Pepe Reina-Keita Balde
Libero.id - Akademi La Masia telah menghasilkan sejumlah bintang sepakbola kenamaan. Barcelona telah menuai buah manisnya, sebut saja Lionel Messi, Cesc Fabregas, Gerard Pique, dan Andres Iniesta.
La Masia memang secara konsisten menghasilkan pemain-pemain terbaik di dunia dari tahun ke tahun. Kembali pada 2010, La Masia mencapai rekor baru menjadi akademi pertama yang menghasilkan ketiga finalis Ballon d'Or di tahun yang sama dengan Iniesta, Messi, dan Xavi.
Tapi, sebaliknya banyak juga pesepakbola yang merupakan lulusan La Masia, hanya saja mereka tidak dikenal karena satu dan lain hal. Pada catatan itu, berikut 8 pemain yang tanpa disadari ternyata lulusan La Masia:
8. Keita Balde
Keita Balde lahir di Catalunya dari orang tua Senegal dan bergabung dengan akademi La Masia pada usia sembilan tahun. Disebut-sebut sebagai bintang masa depan, Balde dengan cepat berkembang sampai sebuah insiden mengubah seluruh nasibnya.
Dalam tur ke Qatar, Keita Balde iseng menempatkan es batu di tempat tidur rekan setimnya sebagai lelucon. Dia akhirnya dipinjamkan ke UE Cornella sebagai hukuman.
Anak muda itu produktif untuk tim muda Cornella, mencetak 47 gol sebelum menolak kembali ke Barcelona untuk pindah ke Lazio.
Balde melakukan debut seniornya sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 3-0 Lazio atas Chievo pada September 2013 dan kemudian memulai debut pertamanya melawan Legia Warsawa di Liga Europa.
Terlepas dari penampilannya yang luar biasa untuk klub, Lazio merosot ke urutan kesembilan untuk mengakhiri musim yang mengecewakan. Dia saat ini bermain untuk AS Monaco di Ligue 1.
7. Nayim
Salah satu nama yang paling tidak populer dalam daftar ini, Mohammad Ali Amar, yang dikenal sebagai Nayim. Dia pindah ke akademi La Masia pada usia 12 tahun.
Bisa dikatakan Nayim hanya singgah di akademi La Masia lalu pindah ke Tottenham, di mana dia memainkan peran yang lebih baik.
Nayim paling dikenang karena hat-tricknya melawan Manchester City di perempat final Piala FA 1993. Secara keseluruhan, dia membuat 144 penampilan liga untuk tim London Utara itu sebelum kembali ke Spanyol untuk bermain bersama Real Zaragoza.
Meskipun Nayim tidak pernah bermain untuk tim senior Spanyol, dia membantu tim U-20 memenangkan Piala Dunia pada 1985.
6. Jordi Cruyff
Tidak setenar ayahnya, Johan Cruyff, Jordi bergabung dengan akademi Barcelona dan melakukan debut untuk Barcelona B pada 1992. Jordi melakukan debut tim seniornya dua tahun kemudian dan membantu Barcelona ke posisi keempat finis di La Liga.
Setelah beberapa musim yang sukses, pemain asal Belanda itu pindah ke Manchester United dan membuat lebih dari 30 penampilan liga. Jordi kemudian bermain untuk beberapa klub termasuk Alaves, Espanyol, Mettalurh Donetsk, dan Valletta setelah Man United dan juga tampil pada sembilan kesempatan untuk timnas Belanda.
Jordi pensiun pada 2010 dan saat ini menjadi manajer tim nasional sepak bola Ekuador.
5. Pepe Reina
Putra mantan kiper Atletico Madrid dan Barcelona, Miguel Reina, Pepe mengawali kariernya sebagai striker sebelum memutuskan untuk pindah posisi.
Reina bergabung dengan akademi La Masia pada usia 13 tahun dan menapaki jenjang akademi. Dia akhirnya menemukan dirinya di tim cadangan pada 1999.
Pada 2000, saat berusia 18 tahun, dia menerima panggilan pertamanya ke tim utama Barcelona dan melakukan debutnya dalam hasil imbang 3-3 melawan Celta Vigo.
Dia melanjutkan membuat 19 penampilan di liga dan pilihan pertama klub di Piala UEFA. Reina terus menjadi pemain pengganti untuk dua musim berikutnya, tetapi pindah ke Villarreal pada 2002.
Dalam tiga musimnya di Villarreal, dia membuktikan dirinya sebagai salah satu kiper terbaik di dunia dan membawa klub ke tempat kualifikasi Liga Champions pertama mereka.
Liverpool kemudian memboyongnya, dan setelah menyelesaikan kepindahan ke Anfield, pemain asal Spanyol itu membuat lebih dari 400 penampilan untuk The Reds, memenangi Sarung Tangan Emas dalam tiga musim Liga Premier berturut-turut.
Reina juga memegang rekor clean sheet terbanyak untuk Liverpool. Di klub Merseyside, Reina berhasil meraih empat trofi sebelum dipinjamkan ke Napoli.
