Liga Premier
Libero.id - Menurut sebuah laporan Mail on Sunday, setidaknya 15 pemain Liga Premier gagal tes doping dalam beberapa tahun terakhir, khususnya pada 2015-2020. Anehnya, tidak satu pemain pun yang dihukum.
Seperti olahraga pada umumnya, di sepakbola, segala bentuk doping haram hukumnya. Bahkan, di kompetisi dengan level seketat Liga Premier, tes doping digelar secara berkala setiap pertandingan. Itu dilakukan acak kepada pemain-pemain tertentu yang tampil menonjol.
Doping sendiri merupakan zat terlarang yang dikonsumsi atlet untuk meningkatkan performa mereka. Ada lima kelas obat terlarang, yang paling umum adalah stimulan dan hormon
Selain obat peningkat kinerja, tes positif untuk kategori doping juga dikembalikan narkoba seperti ganja, kokain, dan morfin. Termasuk juga sabu-sabu.
Menurut laporan, secara total, 88 pesepakbola Britania Raya dari mulai Inggris, Wales, dan Skotlandia ikut dalam tes tersebut. Satu pemain masih dalam penyelidikan lima bulan setelah tes dilakukan.
Temuan itu dirilis menyusul serangkaian permintaan kebebasan informasi kepada Badan Anti-Doping Inggris (UKAD).
Dalam selusin kasus obat peningkat performa, ada satu tes positif untuk amfetamin dan tiga untuk triamsinolon. Itu adalah kortikosteroid yang digunakan oleh atlet balap sepeda, Sir Bradley Wiggins, untuk mengobati demam sebelum memenangkan Tour de France.
Kasus Liga Premier juga termasuk empat hasil tes positif untuk stimulan Ritalin dan satu untuk penguat testosteron Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Positif yang tersisa adalah untuk steroid prednisolon dan turunannya, serta diuretik indapamide. Semuanya adalah jenis untuk zat terlarang lainnya.
? 15 Premier League footballers failed doping tests between 2015 and 2020. None were sanctioned. A total of 88 footballers from England, Wales and Scotland failed tests during that time.
(Source: Daily Mail) pic.twitter.com/p0AK4eAVOK
— Transfer News Live (@DeadlineDayLive) April 17, 2022
Uniknya, tak satu pun dari pemain yang dites positif terkena hukuman. UKAD mengatakan keputusan untuk tidak mengeluarkan penangguhan biasanya karena tertelan secara tidak sengaja atau pemain memilikinya di tubuh tanpa tujuan kecurangan.
Penjelasan sederhananya, mereka tidak bersalah, sehingga tidak ada hukuman dari UKAD atau FA.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 24 pemain dari luar Liga Premier mengembalikan hasil tes pada periode yang sama. Dari 24 pemain tersebut, 15 diantaranya terkena sanksi.
How motivated are UKAD and the Premier League to punish elite footballers for doping offences? Here's your official, statistically supported answer. pic.twitter.com/EIZ8aOkEaJ
— ?????? (@cleans_letsrun) April 17, 2022
(mochamad rahmatul haq/anda)
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini