara. Bahkan, kabarnya, tayangan telah diedit oleh rezim yang berkuasa dengan Korea Utara meraih kemenangan.
Throwback to the 2010 World Cup when Emmanuel Eboué pretended to understand North Korea’s tactics.
???? pic.twitter.com/I5k0A2QPUg
— EndaStory (@EndaStoryFM) February 1, 2020
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini