Martin Odegaard, Bukayo Saka
Libero.id - Arsenal melewati awal musim ini dengan terseok-seok. Hingga akhir Agustus 2021, tim besutan Mikel Arteta itu gagal mendapatkan poin dan mencetak satu gol. Tapi, semua berubah setelah itu. The Gunners tampil stabil dan dua pemain punya peran sangat vital, yaitu Bukayo Saka dan Martin Odegaard.
Tiga kekalahan di awal musim adalah aib bagi Arsenal. Tapi, enam bulan kemudian, mereka sudah berada di empat besar klasemen sementara Liga Premier. Arsenal punya satu poin di atas Manchester United dengan tiga pertandingan tersisa.
Salah satu yang dipuji dari Mikel Arteta memasuki fase-fase penentuan Liga Premier adalah beberanian menduetkan Odegaard dan Saka di lini tengah. Dua gelandang itu mengalami pergeseran paling mencolok dengan penampilan yang layak dibanggakan kepada pendukung The Gunners.
Odegaard dan Saka berkembang pesat bersama dengan Emile Smith-Rowe. Mereka telah menciptakan struktur menyerang berdasarkan bermain cerdas diantara lini. Mereka mengambil bola di setengah lapangan, dan kemudian maju secara langsung melintasi lebar lapangan.
Ini adalah aspek penting dari model permainan Arteta. Sistem mereka didasarkan pada permainan membangun yang sabar, tapi tiba-tiba berubah dengan gerakan vertikal. Ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika Arsenal terlalu bergantung pada Saka dan Kieran Tierney yang menembus dari kiri.
Pada dasarnya, idenya adalah membuat transisi palsu dengan menarik lawan kepada mereka dengan build-up yang cermat dari belakang. Kemudian, dengan cepat menerobos dari belakang.
Karakteristik passing dan pembawaan bola yang sangat baik dari Gabriel dan Ben White sangat penting untuk strategi taktis yang tidak biasa ini. Dan, ini semua difasilitasi perubahan formasi yang memungkinkan risiko yang lebih besar.
Arsenal beroperasi dengan kerap kali menempatkan Smith-Rowe dan Odegaard bersama-sama, meski Granit Xhaka juga memiliki kebangkitan lain. Tapi, di sini mereka didukung oleh Thomas Partey yang sangat penting. Dia pemain tahan tekanan yang mampu menghancurkan dan memainkan umpan-umpan jauh ke depan.
Secara statistik, Partey mampu melewati sepertiga akhir lapangan lebih banyak dari pemain tengah Liga Premier lainnya seperti Rodri (Manchester City) dan Fabinho (Fabinho).
Tim Arteta juga diuntungkan dengan kepergian Pierre-Emile Aubameyang. Dengan kesediaan Alexandre Lacazette untuk turun lebih dalam, dia menjadi penghubung permainan. Pemain Prancis itu membantu Odegaard, Saka, dan Smith-Rowe untuk mendominasi setengah lapangan, sehingga meningkatkan kecepatan untuk menyerang.
Bukayo Saka and Martin Odegaard have helped turn Arsenal's season around ?
✍️ @alexkeble
— GOAL News (@GoalNews) March 10, 2022
Selain itu, Gabriel Martinelli juga melengkapi sisi sayap dengan menawarkan kecepatan dan sayatan di belakang pertahanan. Dirinya memberikan kedalaman yang sangat penting.
Arteta diam-diam membangun tim dengan keseimbangan sempurna untuk mendominasi bola dan kemudian menyerang secara tiba-tiba. Ini adalah tipikal permainan yang ditinggalkan Pep Guardiola. Dulu Guardiola selalu ingin timnya diatur ulang dan tiba di sepertiga akhir lapangan melalui proses penguasaan bola secara bertahap.
Secara defensif, hal-hal bergerak lebih jauh dari mentornya. Arsenal tidak menekan tinggi untuk jangka waktu lama dalam pertandingan. Sebaliknya, mereka lebih memilih bertahan sebelum membuka rute mencetak gol.
? That link up play between @BukayoSaka87 & Martin Odegaard!
?: @Arsenalpic.twitter.com/2Ol2hfWXWh
— GiveMeSport (@GiveMeSport) March 7, 2022
Yang terpenting dari semuanya, Arsenal menggiring bola melewati jauh lebih sedikit daripada tim mana pun di Liga Premier. Arsenal solid dan kompak, menciptakan tembok pertahanan, daripada gegenpressing. Dan, mereka akan menekan di saat-saat yang ditargetkan. Statistik mereka menang di sepertiga akhir (4,84 per game) adalah yang tertinggi sejak 2016/2017.
Hanya saja, perlu dicatat dengan tinta tebal bahwa empat kemenangan liga yang berturut-turut diraih Arsenal, semuanya dengan satu gol dan melawan tim-tim dalam performa buruk. Ini menunjukkan bahwa ada area yang perlu ditingkatkan, terutama di lini depan.
Jadi, inti dari semuanya adalah Odegaard dan Saka. Dua pemain muda yang berpotensi menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Mereka juga dua pemain muda yang melambangkan kecerdasan dan kemajuan pesat di bawah asuhan Arteta di Arsenal musim ini.
4 out of 17 cup finals done
— isaac future ???? (@isaacfuture001) March 7, 2022
100% performance from the boys
masterclass from odegaard @BukayoSaka87 proving that he is world class @Arsenal 5 points behind Chelsea
A blessed week gunners pic.twitter.com/Ci3bk17GQC
(atmaja wijaya/anda)
17-12-2023 | ||
Arsenal | 2 - 0 | Brighton & Hove Albion |
10-12-2023 | ||
Aston Villa | 1 - 0 | Arsenal |
06-12-2023 | ||
Luton Town | 3 - 4 | Arsenal |
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini