Peringkat 5 Defender Terburuk di Liga Premier

"Nomor 3 menjadi kesalahan terbesar Jose Mourinho."

Analisis | 03 April 2022, 13:32
Peringkat 5 Defender Terburuk di Liga Premier

Libero.id - Sektor pertahanan tidak dapat diremehkan. Posisi itu menjadi prioritas bagi banyak pelatih saat mereka berusaha membangun kesuksesan mereka di sebuah tim.

Namun, dalam sejarah Liga Premier selama 30 tahun, banyak bek yang berjuang untuk mengatasi tekanan bermain di panggung termegah.

Tetapi, siapa bek terburuk yang pernah bermain di Liga Premier selama ini? Beberapa nama bahkan datang dengan biaya yang signifikan. Berikut adalah lima bek terburuk yang pernah bermain di Liga Premier.

#5 Claude Davis

Secara mengejutkan Billy Davies, pelatih Derby County saat itu, menghabiskan 3 juta pounds (Rp 56 miliar) untuk mantan bek Preston North End, Claude Davis.

Davies merekrutnya ketika Derby County dipromosikan ke Liga Premier pada Juli 2007. Nominal 3 juta pounds mungkin tidak terdengar angka yang tinggi saat ini, tetapi angka itu cukup tinggi pada waktu tersebut.

Davis telah menghabiskan karier bertahun-tahun di Championship dan pernah bermain di bawah asuhan Davies saat menjadi manajer Preston, tetapi kepindahannya ke Liga Premier terbukti menjadi langkah yang buruk.

Davies seharusnya tahu lebih baik, karena dia berjuang di Liga Premier bersama Sheffield United musim sebelumnya, dan penampilannya menurun selama waktunya di Derby.

Dia hanya tampil 19 kali untuk Derby sepanjang musim, dan begitu dia terdegradasi pada akhir musim, dia tidak pernah kembali ke Liga Premier.

Sejak itu, Davis memiliki nilai pasar yang lebih rendah, terutama saat bermain di Crawley Town. Banyak penggemar melihat ke belakang dengan ketakutan ketika mereka menganggap Davis tampil di Liga Premier selama dua musim. Mereka khawatir keberadaan Davis akan memberi malapetaka hingga terdegradasi seperti yang dialami Derby.

#4 Claudio Cacapa

Newcastle United selama akhir 2000-an menjadi tim terburuk yang pernah mewakili Kota Tyneside. Kehadiran bek tengah Lyon, Claudio Cacapa, dengan reputasi luar biasa membuat para penggemar The Magpies kecewa setelah penampilannya di bawah standar saat dilatih Sam Allardyce.

Cacapa didatangkan secara gratis setelah menjadi kapten Lyon untuk lima kejuaraan Ligue 1 berturut-turut. Pemain Brasil itu telah menjadi warga negara Prancis saat itu, dan mendapati dirinya seperti ikan yang kehabisan air saat berkarier di Liga Premier.

Kelemahannya pada bola, kurangnya kesadaran, dan ketidakmampuan untuk menjaga daerahnya, ditambah dengan cederanya yang mengganggu, membuat masa tinggalnya di Newcastle menjadi sesuatu yang terlupakan.

Cacapa tampak seperti menjadi bayangan dirinya sebelumnya dan gagal membuat nama di Inggris. Ketika The Magpies terdegradasi pada akhir musim 2008/2009, petualangan pemain itu berakhir.

Yang paling mengejutkan, Cacapa memiliki dua musim di Timur Laut bersama Newcastle sebelum kembali ke Brasil pada 2009. Dapat dikatakan bahwa sang bek tidak pernah memenuhi ekspektasi pelatihnya dan tentu saja bukan pemain yang memadai untuk menjadi pemain ke-1000 yang bermain untuk Newcastle.

#3 Khalid Boulahrouz

Setelah dua musim perebutan gelar yang sukses, Jose Mourinho ingin memperkuat opsi pertahanannya dan memastikan John Terry dan Ricardo Carvalho tetap kompetitif.

Untuk alasan apa pun, Mourinho percaya bahwa pemain internasional Belanda, Khaled Boulahrouz, adalah jawabannya. Sayangnya, karena kurangnya kemampuannya, dia menjadi pembelian yang paling mengecewakan.

Chelsea mengeluarkan 8,5 juta pounds (Rp 160 miliar) pada musim panas 2006. Mourinho ingin menggunakan pemain internasional Belanda itu untuk menantang duet Terry-Carvalho dan memastikan keduanya tetap berada di puncak permainan.

Pemain tersebut hanya tampil 13 kali pada musim pertamanya di klub. Jika Mourinho ingin dia menantang duet yang terkenal itu, dapat dikatakan bahwa Boulahrouz bukanlah jawabannya.

Dia kembali ke Jerman untuk waktu yang singkat sebelum dia melakukan perjalanan ke berbagai klub. Itu menjadi kesalahan pembelian mahal Mourinho karena pertahanannya yang mengecewakan selama musim 2006/2007.

#2 Titus Bramble

Setelah dicap sebagai penerus Inggris masa depan untuk Rio Ferdinand, aman untuk menyatakan bahwa Titus Bramble hampir tidak mencapai potensinya.

Bramble pertama kali membuat namanya di Ipswich Town di bawah George Burley sebelum Suffolk mengalami degradasi pada 2002.

Mantan manajer Inggris, Sir Bobby Robson, memutuskan dia layak mendapatkan 6 juta pounds (Rp 113 miliar) untuk membawanya dari ke St. Petersburg ke James Park.

Sang bek memulai kariernya di Timur Laut dengan relatif sukses, sebelum kesalahan dan gol bunuh diri mulai muncul. Bramble bisa dibilang kurang bisa diandalkan.

Meskipun demikian, setelah hampir lima musim di Newcastle, kepindahan ke Wigan terjadi di bawah Steve Bruce, di mana dia akhirnya telah menetap dan bermain di level yang layak.

Langkah besar lainnya terjadi ketika dia kembali ke Sunderland bersama Steve Bruce untuk menjadi landasan lini belakang. Bramble, seperti yang telah dilakukannya sepanjang kariernya, melakukan beberapa kesalahan seperti gol bunuh diri, dan kartu merah.

Orang Inggris itu memiliki kemampuan untuk bersinar, tetapi kurangnya konsentrasi akhirnya mematikan kariernya.

#1 Frank Sinclair

Bek ini pertama kali menjadi pemain Liga Premier setelah bermain untuk Chelsea pada 1991. Sinclair turun sebagai salah satu bek terburuk dalam sejarah Liga Premier, meskipun diberi kesempatan untuk menebus dirinya sendiri.

Dalam final Piala FA 1994, dia bersalah karena Chelsea kalah di final dari Manchester United. Kariernya berlanjut dengan cara yang sama.

Tugasnya di Stamford Bridge mencapai puncak yang luar biasa dengan momen-momen cemerlang. Namun, seperti Titus Bramble, dia terus menjadi berita utama sebagai spesialis kesalahan daripada bek Liga Premier yang andal.

Martin O'Neill, yang sempat melatih Leicester, memutuskan untuk bertaruh pada Sinclair pada 2008. Sinclair sempat menjadi pemain The Foxes selama enam tahun.

Namun, dua degradasi selama waktu itu mengurangi reputasinya. Sinclair terus bermain secara profesional hingga 2015, tetapi kesalahan dalam permainan membuatnya menjadi bek terburuk Liga Premier.

(diaz alvioriki/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network