Simone Inzaghi
Libero.id - Inter Milan melaju ke final Coppa Italia musim ini. Mereka lolos setelah menghancurkan AC Milan dalam duel bertajuk Derby della Madoninna di Giuseppe Meazza, Rabu (20/4/2022) dini hari WIB.
Pelatih Inter, Simone Inzaghi, memuji tim asuhannya yang 'fantastis' karena mengalahkan Milan 3-0 di semifinal Coppa Italia. Mantan pelatih Lazio itu berharap mereka bisa mengambil momentum itu dalam perburuan Scudetto musim ini. “Kami ingin berjuang sampai akhir di seimua lini.”
I Nerazzurri mengamankan kemenangan mereka dengan dua gol babak pertama dari Lautaro Martinez, kemudian Robin Gosens menyambut umpan Marcelo Brozovic dari jarak dekat untuk hasil akhir 3-0.
Leg pertama berakhir 0-0, jadi dengan aturan gol tandang masih aktif, skor imbang di sini akan membuat I Rossoneri lolos. Namun, pasukan Stefano Pioli urung mewujudkan itu.
Sebaliknya, Inter akan memainkan final Coppa Italia pertama mereka sejak 2010/2011, ketika mereka mengalahkan Palermo untuk mengangkat trofi.
Mereka akan menghadapi Juventus atau Fiorentina. Mereka akan menjalani leg kedua semifinal Kamis (21/4/2022).
“Para pemain luar biasa malam ini, karena kami memainkan derby dengan kecerdasan, taktik, menyerang pada waktu yang tepat. Kami menginginkan final dan memenangkan derby ini, karena ada tiga pertemuan yang sangat berbeda sebelum ini, tetapi yang ini layak mendapat tempat di final,” kata Inzaghi kepada Mediaset.
Bisakah kemenangan ini memberi Inter dorongan yang mereka butuhkan untuk membawa I Nerazzurri meraih Scudetto, terutama karena mereka masih memiliki satu pertandingan di tangan?
“Kami berharap kami dapat menjaga momentum ini dan kami telah bekerja untuk ini sejak 8 Juli. Kami tahu perjalanan yang telah kami lalui, kami memenangkan Supercoppa pada Januari, kami memiliki final pada Mei dan juga ingin mengakhiri musim Serie A dengan cara terbaik,” timpal adik kandung striker legendaris Milan, Filippo Inzaghi tersebut.
I Nerazzurri sempat tersesat pada Februari, tetapi menemukan kembali semangat mereka setelah kemenangan tandang ke Juventus.
“Kami melakukannya dengan baik untuk tetap tajam, karena selama satu setengah bulan ketika kami begitu sibuk dengan Supercoppa, dan Liga Champions dengan Liverpool. Kami kehilangan beberapa poin, tetapi terus bekerja dan sekarang jalan masih panjang. Kami ingin berjuang sampai akhir di semua lini.”
Inzaghi mengejutkan banyak orang dengan memilih Joaquin Correa daripada Edin Dzeko, tetapi assistnya mengirim Lautaro Martinez untuk gol kedua.
“Saya memiliki empat striker dalam kondisi bagus, pelatih harus membuat keputusan setiap hari. Jangan lupa pergantian pemain membuat kami memenangkan Piala Super, kemudian 10 hari kemudian orang-orang menyalahkan pergantian pemain karena kami kalah dalam derby 2-1. Perdebatan berkecamuk tentang perubahan saya selama enam minggu. Saya mendengarkan kritik yang membangun, bukan yang lain.”
“Orang-orang mengatakan kami adalah favorit di Serie A, kemudian kami tersingkir sepenuhnya, jadi itu akan menjadi pertempuran sampai akhir dengan Napoli dan Juventus masih di sana juga.”
Ini adalah Derby della Madonnina keempat bagi Inzaghi dan yang pertama dia menangkan, karena antara Serie A dan Coppa Italia ada dua hasil imbang dan kekalahan 2-1.
“Saya pikir kami memainkan tiga derby itu dengan baik juga, kami hanya tidak cukup tajam untuk meraih kemenangan. Saya sangat senang untuk para penggemar ini, penontonnya luar biasa malam ini. Kami tahu Inter belum mencapai final Coppa Italia sejak 2011, belum mencapai 16 Besar Liga Champions selama 11 tahun, jadi kami membutuhkan penggemar kami untuk mendukung kami di seluruh laga.”
Keberhasilan Inter makin terasa istimewa setelah kedatangan mantan bintang mereka, Adriano, yang berada di tribune penonton.
Pria yang akrab disapa L'Imperatore selama aktif bermain itu jelas memberikan dukungan penuh kepada I Nerazzurri.
“Kenangan terbaik dalam karir saya terkait dengan Inter,” ujarnya, dikutip Football Italia.
“Semuanya meninggalkan bekas dalam hidup saya dan kenangan terbaik dalam karier saya terkait dengan Inter: permainan, gol, emosi,” tulis Adriano di Match Programme.
“Tapi, apa yang saya bawa sampai sekarang adalah saya merinding ketika mendengar nyanyian mereka untuk saya. Fans Inter selalu membuat saya merasa spesial.”
Adriano memiliki potensi untuk menjadi salah satu penyerang tengah terbaik sepanjang masa, juga bersinar dalam masa peminjaman di Fiorentina dan Parma, tetapi karirnya merosot karena depresi setelah kematian ayahnya.
— Alfredo Pedullà (@AlfredoPedulla) April 19, 2022
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini