Kenalkan Franco Carboni, Pemuda Argentina Penerus Javier Zanetti

"Panutannya di Inter adalah..."

Biografi | 17 April 2022, 13:23
Kenalkan Franco Carboni, Pemuda Argentina Penerus Javier Zanetti

Libero.id - Franco Carboni. Barangkali masih sedikit saja yang mengenal siapa sebenarnya pemain berusia 19 tahun itu, pemain yang baru saja direkrut oleh Inter Milan di tengah persaingan antara Liverpool dan Juventus.

Carboni baru saja mendapatkan panggilan timnas untuk kali pertama, tepatnya ketika Argentina mengumumkan skuad mereka untuk kualifikasi Piala Dunia terakhir pada Maret 2022. Nama Carboni jelas membuat banyak orang mengangkat alis tanda heran.

Di samping nama-nama besar seperti Lionel Messi, Paulo Dybala, dan Lautaro Martinez, nama Carboni cukup menyedot perhatian.

Dia bahkan bukan seorang Argentina tulen, yang sebelumnya bermain untuk Italia U-18. Tapi, pemain berposisi full-back itu kini berseragam Argentina yang baginya adalah mimpi menjadi kenyataan.
"Saya tahu bahwa tim nasional mengikuti perkembangan saya di sini (di Inter)," katanya kepada Goal dalam sebuah wawancara eksklusif.

"Ketika panggilan itu datang, itu memberi saya kebanggaan dan emosi yang luar biasa. Itu adalah pengalaman yang sangat indah.”

"Saya berterima kasih kepada Italia atas kesempatan yang mereka berikan kepada saya dalam beberapa pertandingan persahabatan remaja. Itu adalah pengalaman yang sangat penting bagi saya.”

“Tetapi, ketika panggilan dari Argentina datang, saya tidak ragu. Ini negara saya. Itu adalah impian saya untuk bermain untuk tim nasional," ucapnya mantap.

"Berlatih dengan Messi? Itu benar-benar membuat impian saya menjadi kenyataan. Sesuatu yang saya impikan sebagai seorang anak dan yang saya alami saat itu.”

"Berlatih dengannya (Messi), menguasai bola, tetapi juga makan di meja bersamanya... Hal-hal luar biasa dan sensasi yang sulit dijelaskan."

Lahir di Buenos Aires, pengalaman pertama Carboni dari akademi sepakbola datang di Lanus, tetapi dia terpaksa meninggalkan tanah airnya pada usia 16 tahun setelah ayahnya, Ezequiel, menerima pekerjaan koordinator pemuda di Catania.

"Tiga tahun lalu, ketika kami pindah ke Italia dalam semalam, saya harus memberi tahu dia dan keluarga saya bahwa kami akan meninggalkan Argentina," kata Ezequeiel, mantan gelandang Lanus dan Catania, mengenang.

"Saya tahu betapa menderitanya dia (Carboni) meninggalkan teman, keluarga, klub, dan banyak hal lain untuk pindah ke negara yang tidak dia ketahui sama sekali, dari bahasa hingga sepakbola."

Baik Franco dan adik laki-lakinya, Valentin, terdaftar di akademi Catania pada saat kedatangan, tetapi hanya menghabiskan lima bulan dengan klub sebelum tim yang lebih besar dari seluruh Eropa mulai memperhatikan bakat istimewa mereka.

Dengan kaki kiri yang bagus, fisik yang memungkinkan Carboni mengalahkan pemain lawan, baik melalui kecepatan dan kekuatan, dan dengan kemampuan pengambilan keputusan yang sangat baik, bakat Carboni jelas menonjol.

Liverpool dan Juventus sama-sama menunjukkan minat untuk mengontraknya, tetapi Inter yang memenangkan perlombaan. I Nerazzurri juga membawa Valentin ke Milan untuk bergabung dengan saudaranya.

"Ada proposal dari klub yang berbeda, tapi saya selalu ingin bermain di sini," kata Carboni. "Proyek yang diberikan klub kepada keluarga saya sangat bagus dan kami memilih untuk datang ke Inter.”

"Alhamdulillah, ternyata itu pilihan yang tepat!" ucap pemain yang ternyata beragama Islam itu.

Carboni telah bersinar sejak tiba di I Nerazzurri saat bermain di berbagai posisi di sisi kiri.

Awalnya, dia merupakan penyerang ketika dia pertama kali memulai karier sepakbolanya, dia perlahan-lahan bergerak mundur, dan sekarang paling nyaman bermain sebagai bek sayap.

Dia telah menjadi pemain kunci skuad Primavera (U19) Inter yang dibesut oleh mantan bek Inter Milan, Cristian Chivu, dengan memberikan tujuh assist selama musim 2021/2022. Itu menarik perhatian Simone Inzaghi.

Dia telah berada di skuad utama pada lima kesempatan selama musim ini, meskipun debut seniornya datang saat era Antonio Conte pada 2020. Dia menjadi pemain pengganti dua kali di awal pekan musim Serie A.

"Saya berterima kasih kepada Conte," kata Carboni. “Saya berlatih di bawah asuhannya selama empat hingga lima bulan dengan tim utama dan dia menempatkan saya di bangku cadangan untuk pertama kalinya di Serie A. Itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan saya berterima kasih padanya atas kesempatan yang dia berikan kepada saya." 

Bakat juga posisi yang dimiliki mengingatkan orang-orang pada sosok Javier Zanetti yang juga berasal dari Argentina.

Legenda bek sayap yang membawa Inter juara sebanyak lima kali itu telah memberikan nasehat kepada Carboni dalam kapasitasnya sebagai wakil presiden klub.

"Panutan saya? Di Inter, selalu Zanetti, meski dia bermain di kanan dan saya di kiri," kata Carboni. “Bagi saya, dia adalah salah satu yang terbaik dalam sejarah dalam peran itu dan sangat menyenangkan untuk berbicara dengannya. Dia selalu sangat baik kepada saya. Dia adalah orang yang hebat.”

Namun, saat ditanya siapa pemain yang dia idolakan. "Di tim Inter hari ini, saya sangat menyukai (Ivan) Perisic. Bermain dalam peran yang sama dengannya, saya selalu mengamatinya. Saya mencoba belajar darinya karena, dia sangat kuat."

Jalan untuk bermain di level senior reguler untuk Carboni tidak jelas, yang berarti kemungkinan peminjaman bisa dilakukan pada musim panas 2022 setelah dia memperpanjang kontraknya dengan Inter Milan hingga 2025.

"Saat ini, saya sedang berpikir untuk menyelesaikan musim dengan baik bersama Primavera," tegasnya. "Kami memiliki pertandingan penting, seperti play-off yang ingin kami menangkan.”

“Kemudian, di akhir musim, kami akan mengevaluasi dengan agen saya dan Inter pilihan terbaik untuk saya.”

"Saya selalu menetapkan tujuan jangka pendek untuk diri saya sendiri, tetapi saya bermimpi bermain di tim utama di Inter atau di tim utama di klub Serie A," tutupnya.

Carboni tampaknya berada di jalur yang benar untuk mencapai impian itu. Setelah seminggu berlatih bersama Messi dan anggota skuat Argentina lainnya, dia tahu lebih dari kebanyakan bahwa mimpi terkadang menjadi kenyataan.

(mochamad rahmatul haq/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network