Xavi Hernandez, Pierre-Emerick Aubameyang
Libero.id - Pada 6 November 2021, suporter akhirnya mendengar berita ditunggu-tunggu, yaitu kembalinya gelandang legendaris Barcelona, Xavi Hernandez, ke Camp Nou. Pelan dan pasti, eks nakhoda Al Sadd itu mengembalikan El Barca ke jalan kemenangan.
Bukan tugas mudah bagi mantan pemain berusia 42 tahun itu. Meski sukses selama 17 tahun sebagai pemain Barcelona, menjadi pelatih tentu saja berbeda. Apalagi, Xavi mendapatkan warisan skuad yang hancur lebur akibat kebijakan transfer masa lalu yang buruk.
Fakta menunjukkan, sejak Xavi meninggalkan Barcelona pada 2015 untuk bermain dan kemudian melatih di Qatar, Barcelona telah menggali lubang yang sangat dalam. Sangat dalam sehingga mereka terpaksa membiarkan Lionel Messi pergi ke padang rumput yang baru musim pada panas lalu.
Saat Ronald Koeman ada di pucuk pimpinan, Barcelona juga melayang di atas lapangan. Barcelona hanya memenangkan empat dari 13 pertandingan pertama musim 2021/2022. Dan, sama pentingnya, mereka tidak memiliki identitas yang diharapkan dari para penggemar.
Membawa Xavi dianggap sebagai penawar. Meski relatif tidak berpengalaman dalam melatih klub elite, dia adalah pria yang mendalami gaya Barcelona. Dia orang yang tumbuh di klub era "tim impian" Johan Cruyff dan bermain di zaman para ahli operan seperti Pep Guardiola.
"Ini adalah klub terbesar di dunia dan saya akan bekerja keras untuk mencapai harapan anda (fans). Barcelona tidak bisa menerima hasil imbang atau kekalahan. Kami harus memenangkan semua pertandingan," ujar Xavi saat diperkenalkan sebagai pelatih baru El Barca.
"Saya datang dengan persiapan. DNA saya tidak berubah. Kami perlu mengambil alih, menguasai bola, menciptakan peluang, dan menang. Kami memiliki misi untuk menyelamatkan banyak hal yang hilang," tambah Xavi.
Barcelona lalu memenangkan pertandingan pertama bersama Xavi. Itu sebuah kemenangan di Derby Katalunya melawan Espanyo. Skornya, 1-0. Dan, itu benar-benat mengangkat moral tim.
Sejak itu, tidak semuanya berjalan mulus. Kekalahan berat dari Bayern Muenchen di Liga Champions membuat Barcelona tersingkir ke Liga Europa untuk pertama kalinya sejak 2003/2004. El Barca juga kalah di El Clasico edisi Supercopa de Espana. Skornya, 2-3.
Tapi, ada tanda-tanda kemajuan besar setelah itu. Sejak kedatangan Xavi, Barcelona telah memainkan 16 pertandingan La Liga dengan menang 11 kali, seri empat kali, dan kalah sekali. Kemenangan 4-0 di Estadio Santiago Bernabeu hanyalah bukti terbaru bahwa Xavi membuat Barcelona menjadi kekuatan serius yang harus diperhitungkan.
It’s simply incredible how Xavi Hernández has changed Barcelona Football Club in 134 days. It feels completely different, on and off the pitch. ? #FCB
Dressing room atmosphere, tactics, signings, relationship with players & board… and then, this Clásico.
134 days. Chapeau. pic.twitter.com/FaT5Dsd6bv
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) March 20, 2022
Dengan kemenangan itu, Barcelona kini berada di posisi ketiga klasemen sementara dengan 54 poin. Mereka memang tertinggal 12 poin dari Los Blancos. Tapi, Barcelona punya satu pertandingan lebih sedikit. Dan, yang paling penting mentalitas kembali didapatkan.
Berikut ini klasemen La Liga jika dihitung sejak kepulangan Xavi ke Camp Nou:
1. Real Madrid: 17 pertandingan, 39 poin, +19
2. Barcelona: 16 pertandingan, 37 poin, +23
3. Atletico Madrid: 17 pertandingan, 31 poin, +19
4. Villarreal: 17 pertandingan, 30 poin , +16
5. Sevilla: 17 pertandingan, 30 poin, +11
6. Real Betis: 16 pertandingan, 29 poin, +13
7. Celta Vigo: 16 pertandingan, 24 poin, +5
8. Getafe: 16 pertandingan, 23 poin, +7
9. Athletic Bilbao: 17 pertandingan, 23 poin, +2
10. Valencia: 16 pertandingan, 23 poin, -2
There’s a reason that Sergio Busquets is looking like the player he did at 24 when playing under Xavi Hernandez and Luis Enrique;
The structure and systems are built around and constantly adapting and adjusting to ‘Los Espacios de Fase’ pic.twitter.com/ToEAXnGA2D
— Caño Football (@CanoFootball) March 17, 2022
11. Elche: 16 pertandingan, 21 poin, -4
12. Real Sociedad: 16 pertandingan, 19 poin, -9
13. Osasuna: 16 pertandingan, 19 poin, -4
14. Espanyol: 15 pertandingan, 19 poin, -9
15. Granada: 17 pertandingan, 17 poin, -10
16. Cadiz: 16 pertandingan, 15 poin, -9
17. Levante: 16 pertandingan, 13 poin, -14
18. Rayo Vallecano: 15 pertandingan, 12 poin, -10
19. Real Mallorca: 16 pertandingan, 11 poin, -17
20. Deportivo Alaves: 17 pertandingan, 9 poin, -18
Congratulations to Real Madrid for their comeback against Barcelona.
— Troll Football (@TroIlFootball) March 21, 2022
???? pic.twitter.com/XspE7UxMMn
(diaz alvioriki/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini