Teka-teki Kandang Rans Cilegon FC Terjawab, Mainnya di Stadion Madya

"Namanya Cilegon, kandangnya di Jakarta. Ini seperti AC Milan main di Roma."

Biografi | 13 April 2022, 03:33
Teka-teki Kandang Rans Cilegon FC Terjawab, Mainnya di Stadion Madya

Libero.id - Klub promosi Rans Cilegon FC akhirnya memutuskan bermarkas di Jakarta selama mengarungi Liga 1 2022/2023. Rencananya, klub milik Raffi Ahmad itu akan menggunakan Stadion Madya di komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. 

Beda dengan 2021/2022 yang menggunakan sistem seri di beberapa kota, kompetisi musim depan kemungkinan besar kembali menggunakan format tradisional home and away. Tampaknya, penonton juga sudah diizinkan datang dengan kapasitas yang masih akan dibahas PT Liga Indonesia Baru (LIB), PSSI, dan Pemerintah Indonesia.

Karena itu, beberapa klub yang tidak memiliki identitas teritorial jelas, seperti Rans, Dewa United, atau Bhayangkara FC, mulai memilih stadion yang diinginkan. Dan, Rans sudah memutuskan Jakarta, meski tetap mempertahankan identitas Cilegon yang melekat. 

"Musim pertama ini ada standar untuk club licensing (dari PSSI) dan kami ingin bisa memenuhi standar yang sesuai dengan beberapa aspek. Jadi, kami memilih di Jakarta dulu. Tapi, akar Rans adalah Cilegon di Banten. Itu tidak bisa dihapus begitu saja. Itu jangka panjangnya," ujar COO Rans, Darius Sinathrya, kepada sejumlah awak media, Senin (11/4/2022).

Uniknya, sebelum memilih Stadion Madya, Rans sempat disebut memilih Stadion Banten yang baru selesai dibangun. Bahkan, kabarnya Rans sudah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Banten. 

"Stadion di Banten sangat bagus. Tapi, kalau mau digunakan secara rutin, masih butuh waktu untuk fasilitas pendukungnya selesai. Itu (bermarkas di Banten) untuk jaga panjang. Itu tidak menutup kemungkinan untuk kami memang akan (bermarkas) ke sana (Banten)," tambah Darius.

Seperti halnya Bhayangkara, Dewa United, atau AHHA PS Pati di Liga 2, Rans sebenarnya juga dilanda kebingungan. Pasalnya, secara tradisional, para penggemar sepakbola di Indonesia tidak mudah berpaling ke lain hati. Mereka cenderung tertarik mendukung klub dari asal daerahnya, khususnya eks Perserikatan atau Galatama.   

Klub promosi Rans Cilegon FC akhirnya memutuskan bermarkas di Jakarta selama mengarungi Liga 1 2022/2023. Rencananya, klub milik Raffi Ahmad itu akan menggunakan Stadion Madya di komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. 

Beda dengan 2021/2022 yang menggunakan sistem seri di beberapa kota, kompetisi musim depan kemungkinan besar kembali menggunakan format tradisional home and away. Tampaknya, penonton juga sudah diizinkan datang dengan kapasitas yang masih akan dibahas PT Liga Indonesia Baru (LIB), PSSI, dan Pemerintah Indonesia.

Karena itu, beberapa klub yang tidak memiliki identitas teritorial jelas, seperti Rans, Dewa United, atau Bhayangkara FC, mulai memilih stadion yang diinginkan. Dan, Rans sudah memutuskan Jakarta, meski tetap mempertahankan identitas Cilegon yang melekat. 

"Musim pertama ini ada standar untuk club licensing (dari PSSI) dan kami ingin bisa memenuhi standar yang sesuai dengan beberapa aspek. Jadi, kami memilih di Jakarta dulu. Tapi, akar Rans adalah Cilegon di Banten. Itu tidak bisa dihapus begitu saja. Itu jangka panjangnya," ujar COO Rans, Darius Sinathrya, kepada sejumlah awak media, Senin (11/4/2022).

Uniknya, sebelum memilih Stadion Madya, Rans sempat disebut memilih Stadion Banten yang baru selesai dibangun. Bahkan, kabarnya Rans sudah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Banten. 

"Stadion di Banten sangat bagus. Tapi, kalau mau digunakan secara rutin, masih butuh waktu untuk fasilitas pendukungnya selesai. Itu (bermarkas di Banten) untuk jaga panjang. Itu tidak menutup kemungkinan untuk kami memang akan (bermarkas) ke sana (Banten)," tambah Darius.

Seperti halnya Bhayangkara, Dewa United, atau AHHA PS Pati di Liga 2, Rans sebenarnya juga dilanda kebingungan. Pasalnya, secara tradisional, para penggemar sepakbola di Indonesia tidak mudah berpaling ke lain hati. Mereka cenderung tertarik mendukung klub dari asal daerahnya, khususnya eks Perserikatan atau Galatama.   

Awalnya, Rans sempat tidak terlalu peduli dengan lokasi dan keterikatan dengan daerah tertentu. Tapi, realitas di lapangan tidak semudah membalik telapak tangan. Meski memiliki banyak pendukung di media sosial, sepakbola adalah tentang orang-orang yang datang ke stadion.

"Sebetulnya, kalau dilihat secara data digital, (hasilnya) cukup bagus. Ketika Rans main, itu salah satu yang paling tinggi. Ratingnya tinggi. Basis suporter kami memang belum besar. Tapi, sudah menjadi magnet ini. mudah-mudahan basis suporternya juga bisa terbentuk," kata Darius.


Awalnya, Rans sempat tidak terlalu peduli dengan lokasi dan keterikatan dengan daerah tertentu. Tapi, realitas di lapangan tidak semudah membalik telapak tangan. Meski memiliki banyak pendukung di media sosial, sepakbola adalah tentang orang-orang yang datang ke stadion.

"Sebetulnya, kalau dilihat secara data digital, (hasilnya) cukup bagus. Ketika Rans main, itu salah satu yang paling tinggi. Ratingnya tinggi. Basis suporter kami memang belum besar. Tapi, sudah menjadi magnet ini. mudah-mudahan basis suporternya juga bisa terbentuk," kata Darius.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network