Ramadhan Telah Tiba, Bagaimana Liga Premier Memperlakukan Pemain Muslim?

"Di kompetisi sepakbola Inggris, ada banyak pemain beragama Islam."

Analisis | 02 April 2022, 13:14
Ramadhan Telah Tiba, Bagaimana Liga Premier Memperlakukan Pemain Muslim?

Libero.id - Ketika Ramadhan menyapa, umat Islam dari seluruh dunia akan sibuk dengan segala aktivitas ibadahnya, tak terkecuali untuk sejumlah pesepakbola papan atas di Liga Premier.

Akhir pekan ini, pemain-pemain Muslim akan memulai berpuasa selama satu bulan hingga Hari Raya Idul Fitri tiba. Di Inggris, puasa akan dimulai sekitar pukul 04.00-05.00 dan berakhir pada 19.30-20.30. Artinya, perjalanan panjang akan ditempuh orang-orang seperti Mohamed Salah dan Sadio Mane.

Sesuai jadwal, sepanjang April hingga awal Mei 2022, Liga Premier akan memainkan 52 pertandingan. Kemudian, ada sekitar sembilan pertandingan yang dilaksanakan saat para pemain harus berbuka.

Jika mengacu pada pertandingan musim lalu saat Leicester City dan Crystal Palace bertemu di King Power Stadium, ada jeda dalam permainan untuk memungkinkan bek The Foxes, Wesley Fofana, dan gelandang The Eagles, Cheikhou Kouyate, membatalkan puasanya.

Bagaimana dengan musim ini? Meski tidak ada panduan resmi yang diberikan FA atau operator Liga Premier, situasinya tidak akan berbeda jauh dengan musim 2020/2021. Kapten tim dapat meminta berhenti sesaat (2-5 menit) kepada wasit agar rekannya bisa membatalkan puasa.

Jeda waktu itu akan digunakan pemain yang berpuasa untuk keluar lapangan dan membatalkan puasa dengan minum atau mengkonsumsi suplemen sebelum melanjutkan permainan.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dasar-dasar Ramadhan, anggota Professional Game Match Officials Limited (PGMOL) telah diminta mengikuti seminar serta pelatihan khusus. Tujuannya supaya tidak timbul kontroversi yang dapat merugikan Liga Premier itu sendiri.

Selain itu, beberapa pertandingan yang memungkinkan wasit menghentikan pertandingan untuk buka puasa juga telah dipetakan. Laga-laga itu adalah Crystal Palace vs Arsenal (4 April 2022 pukul 20.00), Burnley vs Everton (6 April 2022, pukul 1930), Newcastle United vs Wolverhampton Wanderers (8 April 2022, pukul 20.00).

Ada lagi Liverpool vs Manchester United (19 April 2022, pukul 20.00). Kemudian, Chelsea vs Arsenal, Everton vs Leicester, Newcastle vs Crystal Palace (20 April 2022, pukul 19.45), dan Manchester City vs Brighton and Hove Albion (20 April 2022, pukul 20.00). Terakhir, Burnley vs Southampton (21 April 2022, pukul 19.45).

Di Inggris, sejak 2014 dibentuk Komite Muslim dalam Olahraga (MCS). Itu merupakan satu-satunya organisasi yang didukung dan didanai oleh Liga Premier dan EFL. Mereka bekerja di 92 klub sepakbola profesional. Tugas mereka seperti jembatan antara klub dengan pemain Muslim.

Klub Liga Premier secara teratur mencari bimbingan Islami dari MCS atas nama pemain Muslim mereka, termasuk mengenai masalah seperti menunda puasa. Tujuannya supaya penampilan mereka dalam sesi latihan dan pertandingan tidak terpengaruh.

"Meski tidak ada hukum Islam yang secara khusus membahas para atlet, kami memberikan saran tentang bagaimana mereka dapat menjaga puasa dan mendiskusikan apakah mereka memenuhi syarat untuk mendapat pengecualian, seperti ketika mereka bepergian atau sakit," kata Direktur pelaksana MCS, Ismail Bhamji, kepada BBC Sport.

"Pesepakbola Muslim datang dari berbagai latar belakang dan kami harus menemukan solusi untuk mempraktikkan keyakinan mereka," tambah Bhamji.

"Salah satu klub Liga Premier meminta saya untuk berbicara dengan seorang pemain Muslim agar menunda puasanya selama Ramadhan. Secara Islam, dia tidak memenuhi syarat karena kondisi tertentu yang disebutkan harus dipenuhi dan saya harus terbuka, serta jujur dengan mereka tentang kenyataan pahitnya," ungkap Bhamji.

MCS juga memuji Manchester City dan Liverpool terhadap toleransi beragama yang tercipta. "Man City dan Liverpool tampil terbaik dan saya melihat pondasi diletakkan di kedua klub. Dari akademi dan seterusnya, mereka memiliki orang yang tepat di tempat dengan mentalitas dan visi yang tepat untuk membantu klub sampai ke tim utama," kata Bhamji.

"Pep Guardiola dan Juergen Klopp menonjol karena mereka progresif dan berpikiran maju. Jadi, saya melihat peningkatan yang dibuat di klub selama beberapa musim," pungkas Bhamji.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network