Timnas Vanuatu, Timnas Mikronesia
Libero.id - Pada 7 Juli 2015, Vanuatu membuat rekor tidak resmi pada kemenangan terbesar dalam pertandingan sepakbola internasional ketika mencetak 46 gol tanpa balas ke gawang Mikronesia. Laga dengan skor tidak wajar ini berlangsung di Papua Nugini sebagai bagian dari Pacific Games di level U-23.
Mikronesia hanya bisa membawa skuad dengan 18 pemain. Semuanya pesepakbola amatir yang tidak memiliki pengalaman bertandingan di level internasional, meski hanya di kawasan Oceania.
Mereka sempat dikalahkan Tahiti 0-30 dalam pertandingan pembukaan. Kemudian, dihajar Fiji 0-38. Penghitungan total kebobolan mereka adalah 114 gol dalam 270 menit setelah dikalahkan 0-46 pada pertandingan terakhir melawan Vanuatu. Saat itu, Jean Kaltak bahkan sanggup mencetak 16 gol.
Dengan pertahanan dan penjaga gawang yang hampir tidak ada, Vanuatu menghujani gol dan terus menyerang. Vanuatu memimpin 22-0 di babak pertama dan mencetak 24 gol lagi di babak kedua. Mereka "terpaksa" melakukannya karena butuh 38 gol untuk lolos ke fase selanjutnya.
Meski membombardir gawang Mikronesia, hasil itu ternyata tidak relevan. Pasalnya, di laga lain, Tahiti dan Fiji bermain imbang 0-0. Hal tersebut menyebabkan tim berperingkat 200 FIFA itu finish di tempat ketiga dengan empat poin. Mereka hanya punya selisih gol +45 sehingga gagal lolos.
Vanuatu kalah 1-2 dari Tahiti dan bermain imbang 2-2 dengan Fiji. Tapi, saat itu, Tahiti bukanlah anggota IOC. Itu berarti Vanuatu lolos ke semifinal play-off Olimpiade 2016. Mereka akhirnya mengalahkan Selandia Baru 3-0 dan lolos ke Rio de Janeiro. Anehnya, Selandia baru juga menurunkan pemain yang tidak memenuhi syarat sehingga kalah dengan mudah.
Meski terjadi pada 2015, pertandingan-pertandingan aneh Pacific Games masih menuai kontroversi dan dibicarakan orang hingga hari ini.
Micronesia 46 - 0 defeat to Vanuatu, followed a 38-0 loss to Fiji and a 30-0 score line against Tahiti. pic.twitter.com/EPjYJtco1c
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) July 7, 2015
Salah satu yang disorot banyak orang adalah fakta bahwa sejumlah pemain Mikronesia belum pernah bermain sepakbola 11 lawan 11 sebelum turnamen dilaksanakan. Mereka juga tidak pernah meninggalkan desa mereka. Itu artinya, mereka benar-benar baru dalam berbagai hal.
Meski dicap sebagai tim terburuk yang pernah ada, Mikronesia ketika itu dilatih Stan Foster. Dia adalah pelatih Australia. Uniknya, saat pulang ke Mikronesia, dia menerima sambutan layaknya pahlawan.
Beruntung, Mikronesia bukan anggota FIFA. Jadi, dalam daftar skor kekalahan terbesar tidak ada nama mereka. FIFA hanya mengakui skor terbesar kekalahan dalam sejarah adalah 0-31, yaitu saat Samoa Amerika dipermalukan Australia pada Kualifikasi Piala Dunia 2002.
(diaz alvioriki/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini