Libero.id - Pada 5 April 2009 akan dikenang sebagai hari bersejarah bagi Federico Macheda. Saat itu, 13 tahun lalu, dalam usia 17 tahun, pemain Italia itu menjalani debut untuk Manchester United. Dia mencetak gol kemenangan Setan Merah atas Aston Villa. Itu gol ikonik yang dikenang hingga hari ini.
Saat itu, musim 2008/2009, MU berada dalam pertarungan sengit dengan Liverpool dan Chelsea untuk memperebutkan gelar Liga Premier. Mereka baru saja kehilangan dua pertandingan beruntun.
Jika anak buah Sir Alex Ferguson itu menyerah melawan Aston Villa di Old Trafford, otomatis Liverpool asuhan Rafael Benitez yang akan memegang kendali.
Harap diingat, MU era Ferguson berbeda dengan Ralf Rangnick, Ole Gunnar Solskjaer, Jose Mourinho, Louis van Gaal, atau David Moyes. MU zaman itu adalah klub besar. Mereka klub dengan segudang pemain hebat. Tim dengan mentalitas juara yang tidak tertandingi.
MU menyambut Aston Villa di Old Trafford, dan Macheda menyaksikan pertandingan itu dari pinggir lapangan. Tanpa diduga, MU tertinggal 1-2 dengan sisa waktu pertandingan setengah jam. Mereka membutuhkan gol penting, dan Ferguson kemudian melihat Macheda.
Beberapa menit setelah Macheda masuk lapangan, Cristiano Ronaldo menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Semangat naik dan mereka mulai memburu kemenangan.
Di masa tambahan waktu, sang debutan mendapat kesempatan yang ditunggu-tunggu. Ryan Giggs menjadi aktor yang mengawali kemenangan 3-2 setelah mengirim bola ke Macheda. Dengan sentuhan pertamanya, pemain muda Italia itu melengkungkan bola ke sudut jauh diluar jangkauan Brad Friedel.
Itu gol! Pendukung di Old Trafford meletus! Itu adalah gol sensasional dan cukup untuk menghidupkan asa anak asuh Ferguson meraih gelar Liga Premier pada musim tersebut.
Video rekaman gol Macheda kemudian viral di berbagai platform media sosial. Gol itu dibahas banyak pengamat dan penggemar hingga hari ini. Bahkan, ketika orang membicarakan Macheda, mereka akan langsung teringat gol bersejarah tersebut.
Namun, apa yang terjadi dengan Macheda kemudian? Dia memang terus mencetak gol di pertandingan berikutnya, termasuk saat melawan Sunderland. Fans MU kemudian mengira Macheda benar-benar menjadi superstar pada akhir musim 2008/2009.
Sayang, sejak saat itu Macheda hanya membuat total 36 penampilan. Sebagian besar karier sebagai pemain MU lebih sering dipinjamkan. Beberapa klub yang telah memakai jasanya antara lain Sampdoria, Queens Park Rangers, VfB Stuttgart, Doncaster Rovers, hingga Birmingham City. Dari semua klub itu tidak ada yang cocok.
Pada 2014, Macheda menandatangani kontrak dengan Cardiff City setelah dilepas MU. Langkah itu juga tidak membuat banyak hal untuk menghidupkan kembali kariernya yang redup. Dirinya hanya mencetak delapan gol dalam 33 penampilan sebelum dipinjamkan ke Nottingham Forest.
Jelang musim 2016/2017, kedua belah pihak menyepakati pemutusan kontrak. Macheda meninggalkan Wales menuju Italia, teken kontrak dengan klub Serie B, Novara.
Sedikit peningkatan performa di kompetisi level kedua Italia, Macheda akhirnya kembali ke panggung besar. Tapi, bukan di Liga Premier, Serie A, La Liga, Bundesliga, Ligue 1, atau Eredivisie. Dia menandatangani kontrak dengan tim elite asal Yunani, Panathinaikos, pada September 2018.
Striker itu semakin kuat di Yunani setelah mengamankan tempat reguler. Dia telah mencatat 40 gol dalam 113 penampilan. Tapi, kontraknya akan berakhir pada 2023, dan sekarang sudah berusia 30 tahun.
(diaz alvioriki/anda)
Opini