4. Giovani Dos Santos
Giovani dos Santos memiliki reputasi sebagai pemain yang tampil untuk negaranya, tetapi gagal di level klub. Meksiko memenangkan Medali Perak di Piala Dunia U-17 2005, dan medali Perunggu di Piala Dunia U-20 2007.
Dia juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen di Piala Emas CONCACAF 2009. Dia telah membuat 106 penampilan untuk negaranya, mencetak 19 gol.
Namun, dia tidak begitu mengesankan ketika tampil di klub. Dos Santos memulai karier mudanya di Barcelona sebelum dipromosikan ke tim utama, di mana dia hanya membuat 20 penampilan dan dikirim ke Spurs setelah satu musim.
Di Spurs, dia hanya tampil 15 kali di liga dan gagal mencetak satu gol pun. Dia lalu melewati masa peminjaman di Ipswich, Galatasaray, dan Racing Santander.
Setelah memutuskan untuk meninggalkan Spurs sekali dan untuk selamanya, dia menyelesaikan kepindahannya ke Mallorca pada 2012. Dia membuat 32 penampilan untuk klub dengan finis sebagai pencetak gol terbanyak mereka.
Dia kemudian direkrut oleh Villarreal, di mana dia membantu tim finis di urutan keenam pada musim 2013/2014. Dia saat ini bermain di Liga MX untuk Club America.
3. Mikel Arteta
Mikel Arteta adalah nama besar lainnya yang berasal dari akademi Barcelona, meskipun dia tidak pernah memainkan pertandingan senior untuk tim Catalunya.
Manajer Arsenal saat ini itu lahir di San Sebastian dan memulai karier mudanya di Antiguoko, bersama dengan Xabi Alonso, di mana dia dijemput oleh Barcelona B.
Setelah gagal tampil mengesankan di akademi, dia dipinjamkan ke PSG setelah dia pindah untuk Rangers. Lalu, Arteta hijrah ke Real Sociedad. Setelah itu, dia bermain untuk Everton.
Di Everton, Arteta mencatatkan namanya sebagai salah satu gelandang terbaik Liga Inggris dan kemudian direkrut oleh manajer Arsenal, Arsene Wenger, di mana Arteta membuat lebih dari 100 penampilan untuk The Gunners. Dia memenangkan 2 Piala FA serta 2 Community Shields sebelum berhenti dan kini melatih klub yang sama.
? | Ex La Masia player and current Arsenal manager Mikel Arteta has been tested positive for the Coronavirus.
STAY SAFE AND ALIVE EVERYONE. ? pic.twitter.com/7DUFmrfvFu
— BarçaTimes (@BarcaTimes) March 13, 2020
2. Thiago Motta
Motta lahir di Brasil dan tiba di akademi Barcelona pada usia 17 tahun. Awalnya, sebagai bagian dari tim Barcelona B, kerja keras dan ketabahan Motta membuatnya mendapatkan promosi ke tim utama.
Meskipun sangat rawan cedera, pria Italia itu membuat lebih dari 100 penampilan untuk tim Catalunya di semua kompetisi, memenangkan La Liga serta Liga Champions selama enam tahun tugasnya.
Sejak saat itu, Motta hanya bermain untuk klub-klub yang lebih kecil, dia bermain untuk Atletico, Genoa, Inter – di mana dia memenangkan treble di bawah Jose Mourinho.
Pemain berusia 37 tahun itu juga telah membuat 30 penampilan untuk timnas Italia serta dua caps bersama Brasil. Sejak pensiun, Motta ditunjuk sebagai manajer Genoa di Serie A, tetapi dipecat setelah serangkaian hasil yang mengecewakan pada 2019.
1. Mauro Icardi
Pemain Argentina itu lahir di Rosario, kota yang sama dengan Lionel Messi, dan pindah ke Kepulauan Canary pada usia enam tahun. Dia produktif sejak usia yang sangat muda.
Icardi memulai karier sepakbolanya di Vecindario, di mana dia mencetak lebih dari 500 gol untuk tim muda mereka.
Menarik minat dari klub-klub top, Icardi menandatangani kontrak dengan Barcelona saat berusia 15 tahun. Itupun Barcelona harus mengalahkan Liverpool, Real Madrid, Arsenal, Sevilla, dan Espanyol.
Pemain Argentina itu melanjutkan apa yang dia lakukan di Vecindario dengan mencetak gol secara konsisten untuk tim U-16 dan U-19 Barcelona.
Icardi lalu memutuskan untuk pindah ke Italia untuk mengasah bakatnya. Kepindahan pinjaman ke Sampdoria pada 2011 dibuat permanen enam bulan setelah menjalankan tugas yang sukses di klub. Setelah mencetak gol pada debut profesionalnya, Icardi menjalani musim yang sangat sukses dengan membuat total 33 penampilan untuk klub sebelum pindah ke Inter pada 2013.
Sejak itu, dia telah membuat namanya menjadi salah satu striker mematikan di dunia sepak bola dan membuat dirinya pindah ke Paris Saint-Germain pada musim panas 2019, meskipun dengan status pinjaman.
(mochamad rahmatul haq/yul)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini