Mengapa Pemain-pemain Top Lebih Bahagia di Timnas? Ini Analisisnya

"Fenomena unik yang menimpa banyak pemain top era modern."

Analisis | 04 April 2022, 01:24
Mengapa Pemain-pemain Top Lebih Bahagia di Timnas? Ini Analisisnya

Libero.id - Jika anda perhatikan, pemain-pemain seperti Lionel Messi, Neymar, Luke Shaw, hingga Paul Pogba memiliki permainan yang lebih bagus saat membela tim nasional dibanding klub. Setidaknya itu terjadi pada musim ini.

Contoh Messi. Akhir pekan lalu, ekspresi bahagia ditunjukkan La Pulga saat tampil di Buenos Aires dan Guayaquil dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona CONMEBOL. Wajahnya berseri-seri di sebelum, saat, maupun setelah pertandingan. Dia menerima sambutan meriah dari suporter sendiri maupun lawan.

"Ada tim yang luar biasa di sini. Para penggemar sangat mencintai saya dan mereka terus menunjukkan itu kepada saya. Saya sangat berterima kasih," kata pemain berusia 34 tahun itu kepada wartawan setelah kemenangan, dilansir Goal.

"Itu membuat saya bersemangat setiap kali saya datang ke Argentina, terutama setelah menang di Copa America 2021. Semuanya mengalir secara alami dan lebih mudah di lapangan. Menang membantu membuat segalanya lebih baik dan lebih mudah," tambah eks bintang Barcelona itu.

Pemandangan itu berbeda 180 derajat dari yang dilihat suporter Paris Saint-Germain (PSG). Lihatlah ketika Les Parisiens tersingkir dari Liga Champions. Beberapa hari kemudian, Messi dicemooh saat pertandingan Ligue 1. Dan, itu terus terjadi di pekan-pekan berikutnya.

Uniknya, sentimen yang hampir sama diterima Neymar. Seperti halnya Messi, Neymar juga disalahkan karena PSG tersingkir di Liga Champions. Kedua kawan baik itu juga mendapatkan cemoohan suporter.

Layaknya Messi pula, Neymar juga bermain sangat bahagia bersama Brasil. Sambutan kepada Neymar juga datang dari para pendukung Selecao saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 berlangsung. "Maracana yang padat menginspirasi saya. Maracana yang padat mendorong saya untuk melakukan semuanya. Itu memberi saya kesenangan," kata Neymar kepada CBF TV.

"Ini adalah kegembiraan yang luar biasa. Suasana yang diberikan para pendukung hari ini sangat penting untuk mendorong kami lebih jauh," tambah mantan pemain Santos itu.

Di sisi lain Samudera Atlantik, Shaw dan Pogba juga memiliki nasib yang sama dengan Messi maupun Neymar. Keduanya sama-sama dalam tekanan bersama Manchester United. Tapi, mereka melepaskan beban itu ketika bertandingan dengan Inggris dan Prancis pada pertandingan uji coba internasional.

Bagi beberapa pemain, membela timnas seperti refreshing. Itu karena ada banyak tuntutan di klub-klub papan atas Eropa. Pasalnya, antara klub dan pertandingan internasional memang tidak mudah. Messi misalnya, mencatatkan 60 pertandingan selama musim terakhirnya di Barcelona.

Masalah cedera berulang juga mengurangi penampilan Neymar dalam beberapa laga. Begitu pula Pogba dan Shaw, yang sempat absen pada beberapa pertandingan musim 2021/2022. Tuntutan itu lebiuh besar di klub elite seperti PSG atau MU.

"Begitu banyak orang lupa bahwa kami adalah manusia, kami bukan mesin, kami tidak dapat bermain setiap hari di level tertinggi. Untuk sepakbola dan pemain muda, itu akan menjadi masalah besar tetap berada di puncak selama bertahun-tahun. Sekarang dan mungkin dua tahun ke depan, itu akan menjadi masalah di banyak pertandingan besar," ungkap Robert Lewandowski kepada Times pada 2021.

Masalah fisik pernah diingatkan Federasi Internasional Pesepakbola Profesional (FIFPro) pada 2017. Kekhawatiran FIFPro salah satunya pernah dialami Domingo Blanco dari Independiente (Argentina). Dia mengungkapkan pernah dipaksa minum obat antikecemasan setelah menjadi sasaran kemerahan penggemar.

"Jika anda memiliki pemain yang melihat daftar pertandingan, melihat padatnya permainan, dan juga tahu bahwa mereka tidak akan memiliki jeda di musim panas, anda dapat memahami bahwa situasinya sulit," kata Psikolog olahraga, Dan Abrahams, kepada The Athletic.

Di Brasil, serentetan serangan kejam pendukung terhadap pemain di dalam maupun sekitar lapangan menyebabkan beberapa orang dirawat di rumah sakit. Banyak juga pemain yang meminta perlindungan ke pihak berwenang.

Salah satu aspek sepakbola yang paling menarik adalah kemampuan berubah dalam sekejap mata. Belum lama berselang, Messi dipuja setengah dewa di Barcelona menjadi objek kemarahan fans PSG dengan banyak kritik. Rasa frustrasinya dengan timnas membuat Messi hampir pensiun dari tugas internasional pada 2016 sebelum menarik kembalik keputusannya. 

Tapi, fakta bahwa bintang top mencari perlindungan di timnas harus dianggap sebagai peringatan untuk klub. Terlebih, mereka tampaknya tidak mengindahkan keluhan pemainnya. Jadi, tidak mengejutkan jika pemain-pemain seperti Messi, Neymar, Pogba, atau Shaw akan lebih bahagia di tempat lain.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network