Claude Makelele-Santiago Solari
Libero.id - Pada musim panas 2000, Real Madrid mengejutkan sepakbola Spanyol dengan memikat kapten Barcelona, Luis Figo.
Florentino Perez yang saat itu menjadi calon presiden klub berjanji untuk mendatangkan pemain internasional Portugal itu jika dia memenangkan pemilihan. Janji itu dipenuhi Perez setelah menggantikan Lorenzo Sans yang bertanggung jawab di Madrid.
Tampaknya tidak mungkin seseorang yang dipuja oleh penggemar Barcelona dan menikmati lima tahun penuh trofi di Camp Nou akhirnya pindah ke klub rival beratnya. Namun, pada akhir Juli 2000, hal yang mustahil menjadi kenyataan.
Hingga kini kepindahannya dianggap banyak orang sebagai transfer paling kontroversial sepanjang masa.
Figo adalah pemain pertama dari proyek Galactico Perez saat dia bergabung dengan Los Blancos dengan biaya rekor dunia saat itu. Dia menjadi katalis untuk Madrid dan menarik beberapa pemain terbaik di dunia seperti David Beckham, Zinedine Zidane, dan Cristiano Ronaldo.
Kembalinya dia ke Catalunya disambut dengan kemarahan para penggemar Barca. Itu adalah pil pahit yang harus ditelan secara langsung oleh pemain sayap yang mereka kagumi ketika berganti kostum Madrid di El Clasico.
Legenda Barcelona, Johan Cruyff, mengatakan setelah pertandingan pada Oktober 2000. “Camp Nou melahap Figo dan seluruh pemain Real Madrid.”
Meskipun kedatangannya tidak menyenangkan, Figo berkembang pesat dengan mengenakan jersey No.10 yang pernah dikenakan oleh Alfredo Di Stefano. Dia dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or 2000 dan memenangkan beberapa penghargaan tim, termasuk Liga Champions pada 2002.
Lima tahun Figo di ibu kota Spanyol, legenda Portugal itu mengukuhkan warisannya sebagai salah satu pemain terhebat di generasinya. Tapi, bagaimana kabar pemain Madrid lainnya yang didatangkan bersama Luis Figo di musim panas 2000?
#1 Flavio Conceicao
Gelandang Brasil, Flavio Conceicao, bergabung dengan Los Blancos dengan nilai transfer sebesar 26 juta euro (Rp 420 milair) dari Deportivo.
Meskipun banyak kegembiraan tentang kedatangannya, Conceicao sekarang menjadi orang yang terlupakan dalam sejarah bagi banyak pendukung Madrid.
Dia tampil hanya 45 kali di bawah Vincente del Bosque sebelum dipinjamkan ke raksasa Jerman, Borussia Dortmund. Conceicao berjuang untuk menemukan kembali performa yang membuatnya bisa pindah ke Bernabeu.
Namun, cedera membuatnya pensiun pada usia 32 tahun setelah bermain untuk Galatasaray dan Panathinaikos.
#2 Claude Makelele
Makelele menjadi salah satu tulang punggung Madrid saat memenangkan tujuh trofi dalam tiga tahun di Spanyol. Namun, Perez kurang bisa menghargai jasa sang pemain dan menjualnya ke Chelsea.
Dia menilai jika Makelele tidak memiliki bakat. Sebagian besar akan setuju bahwa dia salah karena penampilannya luar biasa di Liga Premier di bawah racikan Jose Mourinho. Setelah kepergian Makelele, Madrid gagal meraih gelar La Liga selama tiga tahun berturut-turut.
“Melihat bagaimana hal-hal itu terjadi di Madrid, saya memberi tahu Chelsea bahwa jika saya pergi, saya akan pergi ke sana,” kata Makelele.
“Saya membuat mereka berjanji dan mereka melakukan segala yang mungkin untuk mengontrak saya. Saya berusia 30 tahun saat itu, tetapi mereka masih membayar transfer.”
#Chelsea legend Claude Makelele has revealed how he “fought” previous club Real Madrid for his move to London
— The Blues (@TheBlues___) July 5, 2019
“During this time I had two years left on my contract , after we won our first La Liga title [2000/01].” pic.twitter.com/RNdVjeRKeI
#3 Peter Munitis
Madrid mengambil kesempatan untuk mengontrak Pedro Munitis setelah dia bermain di Euro 2000 untuk Spanyol.
Performa luar biasa sang penyerang dalam kompetisi itu terjadi dalam kemenangan dramatis 4-3 melawan Yugoslavia, di mana Munitis mencetak gol yang sangat baik.
Dia tiba dari Racing Santander dan hanya bertahan tiga tahun di Madrid sebelum dia kembali ke klub kota kelahirannya dengan status pinjaman. Dia bergabung dengan Deportivo dengan kontrak permanen.
Munitis mengatakan kepada media Spanyol, A La Contra, mengapa dia merasa dia tidak mendapatkan nilai di Bernabeu. “Saya sangat pemalu, sangat tertutup. Di Real Madrid, itu tidak berhasil."
“Ada saat-saat ketika saya bahagia, tetapi saya merasa ditolak untuk pertama kalinya dalam hidup saya," tuturnya.
“Para penggemar bersiul kepada saya, dan itu sangat sulit. Pada awalnya Anda tidak tahu bagaimana menerimanya, tetapi kemudian saya menyadari bahwa saya harus pergi.”
#4 Cesar Sanchez
Kiper Spanyol, Cesar Sanchez, hanya membuat 20 penampilan La Liga untuk Madrid dalam tugas lima tahun di klub. Masalah kecil dari salah satu kiper hebat sepanjang masa, Iker Casillas, yang ada di depannya membuat waktunya dihabiskan untuk menghangatkan bangku cadangan.
Momen terbesar Sanchez untuk Madrid datang ketika Vicente del Bosque memberinya kesempatan sebagai starter di final Liga Champions 2002. Namun, kesempatannya untuk bersinar di panggung besar terputus ketika dia dipaksa keluar lapangan karena cedera.
#5 Santiago Solari
Santiago Solari melakukan langkah tidak biasa dengan bergabung dari rival sekotanya, Atletico Madrid. Pemain internasional Argentina itu kemudian menjadi favorit penggemar di Bernabeu.
Dia memenangkan tujuh trofi dalam lima tahun di klub dengan memainkan lebih dari 200 pertandingan.
Solari juga pernah melatih Madrid pada 2018. Itu adalah masa jabatan singkat yang berlangsung kurang dari lima bulan. Dia pergi dengan klub 12 poin di belakang Barcelona di La Liga dan tersingkir dari Ajax di Liga Champions.
(diaz alvioriki/yul)
03-05-2023 | ||
Real Sociedad de Fútbol | 2 - 0 | Real Madrid CF |
29-04-2023 | ||
Real Madrid CF | 4 - 2 | UD Almería |
26-04-2023 | ||
Girona | 4 - 2 | Real Madrid CF |
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini