Rachmat Irianto
Libero.id - Rachmat Irianto akhirnya mengikuti jejak beberapa bintang asli Persebaya Surabaya seperti Andik Vermansah dan Evan Dimas Darmono. Meski akan membela klub sahabat, Persib Bandung, kepergian pemain tim nasional Indonesia itu mengejutkan. Konon, itu terkait kritik berlebih yang menjurus teror dari pendukung Bajol Ijo.
Bersama Ricky Kambuaya, Irianto menjadi dua dari beberapa pemain yang meninggalkan Kota Pahlawan setelah BRI Liga 1 2021/2022 berakhir.
Mayoritas pemain yang meninggalkan Persebaya karena alasan finansial. Mereka mendapatkan kontrak yang sedikit lebih baik dari yang ditawarkan manajemen Bajol Ijo. Ada lagi yang tidak masuk dalam rencana Persebaya musim depan.
"Kambuaya tidak mencapai kata sepakat dalam pembicaraan perpanjangan kontrak bersama Persebaya," bunyi pernyataan resmi manajemen Persebaya di @officialpersebaya.
Namun, apakah itu berlaku untuk Irianto? Ternyata tidak! Pemain yang memiliki DNA Persebaya dari ayahnya, Bejo Sugiantoro, itu harus berpisah dengan klub idola masa kecil karena tidak kuat menahan beban berat, khususnya kritikan para pendukung, yang dalam beberapa kasus berlebihan.
Dalam pernyataan resmi Persebaya, Irianto pergi dengan alasan keluarga. Konon, dirinya merasa berbagai kritik yang diterima selama ini keterlaluan. Itu mengarah pada tuduhan yang tidak berdasar. Bahkan, cenderung teror ke keluarga, yang tidak ada hubungannya dengan permainan Irianto.
"Dengan berat hati dia harus meninggalkan tim impiannya sejak kecil," bunyi pernyataan klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bung Tomo tersebut.
Jika teror menjadi alasan utama, kepergian Irianto cukup masuk akal. Tapi, dia juga harus siap menerima hal serupa jika prestasi dan permainan Maung Bandung tidak bagus musim depan.
Fakta menunjukkan, ulah pendukung klub-klub sepakbola di Indonesia terkadang memang keterlaluan. Entah Liga 1, Liga 2, atau Liga 3, tuntutannya menang 100%. Tidak peduli materi tim, cara bermain, hingga kualitas lawan. Jika kalah, apalagi di kandang, aksi-aksi tidak masuk akal akan dilakukan.
Bukan hanya kritik, suporter juga terkadang menggunakan kata-kata kasar yang menjurus penghinaan. Lebih parah lagi, beberapa kejadian melibatkan kekerasan kepada pemain, pelatih, manajemen, fasilitas milik klub, lawan tanding, atau bahkan keluarganya.
✍️ + ?? = ?
— PERSIB (@persib) April 6, 2022
It's official now!
Wilujeng Sumping Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya#PERSIB pic.twitter.com/5D0uDxmjt8
Ketika ditanya mengapa mereka melakukan hal itu, jawabannya sangat tidak masuk akal. Misalnya, gengsi, harga diri, kebanggaan. Seolah-olah dunia akan kiamat jika klub yang didukung kalah.
Untuk mengatasi hal itu, banyak pemain Indonesia yang mematikan kolom komentar di akun media sosial miliknya. Beberapa juga membatasi DM yang masuk. Itu untuk menyaring agar kalimat-kalimat yang dituliskan pendukung tidak memperkeruh suasanya. Contohnya akun Instagram resmi Irianto, @rachmatirianto.
(andri ananto/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini